Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.
Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dekorasi dan Hiasan
Ayah Ferdi hanya bisa diam tanpa bersuara sedikit pun, karena saking terkejutnya ia melihat di halaman rumahnya sudah banyak mobil dan barang yang sudah bisa dilihat dengan tanpa bertanya lagi.
Karena mobil-mobil itu membawa barang-barang yang akan di gunakan untuk acara pernikahan. Gimana tidak terkejut akan hal ini, karena seingat dirinya. Ayah Ferdi belum sama sekali menchat temannya untuk bertanya mengenai acara pernikahan.
Tapi ini, di depan matanya. Di halaman rumahnya, sudah berjajar sekitar tiga mobil dengan banyak orang yang akan memasang dekorasi dan hiasan untuk acara pernikahan.
Jika tidak ada yang menghampiri dirinya, mungkin ayah Ferdi akan tetap terdiam tanpa bersuara.
"Permisi pak, ini dekorasinya mau di luar semua atau ada yang di dalam rumah?" ucap salah satu orang diantara mereka pada ayah Ferdi.
Ayah Ferdi tak langsung menjawab, ia malah masih termenung. Namun, di detik berikutnya. Ia mulai menjawab.
"Ah... iya pak, sebelumnya bapak-bapak ini apakah tidak salah alamat?" ucap ayah Ferdi menjawab dan mencoba memastikan.
"Tidak pak, ini dengan rumah nona Misel bukan pak?" ucap bapak itu lagi.
"Iya benar, ini rumah putri saya Misel. Apa putri saya yang memesan dekorasi ini pak?" ucap ayah Ferdi.
"Syukurlah pak, itu artinya kami tidak salah tempat. Bukan pak, ini yang pesan keluarga Wija, kalau nggak salah namanya itu tuan Andi sama tuan Satria.
"Oh jadi ini dari calon besan sama calon mantu. Ya sudah pak, acaranya di buat di depan sama di rumah aja pak." ucap ayah Ferdi yang langsung menjawab pertanyaan bapak-bapak itu sebelumnya.
"Baik pak." ucap bapak-bapak itu.
Setelah itu, orang-orang yang ada di halaman rumah Misel pun mulai membagi tugas, ada beberapa orang yang di luar dan ada juga beberapa orang yang di dalam. Hal ini untuk mempercepat pembuatan dekorasi.
Karena jika dekorasi di buat dengan saling bekerja sama maka dekorasi akan cepat selesai.
Sementara ayah Ferdi, ia bergegas melangkahkan kaki menemui istrinya. Setelah ia berada tepat di depan kamar. Ia pun langsung mengetuk pintu.
Tok... Tok...
suara pintu pun di ketuk, belum ada jawaban dari istri nya, sehingga ia mulai memanggil istrinya.
"Sayang buka pintunya, lihatlah ada banyak orang di luar." ucap ayah Ferdi dengan sedikit terburu-buru dan suara yang keras.
"Ayah nih, bisa nggak sih. Nggak perlu teriak-teriak. Ck... membuat pening saja kepala. Mana bising sekali lagi suaranya." ucap ibu Marisa di dalam kamarnya sebelum membuka pintu kamar yang di ketuk ayah Ferdi.
"Hm... sebentar yah. Ibu buka pintunya." ucap ibu Marisa lalu bergegas melangkah kaki untuk membuka pintu.
"Ibu kok lama buka pintunya. Abis apa ibu?" ucap ayah Ferdi yang langsung protes pada ibu Marisa.
"Ck... sudahlah yah, langsung ke intinya aja. Ayah kenapa teriak-teriak panggil ibunya. Emangnya ibu tuli harus diteriak-teriakin." ucap ibu Marisa yang tak terima dengan suara ayah Ferdi ketika memanggil dirinya tadi.
"Maaf bu, ayah masih kebawa panik, jadinya malah refleks teriak. Maaf ya sayang ku." ucap ayah Ferdi yang masih saja menyempatkan waktu untuk menggombal.
"Ck... emang ayah panik kenapa?" ucap ibu Marisa yang akhirnya penasaran.
"Lihatlah bu, mereka datang buat mendekor rumah dan halaman rumah kita untuk acara pernikahan. Padahal ayah belum chat teman ayah. Tapi mereka sudah datang lebih dulu." ucap ayah Ferdi yang tak berlama-lama lagi langsung memberitahu ibu Marisa.
Dilihat lah oleh ibu Marisa apa yang baru saja ayah Ferdi ucapkan. Setelah ia melihat, ia hanya menjawab biasa saja. Namun, setelah beberapa detik, barulah ia terkejut juga.
"Oh mereka udah pada datang, cepat juga ya yah. Eh tapi, sebentar. Apa? tadi ayah bilang belum menchat teman ayah itu. Tapi, mereka malah sudah datang. Terus yang pesan meraka siapa yah? kan nggak mungkin tanpa di pesan mereka bisa tau kita lagi cari mereka buat dekorasi pernikahan. Siapa katanya yah yang udah pesan, ayah tadi tanya nggak sama mereka?" ucap ibu Marisa yang tanpa jeda bertanya beberapa pertanyaan sekaligus.
"Ya ampun bu, ibu tanya udah kaya interview aja. Banyak banget, satu-satu aja bu, ayah jawab kok." ucap ayah Ferdi yang tak habis pikir dengan istrinya ini.
"Ya sudah lah yah, itu udah terlanjur juga ibu tanya. Jadi di jawab saja tak usah di permasalahkan." ucap ibu Marisa yang tak mau mendengar protes lagi.
"Hm... baiklah, ayah akan menjawab ucapan ibu satu persatu. Jadi yang memesan mereka itu adalah calon besan dan calon mantu kita. Terus tadi ayah sampai kaget saat buka pintu ada mereka. Lalu ayah tanya lah mereka, mereka langsung memberitahu ayah bahwa itu adalah dari calon mantu dan calon besan." ucap ayah Ferdi menjawab pertanyaan ibu Marisa yang cukup banyak.
"Apa? Jadi ini dari mereka. Belum juga beberapa lama sudah kita berdua bisa meredakan kekagetan kita kemarin. Sekarang datang lagi kejutan. Ntah apalagi yang akan mereka berikan pada kita lagi yah. Ibu sampai tak habis pikir dengan mereka ini. Bisa secepat ini mempersiapkan segalanya. Jadi yang belum adalah makanan. Ya sudah yah, kita cari catering yang akan melengkapi pernikahan putri kita. Kalau dekorasi kan sudah ada." ucap ibu Marisa yang langsung menyarankan ayah Ferdi untuk menyiapkan catering.
"Iya bu, ayah akan cari." ucap ayah Ferdi yang akan bersiap untuk mencari catering yang baik untuk acara pernikahan putrinya ini.
Belum sempat ia mencari, bahkan belum sempat ia membuka handphone milik nya. Ada dua orang ibu-ibu datang ke rumah nya.
"Assalamualaikum." ucap mereka berdua bersamaan.
Ibu Marisa dan ayah Ferdi pun saling tatap. Lalu setelah itu, mereka berdua bergegas menjawab ucapan salam tersebut.
"Wa'alaikumussalam." ucap ibu Marisa dan ayah Ferdi bersamaan.
"Maaf ibu-ibu ini mau cari siapa?" ucap ibu Marisa yang sudah penasaran.
"Sebelumnya perkenalkan saya Ratna dan ini asisten saya Melda. Kami berdua dari catering Ratna wedding yang akan memberikan hidangan untuk ibu dan bapak cicipi sebagai sampel. Makanan dan minuman apa saja yang harus kami siapkan nanti." ucap ibu Ratna menjawab pertanyaan ibu Marisa.
"Jadi ibu-ibu ini dari catering. Kalau boleh tahu, ibu-ibu ini tahu darimana rumah saya. Em... Maksudnya saya, kalian di pesan oleh siapa bisa datang kemari?" ucap ibu Marisa yang masih penasaran.
"Maaf sebelumnya ibu, saya lupa memberitahu ibu dan bapak. Kami berdua datang ke sini karena sudah di pesan oleh keluarga Wija, kalau tidak salah tuan Andi dan tuan Satria. Semalam kami di pesan oleh beliau dan hari ini kami memberikan sampel makanan yang akan di sediakan untuk acara nanti. Apa boleh kami berdua mempersiapkan hidangan nya ibu, bapak. Agar kami bisa mempersiapkan segalanya nanti." ucap ibu Ratna yang akhir nya langsung memberitahu ibu Marisa yang penasaran.
Bersambung...