Hasrat Terlarang Sang Ibu Mertua

"Bagaimana pun caranya? Aku harus cepat sampai ke desa itu," gumam Markisa.

Di sepertiga malam yang sunyi senyap itu, Markisa sedang duduk sendiri didalam kemudinya, ia terlihat sangat fokus dalam mengatur laju kendaraannya di jalan yang nampak sepi.

Pepohonan yang tumbuh di pinggir jalan itu pun, sudah ribuan banyaknya Markisa lewati. Namun, hingga sampai detik ini dirinya belum juga sampai ke tempat tujuannya.

Dimana tempat yang menjadi tujuannya adalah sebuah pondok pesantren. Tempat dirinya dan Royco pernah menimba ilmu agama bersama-sama.

Dan ditempat itu juga, Markisa dan Royco dipertemukan kembali setelah mereka berdua sempat terpisah sekian tahun lamanya.

Hoaammm...

Karena begitu sangat melelahkan perjalanan itu, Markisa pun terserang kantuk. Namun, demi bisa cepat sampai ke desa itu. Markisa mengabaikan rasa kantuk nya. Dan lebih memilih menambah kecepatan laju mobilnya, agar bisa cepat sampai ke pondok itu.

"Sayang... tolong kakak."

Suara yang tetiba hadir dalam pendengaran Markisa saat bola mata itu tak kuat menahan rasa kantuknya, sehingga Markisa pun terkesiap dan langsung terbangun, karena kaget saat suara Royco tetiba hadir dan langsung menyadarkan dirinya dari rasa kantuk itu.

"Kak Roy... " gumamnya.

Saat tersadar, Markisa sontak panik Mendapati laju kendaraan yang keluar dari jalurnya. Dan dengan cepat Markisa berusaha mengendalikan laju mobilnya ke jalur yang benar.

"Syukurlah... " gumam Markisa yang langsung menghentikan laju mobilnya menepi di bahu jalan, tak lama tangan lembut itu langsung mengelus dadanya lega.

Kejadian itu membuat Markisa, mau tidak mau harus beristirahat sejenak, demi bisa terhindar dari marah bahaya yang kapan saja bisa merenggut nyawa, jika Markisa ngotot mengemudikan mobilnya dalam keadaan ngantuk berat.

Di dalam mobil itu Markisa pun sengaja tertidur, demi bisa mengobati rasa kantuknya. Dan Tanpa disengaja, dalam tidurnya itu Markisa pun langsung bermimpi.

Dalam mimpinya, datanglah kakek buyut Royco. Kakek buyut yang dulu pernah memberikan keris sakti kepada Royco.

"Assalamualaikum, Cu...! Kakek sengaja datang untuk membantumu, keluar dari kesusahan yang sedang kamu alami sekarang ini."

"Walaikumsallam, Kek. Cucu mu ini memang lagi dalam kesusahan. Mohon petunjuk mu kek, agar nanti cucu mu ini bisa menyelamatkan suami tercintaku, yang sekarang ini sukmanya sedang di penjarakan oleh makhluk ghoib sebangsa jin jahat."

Markisa terlihat langsung bersimpuh duduk penuh hormat, dihadapan kakek buyut itu.

"Bangunlah, Cu! Dan ambilah kembali keris yang sempat kalian kembalikan pada Kakek tempo dulu. Dengan menusukan keris ini pada bagian perut jin jahat itu, makhluk itu pasti akan langsung binasa untuk selama-lamanya," terang sang kakek, dengan tangan yang sambil menyodorkan keris itu dihadapan Markisa.

Markisa pun meraih keris itu dari tangan sang kakek.

"Tapi kek... Bagaimana caranya, Agar aku bisa masuk dan menembus alam ghoib untuk menyelamatkan Kak Royco?" Tanya Markisa memohon petunjuk kepada kakek buyut.

"Dengan cara melepaskan sukma! Kelak jika kamu berhasil melepaskan sukma mu dari raga mu, nanti kamu bisa dengan mudah masuk menembus alam ghoib. Untuk itu, kamu pergilah! Dan minta bantuan sama guru mu di pesantren, " terang Kakek buyut.

"Baiklah kek. Terima kasih atas segala petunjuk mu. Aku akan mengingat ini baik-baik kek," ucap Markisa yang kemudian langsung menunduk, memberikan salam hormatnya kepada sang Kakek.

Ternyata tanpa Markisa lihat, sang Kakek itu langsung hilang dari hadapannya saat ia menunduk.

"Kakek buyut... " gumam Markisa matanya pun mengerliya kesana kemari, mencari keberadaan kakek itu. Saat tersadar dari tidur nya yang sebentar.

Tak lama, adzan subuh pun berkumandang. Sekilas terdengar dari kejahuan, bersumber dari toa masjid yang ada di pesantren tempat tujuan Markisa pergi.

"Akhirnya, tujuanku sudah dekat. Baiklah, sekarang aku akan melanjutkan kembali perjalanan ke tempat itu," racau Markisa seraya menghidupkan kembali mesin kendaraannya.

Di pagi hari yang sebentar lagi akan terpancarkan sinar matahari, Markisa pun mengarahkan roda mobilnya pergi meninggalkan tempat persinggahan nya menuju ke pondok pesantren.

Namun, baru saja Markisa sampai di tengah perjalanan. Laju mobilnya sudah dikagetkan dengan kakek-kakek yang sedang menyeberang jalan tiba-tiba.

Sontak Markisa kaget, ia pun menekan tombol klaksonnya dengan tidak beraturan, sehingga membuat sang kakek hanya tertegun berdiri ditengah-tengah jalan karena kaget.

"Awas, Kek...!" Seru Markisa yang kemudian langsung membanting setirnya ke arah kiri, mencoba menghindari laju mobilnya menabrak sang kakek.

Duarr...

Seketika bemper bagian depan kendaraannya langsung ringsek, karena mobilnya justru menabrak pohon besar yang ada di tepi jalan.

Kepulan asap yang berasal dari kap mesin mobil itu pun, langsung membumbung melayang tinggi ke udara.

"Astaga! Apa yang telah saya perbuat? Demi menghindari saya, mobil itu sampai menabrak pohon besar. Bagaimana nasib pengemudinya yah? Apakah selamat atau tidak? Aku harus segera ke sana untuk menolongnya " Kakek tua itu berbicara sendiri. Setelahnya ia pun berlari cepat menghampiri mobil itu.

"Astaga! Ternyata seorang wanita yang ada di dalam mobil itu. Aku harus cepat mengeluarkan wanita itu dari mobilnya, sebelum nanti mobil meledak hebat dan menghanguskan seluruh body mobil itu," gumam sang kakek, yang langsung panik mendapati seorang wanita dalam mobil itu.

"Ahhh, sial!" Sang kakek yang langsung mengumpat kesal saat mendapati pintu mobil itu susah di bukanya, karena sejatinya pintu mobil itu sengaja di kunci dari dalam oleh pengemudinya.

Dalam pikiran kalutnya, sang kakek pun akhirnya menemukan cara. Cara untuk bisa membuka paksa pintu mobil itu.

Sang kakek pun langsung mencari sebuah batu besar, dan langsung menghantam kan batu itu ke arah kaca pintu mobil.

Prangg...

Sekali hantaman, kaca itu pun bisa langsung pecah. Dan dengan sangat cepat, sang kakek itu langsung mengeluarkan Markisa dari mobilnya yang sebentar lagi akan meledak itu.

Namun, sang kakek tua itu langsung kaget, saat dengan tidak sengaja mata nya melihat suatu benda pusaka, yang sedang di genggam kuat oleh tangan Markisa yang pingsan.

Sang kakek pun langsung mengambil benda pusaka itu dari tangan Markisa.

"Astaga! Benda ini... ?" Gumam sang Kakek membolak balikan benda pusaka yang ia kenali.

Whusss...

Suara kepulan asap yang memaksa keluar dari mobil itu, sepertinya sebentar lagi mobil itu akan meledak, sehingga membuat kakek tua itu langsung panik.

"Ahhh... soal benda ini, nanti saya pikirkan lagi. Yang terpenting saya harus cepat mengeluarkan wanita ini, sebelum mobil nya meledak."

Kakek tua itu sekuat tenaga mengeluarkan Markisa dari dalam mobilnya, dan pergi sejauh mungkin menjauhi mobil yang sebentar lagi akan meledak itu.

Duarr...

Akhirnya mobil itu pun langsung meledak hebat, di saat sang kakek yang dengan susah payah telah berhasil menyelamatkan Markisa.

"Syukurlah... akhirnya selamat juga wanita ini," gumam sang kakek.