NovelToon NovelToon
Return After 100.000 Years In The Abyss

Return After 100.000 Years In The Abyss

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Action / Spiritual / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Lin Zhiyuan, adalah pemuda lemah yang tertindas. Ia menyelam ke kedalaman Abyss, jurang raksasa yang tercipta dari tabrakan dunia manusia dan Dewa, hanya untuk mendapatkan kekuatan yang melampaui takdir. Setelah berjuang selama 100.000 tahun lamanya di dalam Abyss, ia akhirnya keluar. Namun, ternyata hanya 10 tahun terlalui di dunia manusia. Dan saat ia kembali, ia menemukan keluarganya telah dihancurkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21 Gadis misterius

Di tengah Zhiyuan yang mengamati wajah menawan gadis itu, tiba-tiba suara desir angin berubah arah—halus namun menusuk.

SWIING!

Sebuah panah berwarna hitam pekat melesat dari balik semak-semak dengan kecepatan luar biasa, menembus kabut dan udara lembab seperti kilatan maut.

Namun sebelum panah itu mencapai sasaran, Zhiyuan hanya mengangkat tangannya sedikit ke samping, tanpa menoleh.

CRACK!

Jari-jarinya menjepit anak panah itu di udara. Hanya dengan sedikit tekanan, panah besi hitam itu hancur menjadi debu.

Tatapan matanya tetap dingin, memandangi arus sungai yang baru saja hidup kembali.

Lalu dari balik semak-semak di tiga arah yang berbeda—muncul belasan sosok berpakaian hitam, wajah mereka tertutup topeng menyeramkan berbentuk iblis, tengkorak, dan makhluk-makhluk aneh yang tampak seperti mimpi buruk yang menjelma.

Mereka tidak berbicara. Tidak berteriak. Tidak mengancam. Hanya bergerak serentak, seolah diatur oleh satu kehendak.

Tubuh-tubuh mereka melesat dengan kecepatan tinggi, senjata spiritual muncul dari udara: pedang, rantai, dan tombak yang berkilat ungu gelap.

Mereka tidak menargetkan Zhiyuan secara langsung—melainkan kearah gadis yang masih terbaring di pelukannya.

Zhiyuan mendesah pelan.

“Tidak sopan.”

SWOOSH!

Dalam sekejap, sosoknya menghilang dari tempat semula.

Sebuah bayangan merah melintas di antara penyerang pertama—dan kepala pria bertopeng iblis itu langsung terpisah dari tubuhnya, mengalirkan darah pekat ke tanah.

Belum sempat mayat itu jatuh, Zhiyuan sudah muncul di belakang dua penyerang berikutnya. Ia menendang satu ke udara, lalu menebas yang lain dengan ujung tangan seperti bilah pedang.

SHUAAK!

Darah memercik, hangat dan berat di udara dingin lembah.

Tubuh yang terlempar ke udara berputar sekali—lalu Zhiyuan menggerakkan jarinya. Satu pancaran energi merah pekat keluar dari ujung jarinya seperti benang halus.

JLEB!

Benang itu menembus jantung penyerang di udara. Tubuhnya membeku, lalu jatuh ke tanah dengan bunyi tumpul.

Tidak ada kata-kata. Tidak ada peringatan.

Zhiyuan seperti arwah tanpa emosi yang membunuh dengan keanggunan.

Satu penyerang datang dari belakang, mencoba menebas punggungnya. Zhiyuan tidak menoleh—ia hanya memutar tubuhnya sedikit, membiarkan bilah pedang lewat di dekat lehernya, lalu meninju dada pria itu.

BOOOM!

Suara tulang hancur menggema, tubuh pria itu terpental menabrak batu besar dan tak bergerak lagi.

Tiga orang lainnya menyerbu dari sisi kanan, melancarkan jurus gabungan. Simbol-simbol spiritual merah muncul di udara, membentuk segel api naga.

Namun begitu segel itu mengarah ke Zhiyuan, ia mengangkat tangan kirinya dan mengibaskan jari—

WUUUNG!

Semua simbol spiritual itu padam seketika, seolah ditelan kegelapan.

“Jurus tingkat atas,” gumamnya datar. “Belum cukup.”

Ia menutup jarak dalam sekejap dan menyapu tangan kanannya ke depan.

Udara membentuk bilah Qi hitam yang memotong ketiga penyerang sekaligus. Tubuh mereka terbelah rapi, darah mengalir deras membentuk genangan di tanah yang retak.

Dalam waktu kurang dari sepuluh detik, lembah yang tenang itu berubah menjadi ladang kematian.

Bau darah memenuhi udara.

Zhiyuan berdiri di tengahnya, pakaian gelap yang dikenakannya tetap bersih.

Ia menatap sekeliling. Tidak ada yang bergerak. Semua penyerang telah mati.

“Siapa sebenarnya mereka…” bisiknya lirih, menatap salah satu topeng iblis yang retak di tanah. Di baliknya, wajah pucat dengan mata hitam pekat menatap kosong ke langit—seperti tidak pernah hidup sama sekali.

Namun pikirannya segera kembali pada gadis di pelukannya.

Ia berlutut cepat. Napas gadis itu kembali melemah, darah segar mengalir dari luka di perutnya.

Zhiyuan menggigit bibir bawahnya, lalu mengeluarkan sesuatu dari cincin penyimpanan—sehelai daun emas yang bersinar lembut.

“Daun Emas Abyss…” gumamnya. “Kau beruntung karena aku menggunakan ini padamu.”

Ia menempelkan daun itu di dada gadis itu, dan aliran spiritual yang lembut segera merembes masuk ke tubuhnya. Warna pucat di wajahnya perlahan memudar, luka di tubuhnya mulai menutup.

Namun meski begitu, gadis itu tidak kunjung sadar.

Zhiyuan menatapnya lama, kemudian berdiri, mengangkat tubuhnya dengan hati-hati.

“Kalau begitu…” katanya pelan, menatap arah utara di mana lembah mulai diterangi cahaya senja. “Kita pergi ke Lingzhang.”

Ia melangkah pelan, meninggalkan sungai yang baru saja hidup kembali dan misteri tentang identitas gadis itu...

....

Gelap... Tidak ada satupun cahaya yang terlihat.

Seorang gadis berlari sekuat tenaga di tengah hutan yang terbakar. Rambutnya berantakan, mata lebarnya penuh teror. Setiap ranting yang patah di bawah kakinya terasa seperti lonceng kematian.

Dari belakang, gema langkah-langkah keras bergema, disertai suara topeng logam yang bergesekan.

CLANK… CLANK… CLANK…

Gadis itu menoleh sekilas dan melihat sekumpulan orang bertopeng iblis berlari di antara pohon, mata mereka bersinar merah menyala.

Satu dari mereka menarik busur panjang, dan—

SWIIING!

THUD!

Anak panah menembus bahu gadis itu.

Ia terhuyung, menahan jerit, tapi tidak berhenti.

Nafasnya tersengal. Keringat dan darah bercampur di lehernya.

Namun belum sempat ia mengambil napas panjang, bayangan besar melompat dari depan—sebuah pedang hitam menebas dari atas.

SLASH!

Pedang itu hanya sempat mengenai punggungnya, meninggalkan luka panjang dan dalam. Darah muncrat.

Tapi gadis itu terus berlari.

Satu langkah… dua langkah… hingga tanah di bawah kakinya tiba-tiba hilang.

Ia menjerit pelan saat tubuhnya terjatuh dari tebing rendah—lalu BYUUURR! Ia tercebur ke dalam arus sungai yang deras dan dingin menggigit.

Semuanya menjadi kabur.

Dingin menusuk.

Cahaya lenyap—

“HAAH!”

Gadis itu terbangun dari mimpi buruknya sambil terengah-engah.

Matanya terbuka lebar, menatap langit tenda berwarna krem yang bergoyang lembut tertiup angin.

Tubuhnya basah oleh keringat dingin, rambutnya menempel di dahi. Dadanya naik turun cepat, seolah paru-parunya baru saja dikeluarkan dari air.

Ia memandang ke sekeliling dengan panik.

Ruang itu kecil—hanya sebuah tenda dengan kasur kapas lembut di bawahnya. Tidak banyak perabotan, hanya meja kecil, lentera, dan kendi air.

Aroma herbal samar memenuhi udara.

Ia mengerang pelan dan memegang kepalanya. Sakit. Berdenyut.

“Dimana ini…?” gumamnya lirih, suaranya serak.

Tiba-tiba—

TUP.

Tirai tenda tersibak dari luar.

Cahaya pagi masuk, menyilaukan matanya.

Refleks, gadis itu langsung menegakkan tubuh dan mundur hingga punggungnya menabrak dinding tenda. Tangannya terangkat seolah hendak mencabut pedang—

Namun yang ia rasakan hanyalah udara kosong.

Tidak ada pedang di pinggangnya.

Yang muncul di ambang pintu adalah seorang wanita muda berambut coklat gelap yang membawa baskom berisi air hangat dan kain kompres.

Wanita itu terkejut, tapi tidak panik. Ia tersenyum lembut, seperti seseorang yang sudah terbiasa menenangkan orang terluka.

“Ah… akhirnya kau bangun.” katanya lembut. “Tenanglah, kami bukan musuhmu.”

Gadis itu masih waspada, bahunya menegang. Matanya menatap penuh curiga pada setiap gerakan wanita itu.

Wanita itu—Jinzu—berjongkok perlahan dan meletakkan baskom di sisi ranjang, lalu merendam kain putih di air hangat.

“Lukamu cukup parah,” katanya sambil memeras kain. “Tapi kau beruntung… jika terlambat sedikit saja, kau mungkin sudah mati tenggelam.”

Gadis itu menelan ludah kasar. “…Dimana ini?” Suaranya serak, namun tetap tajam.

Jinzu tersenyum, tidak tersinggung sedikit pun.

“Kita sekarang berada di Linzhang.”

Mata gadis itu membesar. “Jangan bohong! Linzhang… Linzhang sudah lama hancur! Tidak mungkin tempat ini—” Nada suaranya naik, antara tidak percaya dan ketakutan.

“Linzhang akan dibangun kembali setelah kedatangan tuanku,” potong Jinzu lembut.

“Tu… tuan?” gumam gadis itu, menatap Jinzu dengan bingung.

Jinzu menatapnya penuh makna, lalu mengangguk kecil.

“Ya. Tuan kami yang menyelamatkanmu dari sungai Ling. Dia yang membawa tubuhmu kemari dan menyembuhkan lukamu.”

1
Winer Win
zhiyuan cool sekali..like deh ..😍😍😍😍
Winer Win
sabar..setelah ini giliran anda tuan muda Wang...
Winer Win
aku kalo baca novel genre ini..lama adaptasinya..Sam halnya nnton film2 cina..soalnya namnya hmpir mirip2..haha
mlh kalo baru awal2..kek semua tokoh tu mukanya smaaaaaaa..🤣🤣
Rizky Fathur
cepat bantai semua keturunan keluarga Wang buat juga mcnya bantai keluarga mo yang berani ikut campur dengan kejam
Rizky Fathur
cepat bantai Patriak Wang dengan kejam Thor bikin di melihat kehancuran keluarganya cepat hancurkan kultivasinya Patriak Wang bikin mcnya bikin sayembara untuk membunuh Semua keturunan Klan Wang dengan imbalan sumber daya besar bikin Patriak Wang ketakutan meminta ampunan kepada mcnya tapi mcnya tidak peduli malah tertawa kejam hahaha
y@y@
💥🌟⭐🌟💥
Raylanvas
Menarik
y@y@
👍🏿⭐🌟⭐👍🏿
Rizky Fathur
lanjut Thor cepat bantai Patriak Wang dengan kejam biarkan Dia melihat sendiri keluarga hancur dan di bantai bikin semua jiwa keluarga Patriak Wang di hancurkan Agar tidak bisa bereinkarnasi hahaha bantai Patriak Wang dengan kejam panjang tubuhnya sebagai peringatan
Rizky Fathur
cepat bantai mereka dengan kejam hancurkan jiwanya Agar tidak bisa bereinkarnasi Thor
Arafami
lanjut...
Arafami
seru lanjutkan...
Tara
sedih nya...seluruh keluarga binasa😱😭😓
y@y@
👍🏼🌟⭐🌟👍🏼
Arafami
lanjut...
Arafami
hmm interesting..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!