NovelToon NovelToon
World Without End. Final Re:Make

World Without End. Final Re:Make

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai / Light Novel / Fantasi / Anime / Solo Leveling / Mengubah Takdir
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Keyz berpetualang di Dunia yang sangat aneh. penuh monster dan iblis. bahaya selalu datang menghampirinya. apakah dia akan bisa bertahan?

Ini adalah remake dari novel yang berjudul sama. dengan penambahan alur cerita.

selamat membaca

kritik dan saran di tunggu ya. 😀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Quest 3. Collecting Nisel Wood. Still Continuing

The Hunt for Nisel Wood Begins

Keyz tidak terburu-buru menyerang. Ia menguatkan genggamannya ke pedang pemberian Syalala, pedang panjang yang saat ini sudah mulai retak dan mulai tumpul.

Salah satu Nisel Broar terpisah dari gerombolannya.

Monster babi bercangkang yang terpisah itu mendengus pelan, menggali tanah dengan kuku-kukunya yang tebal. Matanya menyala merah, menunjukkan kemarahan karena daerah teritorial di masukin mahluk asing— Keyz. Setiap kali ia bergerak, terdengar suara gesekan keras dari cangkang kayu di punggungnya.

Keyz menahan napas, menatap mata Broar itu secara langsung. Ia mencengkeram erat pedang panjang pemberian Syalala. Pedang itu bergetar di tangannya. Keyz tahu, untuk menembus cangkang kayu sekeras itu, pedang ini tidak akan cukup kuat.

Mata hitamnya mengamati setiap gerakan monster itu. Menimbang-nimbang dan menilai kekuatan sang Monster.

Babi hutan itu melolong pendek, raungan kasar yang menggema di lereng. Dalam sekejap, tubuh gempalnya melesat maju seperti proyektil kayu, tanduknya mengincar dada Keyz.

“Maju sini, Babi Sialan!”

Keyz melangkah ke samping, membiarkan tubuh Nisel Boar melesat melewatinya. Hidung Keyz mencium bau penguk Nisel Broar. Keyz mengayunkan Pedangnya dengan cepat, menargetkan celah di antara leher dan kepala si Babi.

“Slash!”

Besi beradu dengan kayu keras—clang! Suaranya seperti kapak menghantam batang pohon tua. Pedang Keyz terpental; serangannya hanya meninggalkan goresan dangkal di cangkang monster itu.

Nisel Boar berbalik dengan kecepatan mengejutkan. Ia mengayunkan kepala, mencoba menyeruduk tubuh Keyz dengan tanduknya. Keyz mundur dua langkah, namun ujung tanduk sempat menyentuh pinggangnya.

Benturan itu menghancurkan keseimbangannya. Rasa sakit tajam menjalar dari rusuknya. Sepertinya cangkang kayu itu jauh lebih keras daripada yang terlihat.

Keyz menarik napas, darah di wajahnya mendidih. Ia tidak punya waktu untuk bersantai. Seratus juta koin emas menunggunya. Ia harus lebih cepat.

Nisel Boar menyerang lagi. Kali ini, Keyz tidak menghindar. Ia memejamkan mata sesaat, lalu membukanya—mata hitam pekatnya kini berfungsi penuh, membaca setiap pergerakan monster itu.

Tepat sebelum tanduk menghantam tubuhnya, Keyz berjongkok, berputar di bawahnya, dan menerjang sisi perut monster itu.

“Double Slash!”

Pedangnya mengiris udara dua kali dalam satu detik, menembus kulit tebal di bawah cangkang kayu. Darah merah kental menyembur, menodai rumput basah. Berhasil, itu titik terlemah Nisel Broar.

Nisel Boar menjerit, suaranya melengking dan putus asa. Tubuhnya terhuyung, lalu melompat ke samping, mencoba melarikan diri.

Keyz tidak memberinya kesempatan.

Ia berlari, meloncat ke punggung monster itu, dan menghantamkan pedangnya berkali-kali ke cangkang yang mulai retak.

“Sial!”

Kayunya belum hancur. Keyz mengerahkan seluruh kekuatan dari kaki dan punggungnya, memutar tubuh, dan menendang tanduk monster itu sekuat tenaga.

Brak!

Tanduk itu patah. Nisel Boar oleng, terjatuh ke tanah dengan dentuman berat, mengejang sesaat, diam, lalu memuai menjadi asap tebal. Monster itu mati dengan tersiksa.

Keyz berdiri di tengah kepulan asap, terengah-engah. Ia menunduk, mengamati drop item yang didapat kannya, beberapa helai bulu tebal, dua taring tajam, dan…

Satu kepingan Kayu Nisel berwarna cokelat tua.

Satu.

Keyz tersenyum kecut. “Empat puluh sembilan lagi. Ini akan menjadi hari yang sangat panjang.”

Brutality On The Mountain Slopes

Perburuan yang sesungguhnya baru dimulai.

Beberapa jam berikutnya, Keyz bergerak cepat, seperti bayangan di antara bebatuan dan rerumputan. Ia belajar—setiap Nisel Boar membutuhkan presisi dan kecepatan yang tepat untuk mengalahkannya.

Ia tak lagi menggunakan serangan penuh. Ia memakai tebasan ringan untuk mengalihkan perhatian, menunggu Nisel Boar menyerbu, lalu berputar dan menebas perut monster itu. Taktik yang terlemah, cepat, dan efisien—namun menguras tenaga dan menuntut refleks yang sempurna.

Sesekali ia menggunakan metode yang lebih ekstrem. Ia melompat dari tebing batu, menghujamkan pedang ke titik lemah yang lain di sekitar cangkangnya, lalu menembus jantung monster dari samping. Darah monster membasahi zirah kulitnya, memberi warna gelap dan bau amis yang kuat.

Setiap monster tumbang, Keyz berapa mendapatkan Nisel Wood, mengumpulkannya dan drop item yang lainnya. Sering kali, hanya mendapatkan bulu dan taring babi saja. Ia berulang kali mengutuk nasib buruknya.

Namun perlahan, tumpukan Kayu Nisel di dalam ransel besarnya bertambah.

Sembilan keping. Dua belas keping. Dua puluh keping.

Matahari mulai condong ke barat, memancarkan cahaya jingga keemasan di atas puncak Gunung Nisel. Bayangan Keyz memanjang. Tubuhnya kelelahan. Setiap ototnya terasa tegang.

Ia memeriksa hasil buruannya dari Nisel Boar terakhir. Setelah dihitung, totalnya.

23 Nisel Wood.

Keyz menyeka keringat dan darah di wajahnya. Ini belum selesai, hanya separuh dari target yang di butuhkan. Tangan kirinya kaku, pinggangnya perih, mengingatkannya pada luka dari serangan pertama Nisel Broar.

Ia menatap lereng gunung. Masih banyak Nisel Boar di atas sana.

—Aku hampir setengah jalan. Seratus juta koin emas. Aku harus istirahat sebentar.—

Keyz menarik napas panjang, menghirup udara dingin beraroma hutan. Dengan tekad yang membatu, ia berbalik dan melangkah pergi—mencari tempat aman untuk beristirahat.

The Rest of the Night at the Foot of the Mountain

Keyz menemukan sebuah ceruk kecil di antara dua batu besar, tersembunyi dari pandangan Nisel Boar yang masih berkeliaran di sekitar lereng. Ia menjatuhkan ransel besarnya—yang kini terasa jauh lebih berat karena terisi dua puluh tiga keping Kayu Nise dan item-item lainnya—dan merebahkan diri di atas bebatuan. Cahaya jingga matahari telah berganti menjadi kegelapan lembut yang diterangi sinar bulan berwarna biru, menembus sela-sela pepohonan yang rapat.

Seluruh tubuhnya menjerit karena lelah. Luka gores di pinggangnya terasa perih yang menusuk-nusuk, dan setiap sendinya seperti terbakar. Keyz meraba kalung logam di lehernya. Permukaannya dingin dan keras, seolah menyerap sisa kehangatan tubuhnya—mengingatkannya betapa besarnya hutang yang harus ia bayar.

Ia tidak ingin tidur. Ia hanya membaringkan badannya saja, tidak mau membuang banyak waktu. Saat dia hanya membiarkan tubuhnya memulihkan diri dari serangan-serangan Monster babi dan sesekali mencoba untuk membersihkan darah yang mengering di zirah kulitnya. Mata hitamnya yang mirip anggur busuk tidak pernah benar-benar beristirahat; terus menelusuri kegelapan, mencari setiap tanda bahaya sekecil apa pun.

Seratus juta. Itu harga untuk kembali ke dunia baruku. Harga untuk hidup tenang. Harga untuk melepaskan belenggu ini.

Tekadnya sekeras cangkang Nisel Boar. Setelah dua puluh menit istirahat—yang terasa seperti sekejap mata—Keyz bangkit. Kelelahan fisiknya belum sepenuhnya sirna, tapi ia tidak punya kemewahan waktu untuk pulih total. Ia mengikat kembali ranselnya dengan kuat, menarik napas panjang, lalu melangkah keluar menuju padang rumput dataran Rakau.

1
Surya
keren ini transmigrasi ke dunia game kah?
PiaPia_PipiOlipia
woh ada cerita tambahannya 💪💪💪
PiaPia_PipiOlipia
wuih. puluhan bab sekaligus. ini mah setara dengan satu buku.😍😍😍😍
PiaPia_PipiOlipia
Bagus
Ady Irawan
Kritik dan saran di tunggu ya gess
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!