JENNAIRA & KAFINDRA NARAIN DEWANDARU
Gadis bernama Jennaira harus merasakan kecewa terbesar dalam hidupnya karena membiarkan orang asing merampas sesuatu yang amat sangat berharga baginya.
Ia sempat merutuki kebodohannya karena membiarkan kejadian itu terjadi berulang kali dalam waktu semalam . Tak ada penolakan yang benar-benar ia lakukan.
Dalam keadaan mab*k membuatnya hilang setengah kewarasannya saat itu, hingga ia sadar saat hinaan dan tuduhan tak berdasar dilayangkan padanya .
Wanita ****** dari mana kamu berasal?
Berapa kamu dibayar untuk menghancurkan hidup saya?
Bahkan disaat ia menjadi korban di sini, laki-laki itu sibuk memikirkan kekasihnya. Dunia seolah hanya berisi wanita itu . Tidak memikirkan Jenna yang saat ini tengah terpuruk dengan kenyataan yang ada.
Ikuti kisah Jenna yuk ! Baca dan beri komentar mu tentang karya author 😁🤗 ini hanya untuk orang dewasa ya, anak kecil bukan bacaan seperti ini yang dibaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Butterfly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 21
Kafindra sudah duduk didalam mobil, ia akan memulangkan paksa Briella karena sudah berani berbohong didepan Omanya. Ucapannya tadi seolah dirinya yang tak menginginkan pernikahan ini. Penolakannya tempo lalu saja sudah membuat Kafindra kecewa secara tidak langsung dan sekarang wanita itu berani berbohong lagi.
" Sayang ____ Dengerin dulu penjelasan aku, " ucap Briella yang tengah berusaha merayu laki-laki disampingnya . Kemarahan pria itu bisa berimbas buruk dihubungan mereka kedepannya. Bukan tak ingin mengakui, tapi ia juga tak bisa jujur didepan Oma. Apa kata wanita tua itu jika dirinya lah yang menolak keinginan cucunya untuk menikah? Bisa-bisa namanya dicontreng dari calon mantu.
Kafindra masih diam, wajahnya datar dengan mulut terkunci rapat. Tangannya yang tengah menggenggam kemudi mobil itu mengeras seiring kemarahan dan kekecewaan timbul dengan sendirinya. Ia selama ini sudah bersabar dengan mengikuti segala keinginan wanita itu, menerima saat penolakan itu keluar dengan gampangnya.
" Aku belum siap berumah tangga, Kaf. " ucap Briella .
Itulah kalimat yang dilontarkan Briella untuk menolak niat baiknya. Saat itu ia amat sangat Kecewa dan sakit hati , tapi seiring berjalannya waktu dirinya berusaha menerima kenyataan. Tak apa jika memang Briella belum siap, ia akan senantiasa menunggu, pikirnya waktu itu.
" Aku nggak bermaksud membebankan masalah ini semua padamu, aku hanya tidak mau _____" suara Briella terhenti karena mobil yang tengah melaju itu berhenti di pinggir jalan .
" Tidak mau membuat Oma memandang buruk dirimu kan? " tanya Kafindra yang diangguki oleh kekasihnya.
" Tidak perlu repot menciptakan seorang Briella yang baik dimata Oma, karena semua itu akan percuma, Briel. Selama ini aku yang selalu meminta Oma untuk tidak berkata kasar atau memandang penuh kebencian padamu . Aku tidak tau apa alasan Oma bisa bersikap padamu seperti itu ? " ucap Kafindra, sorot kemarahan itu berganti dengan tatapan penuh kekecewaan. Dua tahun dirinya menunggu wanita ini untuk siap menjalani biduk rumah tangga bersamanya.
" Oma sudah tau sejak awal saat malam itu kau menolak ku, beliau sendiri yang memintaku malam itu untuk melamar mu , Briel, " ucap Kafi dra dengan nada sinis.
" Kau mempermalukan dirimu sendiri secara tidak langsung dihadapan Oma, " Kafindra menatap miris Briella dengan senyum tipisnya. Setelah itu ia kembali fokus ke jalanan.
Flashback
" Kalau kamu memang serius dengan wanita itu, cepat lamar dia dan tanyakan ketersediaan nya untuk menjalani hidup dalam ikatan yang sah bersamamu. Jangan terlalu memberikan kebebasan untuknya, dua tahun sudah cukup untuknya berkeliling dunia ini, " ucap Oma Winda yang saat itu tengah duduk berdua dengan cucunya di meja makan.
" Belum siap bukan alasan untuknya menolakmu Kaf. Kau sudah matang secara finansial, bahkan sebelum menikah denganmu pun wanita itu sudah kenyang memakan uangmu, " Oma Winda tersenyum getir melihat cucunya dimanfaatkan wanita ular itu. Budak cinta seperti cucunya ini mau di beri kenyataan pun sudah tidak bisa. Biarlah dia sadar dengan sendirinya.
Kafindra langsung mengiyakan ucapan Omanya waktu itu tanpa memberi alasan apapun seperti biasanya. Pikirnya juga Briella pasti sudah puas dengan dunianya selama dua tahun ini. Dua tahun bukan waktu yang singkat baginya.
Flasback off
Keesokan harinya Jenna benar-benar datang lebih awal tiga puluh menit sesuai janjinya dengan wanita tua itu. Jenna belum mengetahui siapa nama beliau, karena pertemuan mereka selalu disaat Jenna tengah bekerja hingga tak leluasa mengobrol sekedar menanyakan nama.
" Eh Ibu sudah disini? Maaf sudah membuat Ibu menunggu, " Jenna mengulurkan tangannya kedepan dengan tubuh sedikit membungkuk .
Oma Winda yang merasa canggung menyambut tangan Jenna. Pikirnya gadis itu hanya ingin berjabat tangan, tapi beberapa detik kemudian ia dibuat terkejut saat tangannya ditarik mendekat kearah kening gadis itu.
Sontak matanya menatap mbak Rina yang duduk disampingnya dengan pandangan tak percaya. Masih adakah anak muda sesopan Jenna? Mereka seperti menemukan barang langka dijaman modern ini.
" Duduk cantik , mau minum apa? Biar dipesankan mbak Rina , " ucap Oma Winda.
" Jus jeruk saja Bu, maaf jadi merepotkan , " Mbak Rina tersenyum melihat sopan santunnya Jenna, " Tidak apa , neng cantik. "
" Kamu asli orang sini atau merantau ? " tanya Oma Winda.
" Merantau Bu, baru beberapa bulan ini, " jawab Jenna.
Oma Winda mengangguk, " Kerja disini masih baru kan? sebelumnya kerja dimana? . "
" Di perusahaan D&W group, jadi OB. "
Oma Winda terkejut, " Oh ya ? Lalu kenapa malah pindah kesini? Bukankah gaji OB disana juga besar? Bahkan lebih besar dari gaji disini. "
Jenna menghela napas berat, bibirnya terukir senyum miris, " Ada kesalah pahaman , jadi saya memilih mengundurkan diri. Sebesar apapun gaji yang didapat jika kita tidak mendapat kenyamanan disana itu rasanya sangat menyiksa , " ucap Jenna , ia tersenyum saat mbak Rina menyerahkan minuman pesanannya.
Oma Winda terdiam, kenapa rasanya saat menatap gadis ini ia merasakan kesedihan yang begitu mendalam. Luka apa yang sedang kamu sembunyikan Jen? .
" Aduh maaf saya malah jadi curhat , " Jenna menggaruk keningnya yang tidak gatal. Melihat wanita tua didepannya diam setelah mendengar ceritanya membuat Jenna merasa kurang nyaman.
" Kamu kesini sama siapa kalau boleh tau sayang? " tanya Oma Winda.
" Dengan tetangga desa saya Bu, tapi saya pindah kesini dan sekarang tempat tinggal kami lumayan jauh, " jelas Jenna.
🐣🐣🐣
Desi sebagai sekretaris bos terpaksa bekerja diruangan yang sama dengan asisten Zean. Sebab kemunculannya di meja kerja sekertaris bisa membuat bosnya mual. Meja yang semula berada didepan ruangan direktur, terpaksa dipindah kedalam ruangan asisten Zean.
Dering telepon membuat Desi segera beranjak dari sofa. ia tengah merebahkan tubuhnya yang terasa remuk . Datang bulan membuatnya tersiksa dengan rasa sakit yang tak bisa dijabarkan.
" Iya Oma? " Desi menyahut si pemanggil begitu panggilan terhubung.
" Oma kenal dengan Jenna? " Desi terkejut, sejak kapan Oma Winda mengenal gadis itu? Ada hubungan apa sebenarnya Jenna dengan keluarga bosnya ? .
Kafindra tengah duduk didepan laptopnya, membaca email yang disebutkan oleh asisten Zean kemarin. Jantungnya berdetak lebih cepat, entah kenapa ia mendadak gugup saat akan membaca file tersebut.
Beberapa bukti dilengkapi dengan file kamera CCTV hotel membuat Kafindra mengepalkan tangannya. Apa maksud semua ini ?
Tampak disana setelah Briella keluar dari kamar hotel hingga hilangnya Briella malam itu , wanita itu tampak menghampiri seorang lelaki yang dikenalnya. Saling berpelukan dengan waktu yang cukup lama.
" Sialan! " umpatnya disertai suara gelas kaca yang dibanting hingga menggema di ruangan yang sunyi itu.
Berani-beraninya Briella bersentuhan dengan laki-laki lain dibelakangnya . Kafindra jadi berfikir ucapan-ucapan asisten Zean beberapa bulan yang lalu. Tentang pergaulan wanitanya yang sudah melebihi batasan. Berbekal rasa percaya karena cinta, ia membiarkan wanita itu bergerak semaunya.
Selingkuh pun rasanya tidak mungkin wanita itu lakukan, tak ada yang perlu dicari dari pria lain yang tidak ada didiri seorang Kafindra .
🦋🦋🦋🦋