Dia Suamiku, Bukan Ayah Pengganti

"Loh... Itu bukannya Rizal ya? Dia ngapain di Rumah Sakit?" Gumam seorang wanita berjalan tertatih-tatih karena harus membawa perutnya yang kembali melendung untuk kelima kalinya. Padahal anak keempatnya baru berumur 7 bulan, tapi dia sudah hamil lagi 5 bulan.

Hari ini niatnya mau kontrol kandungan, yang lagi-lagi kebobolan.

Entah dirinya yang terlalu subur, atau bibit suaminya yang premium. Sehingga 2 bulan usai melahirkan setelah kembali digauli selesai nifas, langsung tumbuh lagi menjadi bayi. Wanita cantik itu berjanji bahwa kehamilan ini yang terakhir kalinya. Jika suaminya tidak bisa menahan, maka vasektomi adalah solusi terbaik. Biar tidak bisa menghamilinya lagi.

Tadi dia berangkat dengan suaminya, tapi saat ini sang suami masih mengurus pendaftaran ke Dokter. Karena tidak suka menunggu jadinya dia berjalan-jalan Rumah Sakit. Tidak tahunya melihat Rizal sedang berbicara dengan Dokter di UGD. Anye, wanita yang sedang hamil lagi itu mendengar dengan sepotong kalimat 'bedrest untuk beberapa hari.'

'Karena kandungannya sedari awal lemah.'

"Wah... Ternyata Rizal sudah berani menghamili anak orang gak ngomong-ngomong." Ucap Anye salah paham.

Lantas dengan wajah yang sudah menunjukkan kalau dia sedang marah, Anye mendekati adik iparnya itu. Lalu menepuk keras pundak pria yang tidak mau tinggal serumah bersamanya takut terjadi hal buruk.

Karena ada pepatah yang mengatakan, Ipar adalah maut. Meskipun tidak ada niat berkhianat, tapi istri kakaknya memang cantik. Mana lebih muda lagi darinya, takut khilaf lalu terjadi perang dunia yang lebih mengerikan daripada bom yang membumi hanguskan Hiroshima dan Nagasaki. Tahu sendiri mantan duda perjaka itu posesif dan cemburuan akut.

Siapapun bisa dilibas habis kalau ketahuan berdekatan dengan sang istri. Makanya tiap tahun Anye dihamili, supaya anaknya banyak dan tidak ada yang berani datang menggodanya.

"Kamu menghamili siapa Rizal?" Tanya orang itu sambil menatap tajam.

"Loh kok ada Mbak Anye? Sendirian saja tumben dimana bodyguardnya?" Tanya Rizal cengengesan sedikit gugup.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, siapa wanita itu? Kenapa kamu menghamilinya? Kamu dijebak atau kamu sudah tidak tahan karena kelamaan menjomblo?" Tembak Anye tapi tidak tepat sasaran.

"Mbak... Sudah berapa bulan? Kok besar banget perutnya, Mas Ray rajin ya buat Mbak melendung."

PLAK

"Apa maksud kamu menggoda istriku? Mau aku gorok kamu?"

Tiba-tiba Arrayan sudah menjulang tinggi di samping sang istri. Matanya penuh selidik pada dua orang di hadapannya, mendadak curiga.

"Kalian tidak sedang bertemu diam-diam di belakangku?" Tanya Arrayan.

"Astaga... dua orang salah paham. Ayo aku perlihatkan pada kalian." Ucap Rizal menggiring saudaranya menuju kaca jendela besar ruang UGD.

"Namanya Rosella, dia hamil sebelum menikah. Lalu saat kemarin acara pernikahannya gagal, karena calon suaminya. Pria yang menghamilinya pergi melarikan diri bersama dengan kakak kandungnya..."

"Lalu, karena gadis itu cantik maka kamu menjadi pengantin pengganti? Klise banget alasanmu." Tebak Arrayan.

"Tapi menang kenyataannya seperti itu. Aku sudah menikahinya kemarin pagi."

"APA?"

"KAMU GILA?"

Bagaikan koor anak TK yang suaranya sumbang.

"Iya Mas... Mbak... Aku dapat jackpot, beli satu bonus dua. Di perutnya ada dua bayi. Dan aku merasa bersyukur dipertemukan dengan jodohku yang masih muda. Kalau seperti ini aku menang dari Mas Ray kan?" Godanya membuat Arrayan dan Anye melotot.

"Mas Ray menikahi Mbak Anye juga saat Azalea dalam kandungan. Mas Ray beli satu gratis satu, aku dong beli satu dapatnya tiga." Ucap Rizal bangga.

"Sedeng... Gendeng... Kelamaan jomblo otakmu saklek. Dikiranya beli sabun colek pakai bonus-bonusan." Kesal Anye.

"Tapi, aku masih merahasiakan identitasku sebagai keluarga Narendra dan Galenka."

"Kehidupan Rosella penuh problematika keluarga, tidak jauh beda dengan keluarga kita Mas Ray." Ucap Rizal.

"Aku ingin bantu dia dulu, dan supaya orang melihatku sebagai aku yang seorang penghulu muda. Bukan seorang dari keluarga berpengaruh. Aku ingin melihat ketulusan Rosella, apakah dia menerima pernikahan ini. Atau justru dia minta perpisahan."

"Dan jika itu terjadi, apa kamu rela melepaskan?" Tanya Arrayan.

"Ouuhhh... Tentu saja... TIDAK AKAN PERNAH! Enak saja melepaskan berlian. Yang sudah masuk dalam genggamanku tidak akan pernah aku lepas. Sekalipun aku harus bertaruh nyawa untuk mempertahankannya." Tekad bulat Rizal.

"Sepertinya kamu sudah jatuh cinta dengannya? Secepat itu?" Tanya Anye.

"Mbak Anye kalau bertemu dia, juga pasti langsung jatuh cinta. Dia cantik, unik, sedikit bar-bar tapi itu memang tipeku. Mirip-mirip Mbak Anye gitu, mungkin juga galaknya hampir sama. Hahaha..." Rizal tertawa terbahak-bahak hingga seorang perawat datang menegurnya.

"Malu sih, katanya penghulu tapi gak punya adab." Ejek Arrayan.

Lalu Arrayan dan Anye pergi kembali ke ruang pemeriksaan kehamilan. Tidak lama kemudian, Rosella dipindah ke ruang rawat kelas VVIP. Bukan karena Rizal, tapi Anye yang meminta pihak Rumah Sakit. Bahkan biaya keseluruhan sudah dibayarkan.

Rizal menunggu Rosella yang masih belum mau membuka kedua matanya. Entah tidur atau efek obat.

Krieettt...

Pintu dibuka dari luar. Sosok Papa mertuanya masuk dengan pandangan langsung tertuju pada Rosella. Pria tua itu sudah menyelesaikan urusan perceraian dan perpindahan aset. Semua sedang diurus oleh pengacara. Yang ternyata tidak lain Vano Anggara sahabat Anyelir Almera Galenka.

"Ada yang ingin Papa sampaikan, tapi mungkin tunggu Rose sehat."

"Katakan sekarang saja Papa... Aku tidak mau menunggu karena membuat hatiku penuh dengan prasangka buruk." Tiba-tiba suara lemah Rosella terdengar, sontak membuat dua laki-laki beda usia itu terkejut.

"Kamu sudah bangun Rose, sebaiknya tunggu kamu pulih baru kita bicarakan masalah ini." Nasihat Rizal.

"Tidak Mas, aku ingin sekarang."

"Tapi, kamu genggam tanganku ya. Jika kamu merasa sesak, lampiaskan. Jangan ditahan, justru membuatmu terkekan."

Rosella mengangguk, lalu menggenggam erat tangan suaminya. Papa Raka yang menyaksikan interaksi keduanya merasa lega. Meskipun pernikahan dadakan, tapi Rosella diperlakukan dengan baik oleh suaminya. Dan Papa Raka bisa melihat ketulusan hati sikap perbuatan menantunya.

"Kamu memang bukan putri kandung, tapi kamu adalah keponakan Papa. Ibumu bernama Rosemary Rahardian, adik satu-satunya yang Papa miliki. Kami sedarah seayah dan seibu, jarak usia Papa dan Ibumu terpaut jauh, sekitar 12 tahun. Kedua orang tua kami sudah meninggal, nenek kamu meninggal setelah melahirkan Rosemary. Lalu Kakek menyusul."

"Rosemary tumbuh bersama Papa, sejak kecil Papa yang rawat dia. Papa menyayangi dia lebih dari apapun, tapi bencana itu datang. Saat menghadiri pesta ulang tahun temannya, entah dijebak atau bagaimana. Rosemary diperkosa oleh pria asing. Padahal saat itu umurnya baru 17 tahun, tapi dia harus putus sekolah karena terlanjur hamil."

"Kehamilan yang tidak Rosemary inginkan, perlahan membuat pikirannya terganggu. Sudah berapa kali ingin bunuh diri. Bahkan Rosemary ingin menggugurkan kandungannya. Sehingga, terpaksa Papa pasung dia. Papa ikat kedua tangan dan kakinya di atas kasur supaya dia tidak bertindak semakin nekat. Tapi ternyata keputusan Papa salah. Rosemary semakin depresi dan dia..."

"Dia meninggal dunia setelah berhasil melahirkan kamu dalam keadaan gila. Maaf Papa salah... Mental adik Papa semakin terganggu karena perlakuan Papa yang mengurungnya dalam kamar. Depresi berat yang tidak tertolong. Sejak saat itu, kamu diasuh oleh Papa dan Mama Risa. Kami berjanji menyayangi kalian berdua, dan merahasiakan rahasia besar ini."

"Risa... Dia sama sepertimu Rosella. Hamil di luar nikah dengan kekasihnya yang seorang pria pengecut. Papa... Papa dulu terlalu bodoh. Papa mencintai Risa yang sudah punya seorang kekasih lebih dulu. Cinta dalam diam, tapi saat tahu Risa ditinggalkan kekasihnya itu. Papa menikahinya yang sedang hamil, dan berjanji menerima anaknya juga."

"Kamu dan Rania bukan saudara kandung, statusmu jauh lebih tinggi. Papa sudah mengusir mereka berdua. Papa menceraikan Risa, dan mencoret nama belakang yang selama ini Rania sandang karena permintaan Risa." Kejujuran Papa Raka membuat jantung Rosella sakit, ternyata dia anak hasil pemerkosaan dan Ibunya gila.

"Lalu siapa Ayah kandungku Pa?"