Kehilangan akibat peperangan dari pengkhianatan. Membuat Hui Wen juga tiada pada akhirnya. Tapi keinginan yang belum tercapai membawa keluarganya ke dalam kedamaian membuat Hui Wen justru terpanggil ke masa yang begitu jauh dibandingkan masa kelahirannya.
Hui Wen terbangun di raga seorang putri kaya yang ceroboh, b0doh dan suka foya-foya. Akankah Hui Wen dapat beradaptasi dengan cepat dan menjadikan keluarga itu seperti yang diinginkannya?
"Aku harus merubah pesona gadis ceroboh ini!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlalu Jauh
Aroma khas berupa anyir menyeruak. Sepasang kaki yang jalan terseok-seok itu berada diantara kumpulan tubuh yang tergeletak tak bernyawa itu.
Bau yang mulai mengelilingi tempat itu, nyatanya tak membuat sosok dengan setiap langkahnya dibantu oleh pedang berhenti sebelum menemukan apa yang dicarinya.
Kakinya berhenti, guci dari tanah liat menggelinding seiring dengan tubuh dengan goresan itu duduk menatap dengan sorot mata yang campur aduk saat ini.
"Aku pulang...." Lirihnya. Setelah menempuh perjalanan panjang dan penuh perjuangan. Bahkan pedang yang menjadi penyangga nya berubah warna setelah melakukan tugasnya dengan baik.
Tentu saja sosok yang diajak bicara tidak mengatakan apapun. Matanya menatap seluruh bangunan yang bisa dilihatnya. Perlahan, pandangannya mulai mengabur seiring tubuhnya jatuh....
"Hui Wen!" Seseorang memanggil namanya, dengan tubuhnya yang langsung ditahan agar tidak jatuh.
Hui Wen tersenyum kecil. "Bertahanlah, bantuan dari istana akan datang!" Hui Wen mendengar itu dengan jelas di telinganya.
"Tidak..... Aku akan menyusul..... A-yah dan i-buku." Ujarnya dengan sulit.
"Kau tau.... A-ku sudah berha-sil! Me-ng-habisi pengkhianat itu. Tapi...." Mata Hui Wen menatap kedua orang tua yang saling menggenggam. "Aku tidak bisa mengembalikan kedamaian keluarga kita."
"Jangan banyak bicara, kau akan baik-baik saja."
Hui Wen menggeleng. "Jaga dirimu. Jika ada kehidupan berikutnya, aku akan menjadi saudari yang lebih baik untuk -mu!" Matanya terpejam seiring dengan hembusan napas yang berakhir.
'Jika ada kehidupan berikutnya..... Jika ada kesempatan untuk mengulang, aku ingin setiap hal buruk tidak bisa mencapai keluarga ku, orang-orang yang aku cintai dan aku sayangi!'
"Hahhhhh!" Napas panjang dengan mata yang terbuka lebar membuat detak jantung itu berpacu cepat. Tubuhnya cukup sulit digerakkan, membuat matanya mengedar memeriksa sekeliling.
'Dimana... A-ku?' tanyanya sambil menetralkan detak jantungnya.
Matanya melihat tempat yang asing, aroma yang asing dan juga..... Benda-benda yang asing. Tangannya mencoba bergerak, dan perlahan terangkat dan membuat matanya bertemu dengan tangan yang lemah dan ada sesuatu yang menancap disana.
"Senjata apa ini?" Pikirnya. Tangan satunya ingin menyentuh benda yang menancap di sana.
"Apa ingin berulah lagi? Tidak cukup satu infus?" Suara itu terdengar tidak bersahabat. Mata yang masih sayu itu menoleh, tampak seorang pria dengan pakaian yang asing tapi bagus dimatanya.
"Kalau sudah sadar, kenapa tidak diam saja? Apa tidak bisa?" Suara itu bicara lagi, dengan sorot mata yang mengandung kekesalan dan yang lainnya.
'Siapa dia?'
"A-ku......" Saat mulutnya ingin bicara, bayangan-bayangan langsung menghantam kepala nya membuat dia terdiam dan merasakan sakit.
"Sera? Jangan mulai lagi!" Ujar pria itu saat melihat keadaan sosok yang terbaring di ranjang putih itu.
"Sera?" Panggilnya kembali, tapi tidak ada respon dengan kata-kata melainkan dengan reaksi berupa rasa sakit.
"Dokter! Dokter!" Pria itu langsung bergerak cepat dan memanggil dokter untuk datang segera.
Tak lama pintu terbuka, memperlihatkan sosok pria dengan jas putih dan stetoskop yang menggantung dileher nya. "Periksa Sera!" Suasana langsung tegang, dokter segera melakukan tindakan.
'Dasar anak pemalas!'
'Mau sampai kapan kau seperti ini terus?'
'Tapi, aku sudah belajar.'
'Kalau kau belajar tidak mungkin mendapatkan nilai jelek seperti ini! Astaga!'
'Selalu saja menyusahkan! Lebih bagus kau pergi saja! Pergi dengan teman-teman mu itu! Kalau perlu jangan kembali!'
'Baik! Aku pergi! Tidak ada yang menghargai ataupun menyayangi ku disini. Aku akan perlihatkan kalau aku.......' tubuh itu langsung melayang saat mobil menghantam tubuhnya, koper yang dibawanya langsung terlempar entah kemana. Suasana dengan hujan lebat langsung membuat orang-orang berkumpul.
Sera, merasakan sesuatu menusuk kulit nya. Dan itu membuat kesadaran nya mulai menghilang. 'Aku, berada di zaman lain? Dan di tubuh..... Orang lain.' ujarnya dan tak lama kesadaran nya menghilang dan matanya terpejam.
Bersambung.......
Hai semuanya, mohon dukungannya untuk karya baru author ya. Dengan cara memberikan like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak 🥰🙏🙏
semoga ketahuan n di gagalin