Perjalanan hidup Tania yang menikah dengan seorang putra dari keluarga kaya raya karena sebagai penebusan rasa bersalah.
Bukan menjadi enak hidupnya semakin tersiksa dengan mertua nya yang tidak pernah menerimanya karena dirinya berasal dari keluarga miskin
Bagaimanakah kisah selanjutnya apakah Tania akan bertahan? Atau justru memilih menyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Reno masuk ke dalam kamar dengan tubuh lelah. Pria itu meletakkan tas kerjanya di atas ranjang sambil melonggarkan dasi yang mengikat di lehernya
Reno menatap ke arah pintu kamar mandi yang tertutup.
"Mungkin Tania sedang mandi" gumam Reno
Ceklek
Wanita itu keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah lesu. Tania memegang kepalanya yang terasa pening sekali
"Hoeekkk" Tania kembali masuk ke kamar mandi dan memuntahkan seluruh isi perutnya
Sudah berulang kali Tania keluar masuk ke kamar mandi karena perutnya serasa di aduk aduk sedari tadi
Reno yang semula memejamkan matanya karena lelah langsung terbangun saat mendengar suara istrinya yang muntah
Pria itu langsung berjalan menuju kamar mandi dan terlihat Tania sedang berusaha memuntahkan isi perutnya
Reno mendekat dan memegangi rambut Tania agar memudahkan wanita itu sambil memijat tengkuk Tania
Setelah dirasa cukup Tania membasuh mulutnya dan bersandar pada wastafel
"Kamu sakit?" tanya Reno
"Gatau" ucap Tania
"Kayanya masuk angin aja deh" ucap Tania
Reno membawa tubuh istrinya untuk keluar dari kamar mandi dan duduk di ranjang. Pria itu memijat kepala Tania yang ia letakkan di atas pangkuannya
"Kita ke rumah sakit aja ya aku khawatir sama keadaan kamu" ucap Reno
Tania menggelengkan kepalanya menolak. "Pasti gak di bolehin sama mama" ucap Tania
"Nanti aku yang bilang" ucap Reno
"Mau ya" bujuk Reno akhirnya Tania mengangguk menyetujui
Mereka berdua berjalan keluar dari kamar dan menuruni anak tangga satu persatu untuk ke lantai bawah
"Kalian mau kemana" tanya Adelia membuat keduanya menoleh ke arah belakang
"Aku mau bawa Tania ke rumah sakit dia sakit maa" ucap Reno
"Gausah nyusahin aja dia sakit apa sih palingan juga sepele" ucap Adelia
"Dia muntah terus dari tadi" ucap Reno
Adelia terdiam sejenak. Muntah sedari tadi? Apa jangan jangan
"Gak mama gak ijinin kamu bawa dia ke rumah sakit" ucap Adelia
"Tapi ma..."
"Reno!!" tegas Adelia
"Pelayan!!" teriak Adelia
"Iya nyonya" ucap pelayan itu
"Kunci pintu gerbang tidak boleh ada yang keluar atau masuk tanpa ijin dari saya" ucap Adelia dan pergi begitu saja
Reno dan Tania hanya bisa menghela nafas kasar saja. Saat ini dirinya seperti berada di penjara setelah menikah dia tidak pernah melihat dunia luar
Akhirnya sepasang suami istri itu kembali masuk ke dalam kamar. Reno mengambil obat untuk muntah dan memberikannya pada istrinya itu. Untung saja di kotak obat masih ada obat persediaan
"Kamu minum ini dulu siapa tau bisa reda" ucap Reno dan Tania mengangguk
Wanita itu meminum obat yang di berikan oleh Reno dengan segelas air. Setelah meminum obat Tania merasa lebih baik dari sebelumnya
Dua bulan kemudian
Selama dua bulan terakhir Tania merasakan mual dan pusing setiap harinya. Bahkan setiap pagi dirinya memuntahkan isi perutnya
Dan selama dua bulan itu pula Adelia melarang Reno membawa Tania ke rumah sakit. Bahkan untuk membeli obat saja Reno harus membelinya secara diam diam
"Jika kau berani membawa Tania ke rumah sakit maka kau akan durhaka sama mama" ancam Adelia yang tidak bisa Reno lawan
Namun bagaimana lagi satu sisi dia khawatir pada istrinya namun di sisi lain dia harus patuh pada perintah mamanya