Follow akun IG-ku @sata_erizawa
WARNING: KOMEDI ROMANTIS! JANGAN MEWEK-MEWEK, WAKTUNYA TERTAWA NGAKAK!
Sinopsis:
Karena tidak mendapatkan kost cewek, aku terpaksa harus menyamar menjadi cowok agar bisa ngekost di kost-kostan khusus cowok.
Namun gila, KENAPA AKU HARUS SATU KOST DENGAN MUSUH BEBUYUTANKU?
Padahal, aku datang ke kampus ini demi mencari calon suamiku yang waktu kecil berjanji mau menikahiku.
Sekarang, aku malah harus dihadapkan dengan kehidupan kost khusus laki-laki yang tak pernsh aku bayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sata Erizawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OSPEK TERAKHIR 2: Jail 2: Bayar Hutang
Satria berlari untuk menghindari amarah Sifa. Sifa mengejarnya. Dalam hati Sifa ingin sekali menangkap Satria dan membantainya tanpa ampun. Mencincangnya dan membuang cincangannya di tengah laut untuk makanan para hiu.
Mereka berdua seperti sama kembali ke masa kecil yang bercanda riang dan saling kejar-kejaran.
“Kucing belang, mati kau!” gertak Sifa.
“Coba saja kalau bisa! Dua belas...” Balas Satria.
Mereka berdua terus saja saling berkejaran. Sementara Rendra memandangi mereka dengan tangisan lebay. Dari kejauhan, Arezt yang kebetulan juga satu kelas dengan mereka memandang lucu tingkah dari Sifa.
"Gadis yang manis.." Gumam Arezt.
Cukup lama mereka berdua saling ejek dan berkejaran. Hingga akhirnya Sifa merasa kelelahan sendiri, ia tidak mampu menangkap Satria. Sifa terlihat mengatur nafasnya yang terengah-engah, Sementara Satria duduk di kursi depan Sifa dengan perkasanya. Semua cewek fangirlsnya semakin tergila-gila padanya.
Satria bagai raja tak terkalahkan.
“Hmm, capek ya?” Goda Satria.
“Hih, kau ini manusia paling menyebalkan di dunia ini. Dasar kucing belang. Jelek. Bodoh.” Ejek Sifa.
“Tiga belas...” Kata Satria tidak peduli.
“Kucing belang dodol, geblek,tidak bermutu! Tidak berkualitas!” Tambah Sifa tidak mau kalah.
“Bisa tidak jangan panggil aku seperti itu?” Tanya Satria mulai kepancing.
Satria lama-lama kesal juga dengan perlakuan Sifa terhadapnya.
“Heh? Kenapa kucing belang? Tidak terima? Tidak suka?” Tanya Sifa.
“Jangan panggil aku seperti itu kubilang! Atau...” Kata Satria.
“Atau apa?” Tantang Sifa.
“Atau.. atau aku akan menciummu!” Kata Satria penuh kemenangan.
Sifa langsung sontak kaget mendengar kata-kata Satria. Bagai tersambar petir saat mendengar kata cium keluar dari mulut Satria.
Mati kutu rupanya. Sementara anak-anak lain yang asyik ngobrol sendiri juga ikut kaget mendengarnya. Rendra yang mendengarnya lebih memilih pergi meninggalkan mereka. Mungkin karena tidak sanggup saja, tapi entahlah.
“Cuih,tidak sudih! Dasar kucing belang kurang ajar. Mata keranjang, mata monyet, ganjen. Mesum lagi.” Kata Sifa semakin marah.
“Lima belas...”
“Kucing...”
“Enam belas...”
“Bisa tidak kau berhenti menghitung kucing...”
“Tujuh belas...”
“Tidaakkk...kau kucing menyebalkan...”
“Sudah, kau hutang delapan belas ciuman padaku.” Kata Satria.
“Tidak peduli, kucing belang mesum..” kata Sifa.
“Kau hutang sembilan belas ciuman, jika hutang harus dibayar. Dan satu hal lagi, aku tidak mesum.” Kata Satria.
”Ogah amat. Dasar kerbau dungu.” Dengus sifa.
“Dua puluh..” Kata Satria.
“Eih, enak saja. Itu tidak masuk hitungan tahu .” Bantah Sifa.
“Mau kucing, kerbau, atau apalah, itu semua masuk hitungan. Jika kau tidak bisa memanggilku Satria, maka akan kutagih hutangmu terus.” Kata Satria.
“Sial..Jika begitu, kau juga harus memanggilku Sifa!” Kata Sifa.
“Tidak mau.” Jawab Satria singkat.
“Kau curang.” Kata Sifa.
“Memang.” Kata Satria tersenyum menang.
Sejenak suasana terdiam. Sifa pun memutar otaknya untuk mencari cara melawan Satria yang sangat menyebalkan itu. Satria hanya memandangnya dengan pandanganan heran.
Sifa jika sedang memikirkan sesuatu itu terlihat bodoh. Itulah yang Satria fikirkan. Dan akhirnya, setelah cukup lama menyelami otaknya, Sifapun menemukan jurus jitu.
“Baik, jika kau tidak mau memanggilku Sifa, aku juga akan menCIUMmu!!!” Kata Sifa tersenyum sinis. Satria langsung kaget mendengarnya. Tapi rupanya Satria memiliki cara untuk melawannya. Satria itu bodoh, dia jenius!!
“Baik...silahkan CIUM aku!!!” Tantang Satria.
Sifa kaget mendengarnya. “Bagaimana ini? Ogah amat aku menciumnya. Ihhh, najis. Perlu mandi kembang tujuh rupa jika sampai terjadi.... Ah, paling dia hanya menggertak aku saja. Akan ku ikuti permainanmu kucing belang jelek. Hehe..” Pikirnya dalam hati.
“Baik...” Kata Sifa mantapkan diri mendekati Satria yang duduk di bangkunya.
Melihat hal itu, Satria langsung beranjak bangun dari duduknya. Kemudian ia memegang santai pipi Sifa dengan kedua tangannya. Seolah-seolah ia terlihat bersiap untuk menciumnya.
Sementara para mahasiswa yang lain memandang ke arah mereka. Mahasiswa yang tadinya duduk, kini beranjak bangun dari duduknya. Para fansgirl Satria berteriak-teriak tak beraturan.
“Ap...ap...apa yang akan kau lakukan??” Gugup Sifa saat Satria memulai mendekatinya.
“Membantumu menyelesaikan hutang-hutangmu.” Jawab Satria dengan senyuman mematikannya.
