Zira mengetahui kekasih nya selingkuh dengan sahabatnya sendiri dua hari sebelum ijab kabul diucapkan.
Namun Zira tetap bertahan dan melanjutkan pernikahan karena tak mau orangtu malu.
Sayangnya sang tunangan memilih pergi dengan kekasihnya dan meninggalkan nya, di tengah orang banyak. Zira malu dan putus asa. Begitu juga dengan orangtuanya.
Tiba tiba muncullah seorang pria yang bersedia menikahi Zira, menggantikan posisi sang kekasih.
Dia adalah Juan, pria muda yang sudah beberapa kali bertemu dengan Zira secara tidak sengaja. Entah apa yang membuatnya mengajukan diri dan mau menikah dengan zira.
Bagaimana kisahnya???
Akankah rumah tangga mereka berjalan baik? atau berujung di meja perceraian??
Akan kah kedua nya saling cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamie kembar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pindah kantor
Malam ini mereka tidur dengan damai. Zira tidak lagi tidur di sofa. Juan mengangkat tubuhnya dan memindahkannya ke tempat tidur. Juan tidak tega melihatnya.
Pagi pagi seperti biasa Juan bangun lebih dulu, mandi dan melaksanakan kewajibannya.
Orangtuanya mengajarkannya untuk selalu mengingat sang pemilik kehidupan. "Setinggi apapun derajat dan pangkat mu nak, jangan lupa pada sang pemilik hidup. karena dia memiliki kuasa dan dengan mudahnya dia membolak balik kehidupan manusia." itulah pesan yang sering diucapkan ibunya sebelum beliau meninggal dunia.
Zira terbangun dan melihat disebelahnya kosong. Matanya berkeliling mencari sosok pria yang sudah menjadi suaminya.
Zira tertegun saat melihat suaminya melaksanan ibadah sholat subuh. Zira diam dan terus menatap Juan yang terlihat khusyuk melaksanakan ibadahnya.
Dia rajin beribadah, aku jadi malu sendiri. Aku....sudah lama aku melupakan Tuhan. kapan ya terakhir kali aku sholat? entah aku pun tak tahu.
Zira berpura pura kembali tidur saat dilihatnya Juan selesai melaksanakan sholatnya. dia pura pura mengapa.dan bangun.
"Bangun dan buatkan sarapan untukku." ucap Juan.
Zira bangun dan segera ke dapur. Dia menggulung rambutnya asal dan berjalan menuruni tangga.
Tampak Zira asyirik memasak. Juan turun dengan memakai kemeja dan mengancingkan ya. Dia sudah terlihat rapi dan tampan.
"Mana sarapanku?" ucapnya di meja makan.
"Sebentar," ucap Zira
Zira membawa teh hangat dan sepiring nasi goreng untuk Juan.
"Aku tidak pandai memasak, dan hanya bisa buat ini." ucapnya.
"Tidak masalah. ini juga baik. Tapi aku mau kamu belajar untuk masak. kau bisa menacri resep masakan melalui google atau kursus masak. Aku tidak suka makan makanan luar, tidak higienis dan pastinya kurang sehat. Aku mau kau masak makanan untukku, Karena aku pastikan akan pulang kerumah untuk makan malam bersama mu, jika ada waktu aku akan menyempatkan makan siang di rumah." ucap Juan.
"Lalu selama enam.bulan kau mengurungku di rumah?" bantah Zira
"Tidak, kau bisa keluar, belanja, kursus atau apalah. Tapi ingat kau harus sudah ada di rumah saat aku pulang." ucap Juan.
dia mulai menyendokkan nasi goreng ke.mulutnya. "lumayan" ucap Juan dan terus memasukkan nasi gorengnya.
selesai makan Juan mengambil dompetnya dan mengeluarkan kartu kreditnya.
"Ini, gunakan untuk belanja keperluan mu. Kau bebas mau membeli apa saja yang kau mau." ucap Juan.
"Tapi_"
"Aku suami mu dan aku wajib menafkahi mu." jawab Juan.
"Pakaikan dasi ku, itu juga bagian dari tugasmu sebagai istri." ucap Juan.
dengan bersungut Zira mengambil dasi di tangannya dan memasangkannya ke leher Juan. Begitu juga dengan jasnya.
Zira mengambil tas Juan dan membawanya hingga ke depan pintu kamar mereka.
"Aku berangkat, hati hati dirumah." ucap Juan.
Zira memberikan tasnya, Juan mengangkat tangannya di depan Zira.
Dengan wajah masam, Zira mencium tangan Juan. Juan menarik kepala istrinya dan mencium kening nya. Setelah itu dia berjalan tanpa mengucapkan apapun. Zira bengong melihat sikap manis Juan. Lagi lagi dia kalah langkah, Juan sudah menciumnya lagi.
Zira masuk dan mulai membersihkan apartemen Juan. jam sembilan semua pekerjaannya selesai. Zira keluar menuju kafe miliknya dan ingin bertemu Shinta.
Zira menggunakan taksi menuju kafe miliknya. Dijalan dia menelpon Sinta.
"Sinta kamu ada waktu nggak, nongkrong di kafe aku yuk. Aku lagi bete nih" ucapnya.
"Tri...pengantin baru masih ingat gue Mak, kirain dah nggak ingat temen. ya udah deh, ntar lagi aku on the wat. Tunggu disana ya." ucap Shinta dan memutuskan panggilan telepon.
Zira turun dari taksi dan memasuki kafe miliknya yang sudah mulai buka.
"Pagi mbak, sapa para pekerjanya."
Zira tersenyum ramah menanggapinya. Zira terus berjalan menuju ruangannya. dia belum memeriksa laporan- keuangan kafe karena sibuk dengan rencana pernikahannya. Hari ini dia berencana untuk menyelesaikan tugasnya ini.
Sementara di kantornya Juan masuk ke ruangannya, namun dia terkejut melihat barang barangnya sudah tidak ada lagi disana.
Juan berjalan menuju ruangan Tomi. Sang pemilik ruangan pun belum hadir. Juan mengambil ponselnya dan menelpon Tomi.
"Halo tom, dimana barang barang gue? loe pecat gue?' ucap Juan dengan nada marah.
"Wii, nanya nya satu satu. Ngapain loe datang ke kantor gue. loe lupa Radit dah ngangkat loe jadi wakil direktur perusahaan nya , jadi kantor loe juga udah pindah kesana, ngapain loe ke kantor gue lagi." ucap Tomi.
" loe mecat gue?" bentak Juan.
"Gue itu nggak mecat loe dodol, loe tuh naik pangkat.
"Kita ketemu di kantor XYZ Corporation, ok." Tut.....panggilan terputus.
Tomi mematikan sambungan telponmya karena dia malas berdebat dengan Juan.
Juan kembali keluar kantor Tomi menuju mobilnya dan melajukannya menuju XYZ Corporation.
Juan memarkirkan mobilnya, Dia berjalan masuk ke dalam. Di dalam lift dia bertemu Darren.
"Selamat datang pak wakil direktur, senang bertemu dengan anda. " sambut Darren.
"Terima kasih, jangan berlebihan. aku rasa usia kita sebaya panggil Juan saja."
"Mari aku tunjukkan ruangan anda." ucap Daren lagi dengan sopan.
Daren dan Juan melangkah bersama menuju ruangannya. "Silahkan masuk."…
Terima kasih." jawab Juan
Juan memperhatikan sekelilingnya.