Perebutan tahta terjadi di dunia dewa antara dewa perang Zhi Guang dan dewa kegelapan Hei An dan akhirnya pun mereka bertarung untuk memperebutkan tahta itu apakah yang terjadi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agie Namanya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 20
Meraka terus berjalan-dan berjalan melewati banyak pepohonan juga danau. Dan tak lama setelah itu Ling Er berheti dan Xun Zhi juga berhenti di belakangnya. Lalu Ling Er menunjuk ke arah gua yang jaraknya agak jauh.
Kemudian Xun Zhi melihat kearah yang Ling Er tunjuk. Terlihat olehnya sebuah gua yang disinari oleh sinar api unggun.
"Teman-temanku beristirahat disana." Ucap Ling Er sambil melihat ke arah Xun Zhi.
"Ohh begitukah, aku gak tau bahwa di sebelah sini ada gua."
"Baiklah kalau begitu mari ikuti aku."
"Baiklah kalau begitu Ling Er, eh ... tapi apakah teman-temanmu tidak akan marah?"
"Tidak akan apa-apa tenang saja ada aku." Ucap Ling Er kepada Xun Zhi sambil melambaikan tangannya.
Ling Er berjalanan menuju gua itu. Sementara Xun Zhi masih terdiam. Kemudian Ling Er yang sudah agak jauh dari Xun Zhi, Ling Er menengok kembali ke arahnya.
"Ayolah Xun Zhi cepat tidak akan apa-apa." Begitu ucap Ling Er yang suaranya menggema.
Akhrinya Xun Zhi berjalan dengan agak cepat ke arah Ling Er. Lalu mengikutinya menuju ke gua tempat Ling Er dan teman-temannya berkemah. Tak lama keduanya sudah sampai di depan lubang gua, terlihat disana ada dua orang temanya Ling Er.
Yang pertama adalah Wang Chen. Dia adalah senior Ling Er yang berumur 18 tahun, memakai baju pendekar china berwarna hitam bercorak putih , kulitnya yang putih , rambut panjang bewarna hitam dan juga wajah yang tampan.
Dan juga seorang lagi yaitu seorang wanita yang bernama Linlin. Ia ber-umur sama dengan Ling Er, rambut yang panjang berwarna coklat kastanye diikat ponytail, berparas cantik, berdada besar dan juga memakai baju yang sama dengan Ling Er.
Mereka berdua duduk di batang pohon yang besar di depan api unggun yang menghangatkan tubuh mereka dari dinginnya malam sambil menghadap ke arah lubang masuk gua. Lalu Ling Er berkata.
"Aku kembali senior Wang Chen, Linlin. Maaf yah aku lama." Ucapnya kepada mereka berdua.
"Kemana saja kau Ling Er ingin ku hukumkah kau HaH !" Ucap Wang Chen kepadanya sambil berdiri dan bermuka kesal.
"Ihh senior menakutkan, maaf maaf aku tadi habis berburu namun tidak dapat apa-apa hehehe." Ucapnya dengan bertingkah imut kepada Wang Chen.
"Apa kau bilang Ling Er ...!"
Ucap Wang Chen dengan amarahnya yang memuncak.
Wang Chen langsungmenceramahi Ling Er terus menerus saat itu. Sementara itu Linlin yang di samping Wang Chen terus memperhatikan Xun Zhi berada di belakang Ling Er sengan tatapan yang tajam dan berkata.
"Ling Er yang di belakangmu siapa ?" Ucap Linlin begitu dengan rasa penasaran.
Wang Chen tiba-tiba langsung berhenti memarahi Ling Er karena terkejut akan omongan Linlin. Ling Er lupa akan kehadiran Xun Zhi yang ada di belakangnya.
"Ohh iya aku lupa. Perkenalkan dia ini adalah Xun Zhi, tadi aku ketemu dia sedang pingsan di tengah hutan. sebelah utara karena habia di serang oleh bandit." Ucap Ling Er kepada mereka berdua.
"Perkenalkan saya Xun Zhi." Sambil membungkukkan badannya.
Keduanya menatap kearah Xun Zhi sampai-sampai membuatnya grogi. Tak lama dan keduanya pun berkata. "Ehh begitukah." Ucap Wang Chen juga Linlin yang terus menatap Xun Zhi, Lalu Wang Chen berkata kembali
kepada Ling Er.
"Jadi kenapa kau bawa kesini?"
"Kasihan dia senior dia tak punya barang apa-apa yang ada hanya tombak nya saja yang dia pegang tuh." Ucap Ling Er sambil menuduh ke arah Xun Zhi.
Lalu Wang Chen pun menatap ke arah Linlin dan sebaliknya Linlin pun sama menatap Wang Chen dan merekapun derdekatan dan saling berbisik sambil sekali-sekali melirik kearah Xun Zhi.
"Bagaimana ni Linlin apakah kamu setuju orang yang dibawa Ling Er bermalam bersama kita?"
"Menurut senior gimana? Karena akutak bisa menentukan?"
"Gimana yah aku sih terserah kamu."
"Yasudah kalau begitu boleh saja, senior Wang Chen lihatlah penampilannya nampak kasihan sekali."
"Yasudah kalau begitu."
"Apaan sih kalian berdua saling berbisik begitu." Ucap Ling Er kepada mereka.
"Berisik kau Ling Er." Begitu jawab Wang Chen.
Tak lama Wang Chen berkata kembali sambil memegang dagunya.
"Hmp ... baiklah aku izinkan Ling Er, Xun Zhi boleh bermalam disini lagian kita juga besok akan berangkat pulang ini." Begitu ucap Wang Chen.
Akhirnya Ling Er dan Xun Zhi p masuk ke gua itu. Kemudian Ling Er duduk di samping Linlin. Sementara Xun Zhi menaruh tombaknya dulu di tembok gua disampinya. Setelah menaruhnya Ia ikut duduk juga di samping Wang Chen.
Setelah mereka berdua duduk Wang Chen bertanya kepada Xun Zhi.
"Xun Zhi asalmu dari mana ?"
"Aku dari sekolah Tanah Mengapung di Kerajaan Tanah Suci Senior Wang Chen."
"Ohh beg ..." Ucap Wang Chen yang belum menyelesaikan ucapannya namun tersela oleh Linlin.
"Wah sekolah yang terkenal itukah, sekolah yang sudah banyak meluluskan pendekar, pendekar terhebat di penjuru bumi ini hebat kau Xun Zhi." Begitu ucap Linlin yang menyela jawaban Wang Chen Dengan mata yang berbinar-binar.
"Hehehe terima kasih." Jawab Xun Zhi kepada Linlin dengan ketawa kecilnya.
"Hei Linlin kenapa kau menyela ucapanku dengan Xun Zhi. Sudah kau ngobrol saja sana dengan Ling Er kamu" Ucap Wang Chen terhada Linlin dengan agak kesal.
"Maaf, maaf senior aku hanya terkejut dengan ucapan Xun Zhi tadi jadi refleks mejawabnya." Begitu ucap Linlin dengan wajah cemberutnya hingga mengembangkan pipinya.
Lalu setelah Linlin berkata begitu ia mengobrol
kepada Ling Er. Sementara Wang Chen melanjutkan kembali pembicaraannya dengan Xun Zhi.
Tak lama mereka dengan asyiknya mengobrol di waktu malam. Tak terasa malam sudah semakin larut. Mereka ber'empat berhenti mengbrol dan memutuskan untuk beristirahat.
(BERSAMBUNG)