NYAMAR JADI COWOK: Cinta 180 Derajat
“Hiks..hiks..hiks…”
Terdengar pilu suara tangis seorang gadis kecil lugu yang belum tahu apa-apa. Ia duduk sendiri di bawah pohon rindang sekitar pemakaman.
Pemakaman?
Ya, pemakaman. Tepatnya pemakaman kakeknya.
Berulang kali terdengar sang gadis kecil yang selalu menyebut nama kakeknya di sela tangisannya. Kakek dan kakek. Air mata tulus sang gadis kecil terus saja mengalir menandakan betapa kehilangannya dia akan kepergian sang kakek.
Meski ia masih kecil, tapi ia masih bisa mengingat jelas kenangan indah bersama sang kakek. Tak kuasa menahan kesedihannya, sang gadis kecil-pun duduk bersimpuh dan menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan luka kehilangannya. Hingga akhirnya seorang anak laki-laki sebayanya menghampiri.
“Kau kenapa menangis sendirian?” Tanya polos anak laki-laki kecil.
Mendengar seseorang berkata padanya, sang gadis kecil-pun menengadahkan kepalanya. “Hiks.. mereka bilang kakek sudah tidur dan tidak mau bangun lagi. Mereka bahkan melarangku membangunkan kakek..” Jawab lugu sang gadis kecil.
Sang gadis masih belum paham akan arti kematian sebenarnya.
“Tentu saja tidak boleh.” Jawab si anak laki-laki kecil yang berjongkok di depan sang gadis kecil yang sedang bersimpuh.
“Kenapa tidak boleh? Jika tadi aku membangunkan kakek dengan cepat, aku pasti bisa mencegahnya… hiks .. hiks..” Sang gadis mulai menangis lagi.
Ia sesegukkan.
“Mencegah apa..?” Si anak laki-laki kecil penasaran.
“Mencegah mereka menimbun kakek yang sedang tidur di tempat tidurnya. Mereka mengubur kakek dengan tanah.. hiks.. hiks.. kakek.. kakek…”
Tempat tidur yang dimaksud mungkin peti mati. Itulah yang muncul di benak si anak laki-laki kecil.
“Mereka melakukannya untuk membuat kakek tidur nyenyak dan mimpi indah…” Si anak laki-laki kecil memiliki pemikiran yang bisa dibilang jauh dari seusianya.
“Benarkah?”
“Hm, tentu saja. Jadi, jangan bersedih ya! Kakek sudah tidur nyenyak. Kakek juga akan di jaga oleh Tuhan dan malaikat-malaikat..”
“Kau kata siapa?”
“Ibuku yang selalu bilang begitu saat kakekku tidur seperti kakekmu.. “
Si anak laki-laki kecil menundukan kepalanya sejenak mengingat kepergian kakeknya. Melihat si anak laki-laki kecil yang menunduk, sang gadis kecil seolah mengerti kesedihan si anak laki-laki kecil itu.
“Kau jangan bersedih..!”
Si anak laki-laki kecil tersenyum manis. “Aku tidak akan bersedih, tapi kau juga harus berjanji untuk tidak akan bersedih juga..”
“Hm, aku janji. Aku tidak akan bersedih lagi!” Sang gadis kecil mengusap air matanya dan ikut tersenyum riang.
“Aku harus pergi, ibuku pasti mencariku..”
Mendengar kata-kata si anak laki-laki kecil, sang gadis kecil terlihat sedih lagi. Ia merasa masih ingin bersama dengan si anak laki-laki kecil. Si anak laki-laki kecil yang bisa membuatnya tersenyum.
“Jangan bersedih lagi! Kau sudah berjanji padaku…”
Kata si anak laki-laki kecil.
“Tapi kau mau meninggalkanku..”
Si anak laki-laki kecil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Ia mencari sesuatu. Dari saku celananya, ia mengambil sebuah gelang indah berhiasan kristal warna putih. Begitu berkilau, apa lagi saat terkena sinar matahari.
“Ini satu-satunya pemberian kakekku. Simpanlah ini untukku..!” Si anak laki-laki kecil memberikan gelang kristal kepada sang gadis kecil.
“Tapi ini pemberian kakekmu..”
“Kakek bilang, aku boleh memberikannya pada gadis yang ingin aku lindungi.. dan kaulah orangnya..”
“Aku..?”
Si anak laki-laki kecil mengangguk. Sang gadis kecil-pun kembali menyimpulkan bibirnya. Entah apa yang ia rasakan. Saat itu, ia hanya sangat senang.
“Jaga dan simpanlah gelang dari kakekku ini..!”
“Apa kita akan bertemu lagi?”
“Tentu! Suatu saat nanti aku akan melihatmu pas memakai gelang itu..” Kata si anak laki-laki kecil.
Pas di sini artinya gelang itu tidak kebesaran di tangan si gadis kecil.
"Maka saat aku pas memakai ini, kau harus menikah denganku!" Kata si gadis kecil.
"Hah? Aku tidak mau.."
"Kenapa?" Si gadis kecil terlihat cemberut.
"..."
"Kenapa?" Si gadis kecil menuntut jawaban.
"Menikah itu hanya untuk orang yang saling menyukai."
"Aku menyukaimu."
Si anak laki-laki kecil itu menghela nafas. Gadis kecil di hadapannya itu masih sangat polos. "Menikah itu urusannya orang dewasa."
"Tapi kita akan menikahnya saat dewasa nanti." Si gadis kecil rupanya pandai bicara. "Jika kau tidak mau menikahiku, aku akan menangis lagi.." Kini malah mengancam.
"Hah.. baiklah, aku akan menikahimu saat dewasa nanti.." Si anak kecil ini tidak tega melihat si gadis kecil kembali menangis.
Si gadis kecil menyimpulkan senyum bahagianya. "Janji?" Si gadis kecil menunjukkan jari kelingking mungilnya.
Si anak laki-laki kecil menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking si gadis kecil. "Iya janji.."
"Kalau ingkar, jarinya dimakan ayam."
"Kalau ingkar, jarinya dimakan ayam."
"Kalau ingkar, jarinya dimakan sapi."
"Kalau ingkar, jarinya dimakan sapi."
Janjipun terpatri di antara dua anak kecil itu. Ketika angin berhembus dingin, di bawah pohon rindang, kawasan pemakaman.
.
.
.
Si anak laki-laki kecil menoleh ke arah jalan dimana sebuah mobil berhenti, dan nampaklah dari balik jendela seseorang melambaikan tangannya. Mengisyaratkan si anak laki-laki kecil untuk segera pulang.
“Nah itu ibuku. Baiklah, sampai jumpa ya…” Si anak laki-laki kecil berlari ke arah mobil. Tapi belum sampai mobil, si anak laki-laki kecil membalikkan badannya dan ia berteriak.
“Jangan bersedih! Karena aku yakin kita pasti akan bertemu lagi! Aku akan memenuhi janjiku!” Teriak si anak laki-laki kecil sambil berulang kali melambaikan tangannya.
Sang gadis kecil membalas dengan melambaikan tangannya juga. "Aku tidak akan bersedih lagi! Di mana aku bisa menemuimu nanti?"
"Universitas Patriot!"
Sang gadis tersenyum riang seiring mobil yang ditumpangi si anak laki-laki kecil itu pergi meninggalkannya.
.
.
.
“Ya, aku juga yakin kita pasti akan bertemu lagi…” Kata sang gadis kecil sambil menatap gelang Kristal yang sebenarnya terlalu besar untuk tangannya. “Tapi siapa nama anak itu? Aku lupa menanyakannya…”
Sebuah janji mengawali dari kisah yang akan sangat panjang ke depannya. Janji di masa muda? Ralat, di masa kanak-kanak. Bisakah mereka memegang janjinya sampai dewasa nanti? Akankah janji itu selalu teringat? Tidak terlupakan? Ada yang meragukan kemampuan mengingat masa kecil saat dewasa nanti?
Satu hal yang perlu diingat! Ini adalah klu penting bagi si gadis kecil dan si anak laki-laki kecil.
Universitas Patriot!
Ya, Universitas Patriot! Kampus ternama di Indonesia. Kampus yang sangat terkenal, bahkan anak kecilpun tahu keberadaannya. Di kampus sebagai tempat 'ketemuan' saat dewasa nanti.
Si gadis kecil maupun si anak laki-laki kecil itu bertekat jika mereka kuliah nanti, mereka akan masuk ke Universitas Patriot!
Dengan usaha dan doa, mereka yakin jika suatu saat mereka akan berjumpa lagi...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
jatmiko U
coba baca
2023-05-01
0
Winalia Cahya
kaya di drama Korea...
2023-02-07
0
Nuri
saya tdi mellow tb" ngakak 😭🙏
2021-12-22
0