Kehilangan akibat peperangan dari pengkhianatan. Membuat Hui Wen juga tiada pada akhirnya. Tapi keinginan yang belum tercapai membawa keluarganya ke dalam kedamaian membuat Hui Wen justru terpanggil ke masa yang begitu jauh dibandingkan masa kelahirannya.
Hui Wen terbangun di raga seorang putri kaya yang ceroboh, b0doh dan suka foya-foya. Akankah Hui Wen dapat beradaptasi dengan cepat dan menjadikan keluarga itu seperti yang diinginkannya?
"Aku harus merubah pesona gadis ceroboh ini!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Taruhan
Sera menutup lemari pakaiannya. Gaun pertunangan nya tergantung rapi. Bibirnya masih tersenyum kecil.
"Gaun yang indah..... Dan keindahan yang berkilau akan selalu menjadi incaran."
Sera melirik ponselnya. Ada pesan dari Alex. Tak lama panggilan video, Sera langsung menerimanya. Pria itu tampak duduk santai di dekat kolam renang. "Kau suka?" Tanya Alex dari seberang sana.
"Ya, sangat indah."
"Kau akan terlihat berkilau saat pertunangan nanti." Ujar Alex.
"Begitu kah?"
Alex tersenyum sambil menyesap minuman disamping nya. "Aku dengar kau akan kembali sekolah."
"Ya, aku akan ujian akhir. Bukan begitu?"
"Benar." Alex mengangguk.
"Katakan, apa yang kau lihat dariku? Kenapa kau menerima perjodohan ini?" Tanya Sera, dia penasaran, karena sebelumnya pria itu memutuskan untuk menolak.
"Dan katakan juga, kenapa kau menerima ku. Bukankah, kau bilang aku bukan tipe mu, selain karena wajah ku dan uang ku?" Tanya Alex.
"Kita saling bertanya. Bagaimana kalau sama-sama menjawab!" Usul Sera.
Kening Alex berkerut dan tak lama mengangguk setuju. "Ok!"
"Ok, kita mulai... Saat jariku ada tiga kita sama-sama katakan. Bisa kan?" Alex terkekeh mendengar ucapan Sera. "Justru aku yang bertanya itu, kau lamban dalam belajar nona."
"Baiklah, kita mulai saja! Satu! Dua! Tiga!"
"Wajahmu!"
"Uang mu!" Keduanya menjawab serentak. Tak lama keduanya tertawa kecil mendengar kejujuran masing-masing.
"Kita sudah pernah bertemu, kenapa dengan wajahku? Aku rasa tidak ada yang berubah."
"Memang, tapi saat pertemuan kita setelah kau pulang dari rumah sakit. Aku merasa sesuatu, dan tertarik..... Begitu juga dengan ini...." Jelas Alex sambil menunjuk ke dadanya.
"Sekarang katakan alasan mu, lebih jelasnya!" Pinta Alex.
"Aku suka uang, dan untuk hidup, kita perlu kan? Aku tentunya harus menikah dengan pria mapan, selain tampan, tentunya jutawan. Bahkan lebih!"
"Pertemuan kita sudah menjelaskan itu. Katakan lebih lagi."
"Untuk sementara itu saja. Aku, belum memiliki sesuatu seperti itu." Lanjut Sera sambil menunjuk jantung nya yang bersembunyi.
"Tidak masalah, kita akan lebih saling mengenal." Ujar Alex.
"Dan aku harap, debaran itu tidak hilang saat pernikahan tergantikan menjadi rasa bosan dan hanya mainan semata." Jelas Sera.
"Aku...."
"Kalau itu terjadi, katakan segera. Supaya segera diselesaikan, dan tidak berkelanjutan dengan perasaan yang hancur." Alex mendengarkannya, Sera menyela pembicaraan, entah mengapa.... Alex merasa kata-kata Sera tidak seperti remaja. Justru sosok yang dewasa dengan pemikiran yang stabil.
"Sera, jujur saja.... Aku merasa, kau orang yang berbeda." Ujar Alex.
"Terlebih.... Dengan kata-kata mu barusan. Apa kau mendapatkan Ilham saat di rumah sakit?" Lanjut Alex.
"Anggap saja begitu. Kenapa?"
"Aku suka, mungkin selain wajah..... Aku akan menyukai mu karena pemikiran mu juga. Sera...."
"Kau harus tidur. Kau butuh energi untuk sekolah dan juga... Pertunangan kita."
"Sampai jumpa Sera."
"Sampai jumpa juga." Panggilan video berakhir, Sera berguling ke samping. Pikirannya melalang buana, kembali ke masa lalu, masa yang begitu jauh sebelum dia kesini.
'Aku akan menjemputmu. Pakailah hanfu ini, aku ingin kau terlihat berbeda selain baju zirah dan seperti ksatria ini. Setidaknya, untuk pernikahan kita. Bukan begitu?'
'Baiklah, aku akan menunggu iringannya. Dan melihat mu menaiki kuda di barisan depan dengan warna yang sama.'
"Tidak!" Teriak Sera dengan napas tersengal-sengal. Dia memegang kepalanya, tangannya bergetar.
****************
Suara aliran kolam renang memberikan sensasi tersendiri bagi Alex. Pria itu tersenyum sendiri dengan ponsel yang digenggamnya dengan erat.
"Sera..... Sera."
*************
Xander merasa terkejut saat melihat kehadiran Sera. "kau belum tidur? Begadang lagi karena menonton film tidak berguna itu?" sinis Xander.
"Ayolah kakak. Aku sedang menikmati puding ku. Daripada kakak bicara sembarangan, bagaimana kalau mencobanya."
"Tidak, aku yakin..... Mmmmhhhh." Xander tidak lagi bicara karena mulutnya sudah tersumpal dengan puding dingin dengan tekstur lembut dan citarasa yang manis.
"Enak kan?" tapi Xander tidak mengatakan apapun.
"Lagi?" tawar Sera.
"Aku bisa diabetes!" ujar Xander.
"Ya sudah, kalau begitu pergilah, kembali ke kamar kakak."
"Kau mengusir ku?"
"Tidak, itu saran." ujar Sera sambil menikmati puding di mulutnya.
Xander melihat Sera yang berjalan menjauh menuju meja dan duduk di kursi ditemani lampu temaram.
"Sera, kau harus sekolah besok. Tidurlah!"
"Ya, kakak jangan khawatir. Aku akan bangun pagi."
"Jangan membual. Mommy atau pelayan yang akan membangunkan mu."
"Kalau tidak?" tantang Sera.
"Aku akan lakukan yang kau mau."
"Setuju! Aku akan bangun pagi dan ku pastikan kakak akan ku bangunkan. Karena itu, jangan kunci pintu kamar nya!"
"Ok! Kita lihat saja, adikku!" Sera tersenyum kecil memandangi kepergian kakaknya yang menghilang dari pandangannya.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak 🥰 🙏 🙏
semoga ketahuan n di gagalin