NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Dokter Dingin

Terpaksa Menikahi Dokter Dingin

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikah Kontrak / Dokter
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: EvaNurul

ATMAJA FAMILY SERIES#1



"Bagaimana jika aku melunaskan saja semua biaya operasi ayahmu itu?" ucap dingin pria tinggi berwajah tampan.

Wanita yang berada dihadapannya itu menatapnya berbinar. "Beneran Dok? terimaksih Dokk terimakasih banyak."

"Tapi semua itu tidak gratis." Dokter itu menarik smrik-nya.

"Mak-maksud dokter?"

"Aku akan melunaskan semua biaya operasi ayahmu itu serta pengobatannya sampai dia sembuh dan bayarannya kau harus bersedia menikah dengan ku."

Bagaimana jadinya jika seorang dokter tampan tiba-tiba berbaik hati melunaskan pengobatan ayah dari gadis tak mampu seperti Elena tapi semua itu tidak gratis, Elena harus membayarnya dengan kehidupan dan masa depannya itu.

Apakah Elena menerima tawaran Dokter itu? bagaimana kelanjutannya?

SELAMAT MEMBACA❤



[ JANGAN LUPA DUKUNGAN NYA DENGAN LIKE, VOTE DAN KOMEN YA! JANGAN LUPA FOLLOW BIAR GAK KETINGGALAN UP ]



Cover by Pinterest.
Copyright 2020

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EvaNurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB20: Amarah Abraham

HAPPY READING GUYS❤

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya pintu operasi pun terbuka menampilkan brankar yang ditiduri Dimas berjalan keluar dan bergerak menuju kearah ruang rawatnya.

Elena segera bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti brankar itu, semoga saja semuanya berjalan dengan lancar dan hasilnya pun baik.

Ketika sudah sampai Elena langsung masuk kedalam ruang rawat Bapaknya. Disana terlihat beberapa suster yang sedang memindahkan tempat tidur Dimas.

Ketika sudah selesai para suster itu pun berpamitan untuk kembali bertugas meninggalkan Elena disana.

Ruangan nampak sepi dan sunyi karna hanya ada Elena dan Bapaknya yang masih setia menutup mata. Elena langsung berjalan dan mendekati ranjang Dimas.

"Semoga Bapak sembuh ya, Nanti setelah Bapak sembuh Elena janji bakal kerja keras buat bahagiain Bapak." ucap Elena tersenyum. Ia tau Dimas tidak mungkin bisa mendengar ucapanya tapi ia tetap mengutarakanya.

"Bapak bangun dong, jangan bikin Elena sedih kayak gini."

Elena mengenggam telapak tangan Bapaknya erat. Ia mencoba memberi kekuatan pada Dimas, siapa tau saja dengan ini Bapaknya bisa terbangun.

___

Bryan keluar dari ruangan operasi, ia memang sengaja keluar sedikit terlambat karna ia memiliki urusan didalam sana dengan beberapa dokter lainnya jadi ia menyuruh para suster untuk membawa pasiennya keluar terlebih dahulu.

Bryan bergegas menuju ruang rawat Dimas untuk mengecek bagaimana kondisi pria itu dan pastinya juga mengecek keadaan Elena. Ia hanya khawatir gadis itu masih bersedih prihal Ayahnya.

Drtt..drtt..

Ponsel yang ia taruh di saku jasnya bergetar pertanda ada yang menelpon membuat Bryan sedikit kesal. Ia lantas mengambil handponenya dan mengangkat sambungan telpon tersebut tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Apa!?" sentak Bryan dengan kesal. Ia ingin segera melihat kondisi gadis itu tapi karna sambungan telpon ini membuatnya jadi menghentikan langkahnya.

"Dasar anak sialan! berani sekali kau membentak Papahmu!"

Mendengar suara itu membuat Bryan menjauhkan telponnya dan segera melihat siapa yang menelpon. Ya, disana tertera nama Abraham yang tak lain adalah Ayahnya.

"Aku tidak melihat yang menelpon tadi. Ada apa Papah menelpon? aku sedang sibuk." sahut Bryan tanpa merasa bersalah.

"Cih, sok sibuk!" jawab seseorang dari ujung sana.

Bryan hanya diam, ia masih menunggu lanjutan ucapan dari sang Ayah.

"Kapan kau menikah dengan gadismu itu?" lanjut Abraham.

"Secepatnya."

"Secepatnya itu kapan?! kau ini lambat sekali mengambil keputusan! jika gadis itu berubah pikiran bagaimana?"

Wajah Bryan mengkerut binggung. "Berubah pikiran?"

"Iya! jika gadis itu berubah pikiran tidak mau menikah denganmu bagaimana? Papah hanya takut tidak ada yang mau denganmu lagi selain gadis itu."

Bryan mengumpat dalam hati. Papahnya ini tidak tau saja jika banyak wanita diluar sana yang mengantri ingin dinikahinya.

"Papah tenang saja gadisku tidak mungkin berubah pikiran. aku sekarang sedang sibuk jadi kita lanjutkan nanti."

Bip.

Bryan memutuskan sambungan telponnya sepihak tak lupa ia juga mematikan handponenya agar tidak ada lagi yang menelpon. Setelah itu Bryan pun bergegas melanjutkan langkahnya menuju kearah ruang rawat yang ditempati Ayah dari Elena.

___

"Ck! benar-benar ya anak itu!" kesal Abraham dengan pandangan penuh amarah.

Anak pertamanya itu memutuskan sambungannya sepihak membuat dirinya merasa marah. Jika saja Bryan ada disini mungkin Abraham akan menghajar anak itu.

Abraham sekarang sedang duduk dikursi tempat kerjanya yang berada dirumahnya dengan tangan yang memegang sebuah berkas.

Ia tersenyum miring melihat beberapa berkas yang berisikan detail pribadi seseorang. Ya, tadi dirinya menyuruh bawahannya untuk mencarikan detail tentang kehidupan Elena. Abraham hanya ingin tau bagaimana sikap dan kehidupan gadis pujaan hati Bryan dan setelah membaca berkas itu, dirinya yakin jika Elena adalah orang baik-baik.

Brak!

Mata Abraham membulat ketika mendengar suara gebrakan buka pintu yang cukup keras dari arah depannya.

"Papah!" panggil Aiden dengan nafas yang tersengal-sengal. Yang membuka pintu tadi adalah anak keduanya-Aiden, entah apa yang akan disampaikan anak itu sampai terlihat buru-buru seperti itu.

Aiden segera berjalan menuju kearah meja kerja Abraham. Ia ingin memberikan sebuah informasi pada sang Ayah. "Chaca-"

"Ada apa dengan adikmu?!" tanya Abraham.

Aiden nampak mengatur nafasnya perlahan untuk menstabilkan tubuhnya. "Anak itu kayaknya-"

"Papah!"

Sebelum Aiden melanjutkan ucapannya tiba-tiba saja ada suara yang memotongnya membuat Aiden dan Abraham melihat keasal suara itu.

Disana terlihat seorang gadis cantik dengan wajah yang sembringah. Chaca berjalan dengan anggunnya menuju ketempat kedua orang itu.

"Pah, dipanggil Mamah tuh dikamar. Katanya Mamah kangen sama Papah." ucap Chaca dengan tersenyum miring melirik sekilas Aiden.

Mendengar nama istrinya disebut membuat Abraham bangkit dari duduknya. "Yasudah Papah ke kamar dulu, ingat! kalian jangan ada yang bertengkar." setelah itu Abraham berjalan keluar dari ruangan ini meninggalkan kedua anaknya.

Aiden dan Chaca memang sering bertengkar dan membuat keributan sehingga Abraham dan Meldi pun sering dibuat pusing dengan tingkah kedua anak itu.

Ketika sudah melihat Papahnya keluar, Chaca pun segera melipatkan tangannya didada dan tersenyum sinis. "Kakak mau ngadu ya sama Papah?"

Sebenarnya Aiden ingin menyampaikan jika Chaca akan berbuat sesuatu pada Elena agar calon kakak iparnya itu tidak betah berada disini. Jika ia memberi tau sang Papah pasti Papahnya itu akan memarahi adiknya dan memperingati anak itu agar tidak berbuat aneh-aneh, namun sayangnya anak itu sepertinya tau apa yang akan ia katakan pada Papahnya tadi.

"Siapa juga yang mau ngadu. Sok tau lo." Aiden pun berjalan keluar dari ruangan sang Papah meninggalkan Adiknya itu sendirian.

Chaca mengubah wajahnya menjadi kesal. Ia hanya ingin tau seberapa cintanya calon kakak iparnya itu pada kakaknya-Bryan, jadi tidak apa-apa bukan jika dirinya me-ngetes wanita itu?

↔↔↔

Sebagian dari kalian ingin visual/cast dari para tokoh. Untuk itu aku akan kasih visualnya dipart ini. Semoga kalian suka ya❤

Ini hanya visual khayalan author, jika kalian mempunyai khayalan sendiri tidak masalah.

1. Elena Alyandra. [Elena]

2. Bryan Atmaja. [Bryan]

3. Putri Mutiara. [Putri]

4. Frischa Claras Atmaja. [Chaca]

5. Aiden Atmaja. [Aiden]

Terimakasih sudah membaca😍

1
nissa
cuekin aja mereka na
nissa
tanda merah di leher elena kali
nissa
kasar banget sih mulut nya si brayn
nissa
aduh patah hati nanti si wilson nya
nissa
nah lho ketemu wilson
nissa
yo itu gengsi biasal lah orang kaya
nissa
saba2 elena, walaupun dongkol hati nya
nissa
pasti bahagia elena tenang saja
nissa
iya lama banget sih nikah nya
nissa
sirik aja lo put
nissa
haduh seperti nya brayen cemburu nih sama aiden
nissa
hm,papa sama adik nya brayen tu
nissa
ternyata ramah juga mama nya brayen sama adik nya bryen ya
nissa
mati ketakutan elena, sampai tangan nya dingin
nissa
baik banget hati elena , mau berbagi makanan nya sama yang membutuhkan, sedangkan bryen nya cuek gak oerduli
nissa
hmm ternyata perhatian juga pak dokter sama elena
nissa
bikin kesel bener tu dokter
nissa
dingin amat tu dokter, membuat elina takut saja
nissa
mantap seru nih kayak nya
nissa
duh kenalan tu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!