Budak Tuan Alejandro

Budak Tuan Alejandro

Menjadi budak

Seorang gadis berambut panjang tengah berdiri dengan kedua kaki yang bergetar. Kepalanya hanya bisa tertunduk, jemarinya saling bertautan, meremmas dengan cemas. Gadis itu bernama Isabella.

Beberapa menit yang lalu, sebelum ia masuk ke ruangan ini, Isabella di persiapkan oleh pelayan. Sekujur tubuhnya mendapat perawatan, pakaian yang ia kenakan saat ini pun terlihat indah menempel di tubuhnya. Ditambah wewangian sensuall yang bisa meningkatkan gairahh lawan jenis.

Ia takut dengan apa yang saat ini ada di depannya. Isabella ingin melarikan diri, tapi sungguh ia takut dengan ancaman Catalina, yang ingin melenyapkan ibunya jika ia tidak patuh dengan Catalina.

"Apa kau masih tetap ingin berdiri?" suara itu semakin membuat Isabella cemas. Bukannya melangkah maju, Isabella tetap berdiri di tempatnya.

"Ck!" terdengar decakan kesal dari pria itu. "Aku sudah membayar mahal sisa hidup mu! apa kau tidak mau melayani ku? dan berdiri seperti itu sampai mati!" sedikit ada rasa penyesalan telah membeli seorang budak dengan harga yang mahal. Harusnya wanita yang ada di hadapannya saat ini bisa bekerja dengan setimpal.

"Merepotkan!" serunya murka.

Duarrr!

Satu tembakan ia luncurkan di atas langit-langit. "Kalau kau tidak berguna, lebih baik kau mati saja!" kedua matanya memerah, ingin sekali menghabisi wanita yang ada didepannya ini.

Isabella terduduk lemas, tangisannya mulai berderai. Ia takut setengah mati. Sungguh malang nasibnya di pertemukan pria yang sangat kejam.

"Kau ingin mati??" sekali lagi suara pria itu menggelegar, kalo ini ia mengacungkan pistol ke kepala Isabella.

Isabella menggeleng cepat. "Tidak, tolong jangan bunuh aku." suaranya gagap karena takut. Perlahan ia mulai berdiri, memberanikan diri melangkah menuju pria si pembeli tubuhnya.

"Lebih dekat!" Mata tajam elang itu mengamati wajah penuh kesedihan Isabella. Ia menjepit dagu budak barunya dengan jemari. "Lumayan, kau cukup menarik untuk menghibur ku." katanya.

Alejandro Spencer, pria bangsawan yang telah membeli Isabella dari rumah bordil. Ia sudah sering membeli seorang budak untuk di pekerjakan di kediamannya. "Kau masih murni?" tanyanya.

Isabella mengangguk. Ia tahu apa yang di ucapkan Alejandro. Catalina memasang harga mahal karena kesempurnaan Isabella sebagai seorang gadis.

Seringaian terlihat jelas di wajah pria tampan itu. Ia perlu memberikan apresiasi pada bawahannya yang berhasil menemukan barang bagus.

Srekk.. srekkk..

Alejandro merobek gaun yang Isabella kenakan. Ia menarik gadis itu ke atas ranjang. "Puaskan aku!"

Degup jantung Isabella menari dengan kencang. Ia merinding dengan sentuhan pria itu. Berulang kali ia menutupi area pribadinya saat Alejandro menatapnya buas.

"Ingin mati? atau puaskan aku? Hem?" serunya. Ia tidak suka penolakan, budaknya itu harus menuruti apapun keinginannya.

Dengan hati dan tangisan pilu, Isabella membiarkan Alejandro memiliki tubuhnya. Pria itu tak kenal rasa kasihan. Setiap kali Isabella menjerit dan meminta ampun, makan Alejandro semakin buas menggerakkan tubuhnya.

Nasibnya begitu tragis, sedari dulu Isabella selalu mendapatkan penindasan dari Catalina, dan saat ini ia pun mendapatkan perlakuan yang sama, bahkan lebih buruk.

"Ibu maafkan aku." jeritnya dalam hati. Kepergiannya dari rumah keluarga Thompson beralasan karena ingin bekerja di tempat yang lebih menjamin. Catalina ikut berperan saat Isabella meminta ijin keluar dari rumah itu. Hingga kedua orang tua Catalina dan ibu Isabella mengijinkan.

Seolah tak pernah puas, Alejandro terus menerus menikmati tubuh murni seorang budak. Ia tidak perduli dengan wanita yang ada di bawahnya, yang nyaris tak sadarkan diri. Alejandro terus berpacu mengejar sebuah kenikmatan.

Alejandro menghentikan kegiatannya saat tubuh Isabella benar-benar terkapar, tak berdaya.

Setelah puas, Alejandro bergegas meninggalkan kamar itu. Ia berpesan pada pelayannya yang berjaga di depan pintu. "Urus dia! sepertinya sedang sekarat!" titahnya.

"Baik tuan." pelayan bernama Emma berlari cepat masuk ke dalam kamar. Ia segera membantu Isabella, memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Isabella.

Wanita paruh baya itu menatap iba pada Isabella yang tergolek di atas ranjang, penampilannya saat ini bisa menjelaskan jika Tuan Alejandro telah melakukan kekerasan dan pemaksaan. "Sungguh malang nasib mu."

"Markus!" Alejandro memanggil tangan kanannya. Ia melempar segepok uang pada Markus, "Kerja bagus!"

"Terimakasih tuan." Markus menundukkan kepala sebagai rasa hormat. Beruntungnya, ia cepat menemukan gadis ber-kriteria yang tuannya inginkan.

Menemukan gadis suci nan cantik sangat susah saat ini. Jika cantik sudah pasti telah banyak di sentuh oleh pria. Masih suci, tetapi wajah dan tubuhnya pasti tidaklah menarik.

Dan Isabella menjadi pilihan tepat untuk sang tuan yang memang sudah lama menginginkan gadis murni.

***

Di tempat lain, Catalina sedang berpesta menikmati uang hasil menjual Isabella.

"Catalina, kau sungguh pintar mendapatkan uang sebanyak itu." Monica ikut senang merayakan kebahagiaan Catalina.

"Seharusnya aku menjual Isabella sedari dulu. Ternyata aku bisa mendapatkan uang sebanyak ini." ia tertawa atas kemenangannya. Catalina tidak peduli dengan nasib Isabella yang mungkin saja berakhir tragis.

"Aku yakin, Isabella saat ini tengah melayani pria tua Bangka." di jual ke rumah bordil tentu saja akan mendapatkan pria acak. Kebanyakan pria hidung belang yang singgah di sana adalah pria paruh baya dengan perut yang membuncit.

"Aku tidak peduli! Isabella mati pun aku tidak peduli, dia hanya seorang anak pelayan!" Catalina tidak mempunyai hati sedikit pun, ia melupakan kebaikan Isabella padanya. Sedari mereka kecil, Catalina dan Isabella tumbuh bersama. Kebencian Catalina mulai timbul tatkala Wiliam lebih tertarik pada Isabella yang hanya anak pelayan, bukan dirinya!

"Wow.. kau sungguh jahat Catalina.." Monica baru menyadari jika Catalina memiliki sifat yang tak terduga. Ia tahu jika Catalina membenci Isabella, tapi tidak menyangka kebencian itu sangat dalam. Terlihat seperti dendam.

"Jangan membicarakan Isabella lagi, lebih baik kita bersenang-senang saja." Catalina sangat muak mendengar nama Isabella. Ia ingin nama itu tersingkir dari sekitarnya.

***

...Hai teman-teman, ketemu lagi di karya baru ku. Semoga kalian suka ya..🤗🤗...

Terpopuler

Comments

Elizabeth Yanolivia

Elizabeth Yanolivia

pelayanannya = pelayannya

2023-02-22

1

Iis Mansyur

Iis Mansyur

keren banget... dan ngarep banget kisah benzema nyasar kesini juga🤭🤭🤭

2022-12-23

3

Renita Reynaldi

Renita Reynaldi

mampir thor

2022-12-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!