NovelToon NovelToon
DIKHIANATI OLEH JANJI DIBANGKITKAN OLEH AI

DIKHIANATI OLEH JANJI DIBANGKITKAN OLEH AI

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem / Kehidupan di Kantor / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Nayla dan Dante berjanji untuk selalu bersama, namun janji itu pudar ketika Nayla mendapatkan pekerjaan impiannya. Sikap Nayla berubah dingin dan akhirnya Dante menemukan Nayla berpegangan tangan dengan pria lain. Hatinya hancur, tetapi sebuah kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan Gema, kecerdasan buatan yang menjanjikan Dante kekayaan dan kekuasaan. Dengan bantuan Gema, Dante, yang sebelumnya sering ditolak kerja, kini memiliki kemampuan luar biasa. Ia lalu melamar ke perusahaan tempat Nayla bekerja untuk membuktikan dirinya. Dante melangkah penuh percaya diri, siap menghadapi wawancara dengan segala informasi yang diberikan Gema.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEO Yang baik hati

Pagi hari yang cerah, Bram melangkah santai memasuki ruangan Freya. Pintu kaca yang tebal seolah tak mampu menahan aura dominasi yang terpancar dari setiap langkahnya. Freya, yang sedang fokus pada layar tabletnya, tidak langsung menyadari kehadiran Bram.

"Sibuk sekali, CEO muda?" suara Bram terdengar dalam, memecah kesunyian.

Freya mendongak, matanya sedikit membulat karena terkejut. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya. "Bram? Ada apa? Tumben sekali datang ke sini."

Bram mengabaikan pertanyaan Freya. Ia berjalan lebih dekat, lalu duduk di kursi di hadapan meja kerja Freya tanpa diundang. Tatapannya menelusuri wajah Freya, seolah mencari celah atau kelemahan.

"Aku dengar kau bertemu dengan Dante," godanya, suaranya mengandung nada meremehkan. "Pria yang memperbaiki komputermu itu, kan?"

"Ya, Bram. Ada apa?" jawab Freya dengan nada formal, kembali memegang kendali. Ia tidak suka cara Bram memulai percakapan ini.

"Oh, tidak ada apa-apa," jawab Bram sambil bersandar santai. "Hanya saja, aku tidak suka jika ada orang yang tidak tahu tempatnya di perusahaan ini. Terutama orang-orang yang terlalu... ambisius."

Freya menatap Bram dengan penuh perhatian, seolah membaca setiap kata yang diucapkannya. Ia tahu Bram sedang membicarakan Dante.

"Maksudmu apa? Dia hanya memperbaiki komputerku, dan dia tidak meminta imbalan apa pun. Aku rasa dia tulus," jawab Freya, membela Dante.

Bram tertawa pelan, tawanya dingin dan penuh perhitungan. "Tulus? Jangan naif, Freya. Di dunia ini tidak ada yang tulus. Aku tahu orang-orang sepertinya. Mereka mendekatimu, membangun citra yang baik, lalu menusukmu dari belakang."

Freya mengerutkan keningnya. "Aku tidak mengerti kenapa kau begitu membencinya. Dia sangat profesional."

"Aku tidak membencinya. Aku hanya memastikan kau tidak membuat kesalahan," Bram mengubah posisinya menjadi lebih serius. "Orang seperti dia bisa menimbulkan masalah."

Bram melanjutkan, suaranya merendah. "Kau harus memecatnya, Freya. Demi kebaikan perusahaan ini. Kau tahu, aku ingin melihat perusahaan ini tetap maju, tidak terganggu oleh urusan pribadi yang tidak penting."

Freya menatap Bram. Ia mencoba memahami motifnya, tetapi ia tidak menemukan alasan yang masuk akal. Apa yang Bram takutkan dari seorang insinyur IT senior? Mengapa ia begitu ingin menyingkirkan Dante?

"Aku tidak bisa melakukan itu, Bram. Aku tidak punya alasan. Aku tidak bisa memecat seseorang hanya karena kau tidak menyukainya," jawab Freya dengan tegas.

Bram tersenyum sinis. "Kau tahu, aku bisa saja membuat alasan. Lagipula, siapa yang akan percaya pada kata-kata seorang insinyur IT senior dibandingkan direktur perusahaan? Pikirkan lagi, Freya."

Freya hanya bisa menatapnya, bingung dan marah. Ia tidak pernah membayangkan Bram akan melakukan hal seperti itu.

Setelah Bram pergi, Freya terdiam sejenak, pikirannya berputar. Ia tidak bisa menerima permintaan Bram begitu saja.

Perintah itu terasa tidak masuk akal, tanpa dasar yang jelas. Ia sudah dua kali bertemu Dante; pertama saat ia memperbaiki mobilnya, lalu saat ia memperbaiki komputernya.

Setiap kali, pria itu menunjukkan profesionalisme dan etika yang tinggi. Freya memutuskan, ia tidak bisa memecat Dante berdasarkan prasangka Bram semata. Ia butuh kejelasan, dan ia butuh dari orang yang bersangkutan. Dengan cepat, Freya mengambil ponselnya. Ia membuka daftar kontak, mencari nama Dante.

Panggilan itu tersambung, dan Freya menunggu dengan cemas.

Di sisi lain, Dante sedang menatap layar laptopnya, saat ia melihat panggilan masuk dari nomor yang tidak ia kenal.

A

Dante menghela napas panjang sebelum menekan tombol terima. "Halo?" suaranya tenang, tanpa emosi.

"Dante?" suara Freya terdengar ragu-ragu di ujung sana. "Ini Freya, CEO-mu. Maaf mengganggumu, tapi ada yang ingin kutanyakan padamu."

Dante tetap tenang. "Ya, Bu Freya. Ada yang bisa saya bantu?"

Freya merasa aneh. Pria di seberang telepon terdengar begitu profesional, begitu jauh dari gambaran yang Bram coba berikan padanya.

"Ini tentang Bram," Freya memulai dengan hati-hati. "Dia baru saja datang ke ruanganku dan meminta agar aku memecatmu."

Keheningan melanda percakapan. Freya menunggu respons Dante, tetapi yang ia dengar hanyalah napas tenang pria itu.

[Jangan tunjukkan emosi. Jangan membela diri. Jawab dengan logika dan fokus pada tujuan. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa kau berbeda.]

Gema memberikan nasihat. Dante mengangguk, seolah menjawab Gema.

"Bram?" Dante akhirnya berbicara, nadanya begitu santai. "Saya tidak mengerti mengapa dia ingin saya dipecat. Saya hanya melakukan pekerjaan saya."

"Dia bilang kau terlalu ambisius," Freya menambahkan.

"Saya rasa, ambisi adalah hal yang baik untuk seorang karyawan," Dante membalas. "Ambisilah yang membuat saya ingin selalu berkembang. Jika Bram menganggap ambisi adalah ancaman, itu mungkin masalahnya, bukan masalah saya. Apakah saya melanggar aturan perusahaan? Apakah ada keluhan tentang pekerjaan saya?"

Freya terdiam, terkejut dengan jawaban Dante yang begitu lugas dan logis. Ia tidak membela diri, ia tidak menyerang balik, ia hanya menyajikan fakta. Pria ini tidak emosional, tidak terpengaruh, dan sangat berbeda dari yang Bram gambarkan. Freya mendapati dirinya merasa semakin kagum dengan Dante.

"Tentu saja tidak," jawab Freya. "Tidak ada keluhan. Faktanya, kau salah satu insinyur IT terbaik yang kumiliki. Dan kau tidak melanggar aturan apa pun."

"Baiklah kalau begitu," Dante mengakhiri. "Jika ada hal lain, jangan ragu untuk menghubungi saya."

Freya menutup telepon, dan ia hanya bisa menatap ponselnya, pikirannya kini jauh lebih jernih. Bram tidak bisa mengerti Dante karena ia melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.

Bram melihat Dante sebagai ancaman, sementara ia melihatnya sebagai aset. Freya merasa ia perlu melakukan sesuatu untuk menebus kata-kata Bram. Pikirannya melayang, teringat bagaimana Dante membantunya dua kali tanpa pamrih. Ia merasa bersalah.

Freya mengambil ponselnya lagi, mencari nama Dante. Jantungnya berdebar kencang. Ia mengumpulkan keberaniannya sebelum menekan tombol panggil. Freya menunggu.

Dante kembali mengangkat telepon. "Ya, Bu Freya?"

"Dante, maaf mengganggumu lagi," Freya memulai dengan nada penuh penyesalan. "Aku benar-benar minta maaf atas apa yang Bram katakan. Aku tahu itu tidak benar. Aku tidak bermaksud menyebarkan hal-hal yang tidak benar. Aku benar-benar menyesal."

Ada jeda sejenak di ujung sana. Dante merasa ada sesuatu yang janggal, ia merasa Gema membisikinya, mengarahkan ia untuk menyambut penyesalan itu.

[Dia sedang berada dalam titik lemah, jangan membiarkan kesempatan ini. Balaslah dengan positif.]

"Tidak apa-apa, Bu Freya. Saya tidak pernah mengambil hati apa yang dikatakan Bram. Dia hanya merasa khawatir." suara Dante terdengar santai, seolah ia benar-benar tidak terpengaruh.

Freya merasa lega. "Baguslah kalau begitu. Sebagai bentuk permintaan maafku, aku ingin mengajakmu makan malam. Bisakah kau meluangkan waktu malam ini?"

Dante terdiam, memproses tawaran itu. Tawaran itu datang pada waktu yang tepat. Sebuah kesempatan emas.

[Terima tawaran itu.]

"Tentu," Dante menjawab. "Saya akan menemuimu malam ini. Dimana?"

Freya tersenyum, lega. "Bagaimana kalau restoran di lantai 30 gedung perusahaan kita? Aku akan memesan tempat untukmu."

"Baiklah, Bu Freya," suara Dante terdengar formal, tetapi Freya dapat merasakan sedikit kelegaan dalam nada bicaranya.

"Panggil saja aku Freya," jawab Freya.

"Baiklah, Freya."

Setelah menutup telepon, Freya merasa jauh lebih baik. Ia tidak hanya membersihkan nama Dante, tetapi juga mengambil langkah untuk membangun hubungan yang lebih baik dengannya. Hubungan yang, Freya rasakan, akan menjadi sangat penting di masa depan.

1
Ariski
bagus thor. lanjutkan thor jngn lama lama up nya
Was pray
Lucas terlalu hebat buat dante, ibarat anak TK melawan profesor... ambisi yg tak terkontrol menghilangkan kewaspadaanmu dante
Was pray
dante masih kalah jaaauuuuuh sama Lucas, dalam tekhnologi dan strategi, nyatanya komunikasinya disadap sama Lucas saja tidak tahu padahal dulu sebelum freza ke Amerika, udah ada keterlibatan Lucas dengan bima sebagai bidaknya utk menghancurkan xy grup, trs kasus kecelakaan dante juga Krn Lucas ,tapi sampai detik ini gak ada tindakan dante terhadap tindakan lucas
Was pray
dante gak dikasih tau sama gema soal Lucas yg menargetkan freza-?
Was pray
Lucas itu sebenarnya dendam dengan dante apa sama freza sih? jadi di sini yg jadi korban itu dante apa freza?
Was pray: waduh.... othor nih .. malah main rahasia rahasian .. kan jadi pinisirin...
total 2 replies
Was pray
jangan janji dante tapi berusaha , karena janji itu berat, seberat rindu... kata Dylan... 🤭🤭
Khusus Game: Ebuzet....🤣
total 3 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: hadir ka. aman..
total 1 replies
Was pray
Nayla sumber masalah, kalau sumber duit sih menguntungkan... lah ini sumber masalah ya bikin buntung bukan untung.... 😄😄😄
Khusus Game: Punya mantan ke gini ribet juga ya🤣
total 1 replies
azizan zizan
ada kejanggalan bila baca(SUARA AKU KEMBALI TERDENGAR) apa tu... ini seolah-olah kau buat cerita tentang diri kau sendiri Thor.. kalau Gini yah sudah lah jadi hilang serinya aku buang aja lah dari rak baca ku...cisss hilang semangat terus mau baca...
Khusus Game: Oke k. makasih informasinya.👍🙏
total 1 replies
azizan zizan
ngapain emosi sama perempuan jalang itu malah gama yang di tengking nya.. apa kau lupa masa kau terpuruk gama yang bantuin kamu.. dasar lupa daratan...
azizan zizan
memerhati dahulu...
Khusus Game: siapp.. KA.. akoh siap dihujat🤣
total 1 replies
azizan zizan
hmmm... ini berkisarkan kehidupan dengan sistem ya... aku harap si ATHOR bijak mengolah alur ceritanya ya.. jangan jadi seperti novel2 yang sama seperti ini.. kebanyakkan mc jadi tolol tidak pernah belajar dari kesilapan... walaupun ini berkisahkan fantasi biar alurnya agak berlogokan lah gitu...
Was pray
freza selamat karena keberuntungan kan? orang yg merasa dirinya sukses biasanya akan hilang kewaspadaannya. termasuk dante juga. kejadian ini moga aja menyadarkan freza dan dante bahwa dirinya masih jauh dari zona aman sehingga jangan terlalu nyaman
Khusus Game: setuju, betuy cekali
total 1 replies
Was pray
bram lebih cerdas dari freza, strategi bisnis memang freza cerdas, tapi strategi dalam trik trik menghadapi kasus kejahatan Bram lebih cerdas, hanya keberuntungan yg bisa nenyelamatkan freza
Was pray
moga dante tetap rendah hati dengan keberhasilannya dan tidak mudah berpuas diri
Was pray
mawar 🌹 sudah diluncurkan... up nya tambah rajin Thor...
Was pray
akan lebih baik jika yg dilakukan dante bukan untuk pencitraan, tapi Krn ketulusan , hasilnya akan lebih bagus dan lebih mulia karena pencitraan itu kesannya penipuan secara terselubung, kelicikan berbalut kebaikan
Khusus Game
oke KA langsung revisi
Was pray
maaf Thor, kurangi penggunaan kosa kata "ini baru permulaan dan ini baru mulai" banyak sekali penggunaan kosa kata tersebut dalam tiap bab
azizan zizan: setuju yang itu... ini boleh melemahkan alur cerita dan boleh membosankan para pembaca untuk membaca..
total 1 replies
Was pray
dante lupa siapa yg membantu dikala kesulitan. tanpa gama kamu hanya pria bodoh, galau boleh tapi akal sehat gunakan, kepribadian mu me... nge... ce... wa... kan.. itu yg bisa ku ungkapkan atas sikapmu terhadap gama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!