NovelToon NovelToon
Di Ujung Asa

Di Ujung Asa

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Penyesalan Suami
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Baim

Amira wanita cantik itu, menatap suaminya dengan perasaan yang sulit di artikan. bagaimana tidak, dua tahun yang lalu, dia melepaskan kepergian Andika untuk bekerja ke kota, dengan harapan perekonomian rumah tangga mereka akan lebih mapan, keluar dari kemiskinan. tapi harapan itu hanyalah angan-angan kosong. suami yang begitu di cintanya, suami yang setiap malam selalu di ucapkan dalam sujudnya, telah mengkhianatinya, menusuknya tanpa berdarah. bagaimana Amira menghadapi pengkhianatan suaminya dengan seorang wanita yang tak lain adalah anak dari bos dimana tempat Andika bekerja? ikuti yuk lika-liku kehidupan Amira beserta buah hatinya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Baim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

      Seminggu sudah Amira tinggal kos-kosan. Hubungan komunikasi dengan suaminya sudah tidak sesering seperti biasanya. Bahkan suaminya itu, tidak pernah bertanya di mana istri dan anaknya tinggal sekarang ini. Tapi Amira tidak ambil pusing. Dia terus melanjutkan hidupnya dengan terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, dan anaknya. Apa pun pekerjaannya, bagi Amira tidak masalah. Yang penting itu halal akan dia kerjakan. Seperti sekarang ini. Di tengah-tengah Ibu-ibu di kampungnya, Amira sedang memasukan kentang milik Pak sobari, yang sedang di panen, ke dalam keranjang. Kali ini Alif tidak di bawah. Bocah dua tahun itu, sedang bersama Hesti di kosan. Karena hari ini Hesti libur, maka dengan suka rela, Hesti menawarkan dirinya untuk menjaga Alif.

       "Mira...Ibu boleh nanya? Tapi kamu jangan tersinggung ya? Pertanyaan Ibu bukan maksud menyalahkan kamu. Ibu cuma...."

       "Tanya aja Bu, aku nggak papa..emangnya Ibu mau nanya apa?"

         Amira memotong ucapan Bu Laila, saat mereka sedang memasukan kentang ke dalam keranjang.

         "Ibu mertua kamu, Bu Susi..udah menyebar gosip kalau kamu selingkuh dengan Dimas. Dan parahnya kata dia, Andika sudah cerai sama kamu. Makanya kamu di usir keluar dari rumahnya. Apa benar gitu Mir?"

         Perempuan sabar itu diam, tidak langsung menjawab pertanyaan Bu Laila. Tangannya masih terus bergerak dengan pekerjaannya. Dia sudah menduganya. Karena dua hari yang lalu Bu Sinta sudah memberitahu nya. Sewaktu Bu Sinta datang berkunjung ke tempatnya. Dia cuma bisa beristighfar berkali-kali dalam hati. Sedangkan Ibu-ibu yang lain menatap kearahnya, dengan tatapan iba.

     . Jangan di tanya hatinya saat ini. Sakit....fitnah yang begitu keji, yang di umbar Ibu mertuanya, tentu saja Amira merasa sakit hati. Tapi semua itu bisa dia tutupi dengan memperhatikan wajah yang baik-baik saja.

     "Iya Mira, aku juga sangat marah waktu mendengar fitnah Bu Susi. Kok bisa-bisanya ada seorang Ibu mertua yang tega memfitnah anak mantunya sendiri. Benar-benar nggak punya perasaan tuh Bu Susi. Untung saja, Ibu mertua ku sangat baik."Ucap salah satu Ibu-ibu di antara mereka.

     Amira tersenyum. Hatinya sedikit terhibur dengan dukungan d perhatian dari warga di kampungnya. Setidaknya mereka tidak langsung percaya pada omongan Ibu mertuanya dan menyalahkan dirinya. Entah apa yang akan terjadi pada dirinya dan anaknya, kalau fitnah yang Ibu mertuanya dengungkan di percayai mentah-mentah oleh warga kampung.

      "Mira, kamu nggak papa kan?"

      "Tenang aja Bu, aku nggak papa. Aku sudah tau kok, dikasih tau sama Bu Sinta."

      "Lalu tanggapan kamu bagaimana? Asal kamu tau Mir, kami semua tidak ada yang percaya dengan omongan Bu Susi. Malah Bu Indah sampai beradu mulut dengan Ibu mertua mu itu. Tapi dasar Bu Susi yang nggak tau diri, dia terus menyalahkan kamu. Aku sampai gregetan, ingin sekali menyumbat mulut rempong nya itu."Kata Ibu Laila meremas kentang yang di tangannya dengan kuat.

       Ibu-ibu yang lain pada tertawa melihat tingkah Ibu Laila.

       "Biarkan saja Bu. Nggak mungkin juga kan aku melabrak Ibu mertua ku sendiri. Kepercayaan dari Ibu-ibu dan warga kampung, itu sudah lebih dari pada cukup."

       "Lagi pada ngobrol apa ini, tidak kerja? Mau saya potong upah kalian hari ini?"Tiba-tiba saja mereka di kejutkan dengan suara Pak Sobari terdengar di tengah-tengah mereka.

       "Eh jangan gitu dong Pak, kita lagi kerja kok Pak, lihat nih..."Ucap Bu Laila, dengan memasukkan kentang ke dalam keranjang dengan gerakan cepat.

       Pak Sobari hanya melengos pergi. Tapi dia kembali berbalik badan menatap Amira.

       "Amira."Panggilnya.

       Amira mengangkat kepalanya menatap Pak Sobari. "Iya pak ada apa?"

      "Apa benar kamu selingkuh dengan Dimas?"Tanya Pak Sobari tanpa basa-basi. Laki-laki paruh baya itu, menatap Amira lurus.

       Ibu-ibu yang sedang bekerja itu, seketika menghentikan pekerjaan mereka, mendongak menatap tepat ke wajah bos sesaat mereka itu. Wajah Amira memerah. Dia tak pernah menyangka di tanya dengan pertanyaan seperti itu oleh pria tua itu.

      "Menurut Bapak, apa aku bisa melakukan itu?"Amira melemparkan pertanyaan balik. Karena menurutnya pertanyaan Pak Sobari tak perlu dia jawab.

      Pak Sobari tersenyum tipis. Tapi penuh makna. "Tapi kalau memang itu benar, tidak masalah. Kalau memang kamu sudah diceraikan oleh Andika, Bapak akan mengamini gosip murahan Ibu mertua mu itu. Bapak akan nikahkan kamu dengn Dimas. Sama-sama duda dan janda. Dan satu lagi, Ibunya Dimas, akan menjadi Ibu mertua yang sangat baik. Kamu sudah mengenalnya bukan? Percayalah, kamu akan bahagia bila menikah dengan Dimas."

       Selesai dengan kata-katanya, Pak Sobari langsung berbalik badan melangkah dengan tenang. Senyum lebar diperhatikan di depan Ibu-ibu dan Amira. Semua tahu, kalau Dimas adalah ponakan Pak Sobari. Ibunya Dimas adalah kakak kandung dari Pak Sobari.

        Amira dan Ibu-ibu yang lainnya cuma bisa melongo menatap kepergian Pak Sobari, dengan pikiran masing-masing.

        "Apa yang barusan ngomong itu Pak Sobari?"Tanya salah satu Ibu-ibu itu, dengan heran. Pasalnya orang sekampung pada tahu, kalau laki-laki paruh baya itu, terkenal sebagai seorang yang susah untuk diajak bercanda. Wajahnya terlihat sangat kaku. Cenderung serem, dengan kumis tebal yang melintang rapi di atas bibirnya. Seperti kumisnya Mas Adam, suaminya Mbak Inul. Tak pernah melihat pria itu tersenyum. Tapi barusan mereka melihat Pak Sobari tersenyum bahkan bisa melemparkan candaan pada Amira.

......................

       Siang harinya sepulang dari pekerjaannya, Amira tidak langsung pulang ke kos. Tapi dia ingin mampir sebentar ke rumah Ibu mertuanya. Dia akan meluruskan permasalahan yang ditimbulkan oleh Ibu mertuanya itu.

      "Loh...Amira mau kemana?"

      Saat melewati jalan di depan rumah Ibu mertuanya, Amira dihadang dengan pertanyaan dari Bu Sinta, yang sedang mengobrol dengan beberapa Ibu-ibu tetangga di kios Bu Endah yang bersebelahan dengan rumah Pak RT. Tepat di depan rumah Ibu mertuanya.

      "Ehhhh..Ibu, Assalamu'alaikum Ibu-ibu."Salam Amira ramah. Kepalanya di tundukan sedikit sebagai tanda hormat pada orang yang lebih tua. Dia berjalan mendekat pada Ibu-ibu.

       "Waalaikumsalam.."Jawab mereka kompak."

        "Kamu mau kemana? Alif mana? kok nggak di ajak?"Tanya Bu Sinta.

        "Alif di kos sama Hesti Bu. Aku baru pulang dari ladangnya Pak Sobari. Aku mau ke rumah Ibu sebentar."

         "Mira kamu sama Alif baik-baik saja kan nak?"Tanya Bu RT.

          "Alhamdulillah kami baik Bu. Makasih ya atas perhatian Ibu-ibu sama aku dan anakku."

         "Kamu pantas mendapatkannya Mir. jangan merasa sendiri. Kami siap membantu."Timpal Ibu yang lain.

         "Sekali lagi makasih banyak. Allah pasti akan membalas semua kebaikan Ibu-ibu."

        "Aamiin."

        "Aku masuk dulu ya Bu. Sekali lagi makasih banyak."

"Iya...kalau Ibu mertua mu marah-marah, dengarin aja. Tapi kalau sudah keterlaluan dibalas aja omongannya."

        "Husss nggak boleh ngajarin kayak gitu. Sana masuk, bicaranya yang baik ya nak, percayalah Allah selalu melindungi mu."

        Amira pun berlalu setelah berterima kasih sekali lagi.

Bersambung.......

1
tanpa nama
Dsni perannya amira trlalu bodoh, trllu lemah. Udah bener d belain suami, mlah bersikap bodoh.
Jd gmes bcanya bkin emosi

Thor jgn bkin amira jd org bego. Toh itu cm mertua bkn ibu kndungnya
tanpa nama
Smngt nulis kryanya thor😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!