NovelToon NovelToon
Dinikahi Mahasiswa Dicintai Dosen.

Dinikahi Mahasiswa Dicintai Dosen.

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:27.5k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Karena sering dibuli teman kampus hanya karena kutu buku dan berkaca mata tebal, Shindy memilih menyendiri dan menjalin cinta Online dengan seorang pria yang bernama Ivan di Facebook.

Karena sudah saling cinta, Ivan mengajak Shindy menikah. Tentu saja Shindy menerima lamaran Ivan. Namun, tidak Shindy sangka bahwa Ivan adalah Arkana Ivander teman satu kelas yang paling sering membuli. Pria tampan teman Shindy itu putra pengusaha kaya raya yang ditakuti di kampus swasta ternama itu.


"Jadi pria itu kamu?!"

"Iya, karena orang tua saya sudah terlanjur setuju, kamu harus tetap menjadi istri saya!"

Padahal tanpa Shindy tahu, dosen yang merangkap sebagai Ceo di salah satu perusahaan terkenal yang bernama Arya Wiguna pun mencintainya.

"Apakah Shindy akan membatalkan pernikahannya dengan Ivan? Atau memilih Arya sang dosen? Kita ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Shindy berteriak ketika menatap wajah Arkan yang tampak pucat. Ia genggam tangan yang masih lemas itu terasa dingin. "Jangan pergi Arkan, jangan tinggalkan aku Arkan" Shindy berbicara di telinga suaminya dengan suara serak.

"Dek, tenang Dek" ucap dua petugas yang mendorong Stretcer minta Shindy untuk menyingkir.

"Suami saya mau dibawa ke mana, Pak?" Shindy menoleh dua pria itu. Walaupun tahu bahwa suaminya sudah meninggal. Namun, Shindy masih tidak yakin. Di hati kecil Shindy mengatakan bahwa Arkan hanya tidur saja.

Dua orang itu saling pandang entah apa yang mereka pikirkan. Tidak ada jawaban dari mereka justru mendorong Stretcer meninggalkan Shindy, tapi lagi-lagi Shindy menahan.

"Suami saya tidak apa-apa kan, Pak?" Shindy tahu dua orang itu menyembunyikan sesuatu.

"Ikhlaskan suami kamu Dek" jawab dua pria itu lalu menjauh.

Shindy mengikuti petugas dengan perasaan hancur ketika mereka masuk ke kamar jenazah.

 "Arkaaannn..." Shindy menjerit sambil berlari jatuh bangun ketika sudah tiba di ruangan yang dingin dan sunyi. Sejauh mata memandang hanya ada tubuh-tubuh yang sudah tidak bernyawa tertutup kain dari kepala sampai kaki.

"Shindy... bangun sayang... kamu mimpi?" Adisty mengusap pundak Shindy yang tidur telungkup berbantalkan tangan. Posisi bokong di kursi, dan wajahnya di kasur Adisty sejak 10 menit yang lalu.

Hos hos hos.

Shindy mengangkat kepala cepat, matanya yang merah itu menatap Adisty kebingungan.

"Shindy... kamu mimpi apa?"

"Ya Allah... maaf Ma, saya ketiduran," Shindy tidak menjawab pertanyaan Adisty. Ia merasa tidak enak hati, disuruh menjaga mertuanya justu ketiduran. Tetapi hati Shindy sedikit lega ternyata ia hanya mimpi.

"Tidak apa-apa, sebaiknya kamu tidur lagi" Adisty mengerti jika Shindy lelah segala-galanya.

"Sudah tidak ngantuk kok, Ma" Shindy tidak mengerti dengan diri sendiri. Sudah beberapa hari matanya kering tidak bisa tidur, tapi kenapa hanya duduk sebentar saja sampai ketiduran. "Papa belum kembali ya, Ma?" Shindy mengedarkan pandanganya. Jika papa Alexander sudah kembali ia akan keluar mencari tahu keadaan Arkan.

"Mama juga bingung Shindy, kemana Papa kamu, mana teleponnya ditinggal lagi" tutur Adisty lalu minta Shindy keluar mencari papa Alexander.

"Baik Ma" Shindy cepat keluar, tapi sebelum mencari mertua pria, ia berjalan ke depan ruang ICU terlebih dahulu. Shindy berharap suaminya sudah membaik dan bisa dijenguk. Ia mendorong pintu perlahan-lahan tidak sabar ingin segera melihat keadaan Arkan jika bisa.

Pintu tidak di kunci, seperti sebelumnya ia segera menuju ruangan Arkan di rawat. "Kemana Arkan? Jangan-jangan mimpi aku tadi benar" Shindy memandangi ranjang yang di tiduri Arkan pun kosong.

Shindy jelas panik, dadanya berdebar kencang, tentu berharap suaminya hanya diperiksa di tempat lain, bukan seperti di mimpi tadi.

Shindy pun berlari ke luar dengan napas tertahan mencari perawat maupun dokter yang bisa ia tanya. "Di mana suami saya?" Shindy bertanya kepada perawat yang sedang berpapasan dengannya.

"Maaf, suami Adik namanya siapa?" Perawat tentu saja kaget karena Shindy tidak menyebut nama ketika menanyakan suami.

"Arkana Ivander Sus" Shindy menjelaskan jika Arkan sebelumnya di rawat di ruang ICU dan sedang koma.

"Oh, dia dibawa ke ruang operasi, Dek" papar perawat. Setelah monitor Arkan kembali normal rupanya justru tersadar, kemudian dilakukan operasi tulang yang patah, tapi tidak menjelaskan bagian mana saja, perawat pun terburu-buru pergi.

Shindy berjalan ke depan ruang operasi. Pertama kali yang ia lihat adalah mertua pria yang sedang mondar mandir di ruang tunggu.

"Pa" ucap Shindy lalu bertanya keadaan Arkan.

'Belum tahu" hanya itu jawaban Alexander, lalu balik bertanya tentang Adisty.

"Papa dicari Mama" Shindy menyampaikan pesan Adisty.

Tanpa berkata-kata lagi Alexander kembali ke ruang rawat istrinya. Sementara Shindy menggantikan posisi Alexander. Hingga waktu magrib tiba, Shindy gelisah di ruang tunggu belum ada kabar dari dokter maupun perawat tentang Arkan. Tidak membuang waktu lagi,,Shindy menjalankan shalat magrib mendoakan Arkan.

Jam berganti malam Shindy masih berada di depan ruang operasi, hingga akhirnya pintu operasi pun terbuka. Shindy segera berdiri dari duduknya.

"Keluarga Arkan..." panggil petugas.

Shindy berjalan cepat mendekat wanita yang berpakaian putih lalu bertanya tentang kondisi Arkan.

"Operasinya berjalan lancar" dokter Hery menceritakan jika Arkan akan di kembalikan ke ruangan semula.

"Suami saya saat ini sudah sadar, Dok?" Shindy harap-harap cemas.

"Beberapa jam yang lalu sempat sadar, tapi sekarang masih dalam pengaruh obat bius," papar Hery. Dokter Hery juga mengatakan jika Arkan mengalami patah tulang di pangkal lengan, maka harus operasi. Dan luka-luka berat di bagian tubuh lainnya, tapi masih bersyukur. Beruntung bagian kepala Arkan baik-baik saja, karena ketika jatuh nyangkut di pohon.

Shindy mengucap syukur, karena suaminya masih diberi kesempatan. Ia berharap kejadian ini menjadi cambuk untuk Arkan agar kedepannya menjadi pria baik. Shindy menyerahkan kepada dokter untuk kesembuhan suaminya.

Malam itu Shindy menunggu suaminya di ruang ICU yang hanya di perbolehkan satu orang saja. Seperti di kamar Adisty sore tadi, ia pun akhirnya tertidur telungkup berbantalkan tangan di sisi Arkan yang belum sadarkan diri.

Dini hari, usapan tangan lembut di kepalanya membuat Shindy terjaga dari tidurnya. "Arkan..." Shindy tersenyum, seketika memegang telapak tangan Arkan menciumnya lembut.

"Maaf..." lirih Arkan tampak genangan air mata di pelupuk. Ia merasa kasihan kepada Shindy yang rela tidur dalam posisi seperti itu hanya untuk menjaga dirinya. Arkan ingat apa yang ia lakukan selama ini kepada Shindy. Selalu membuli dan mengolok-olok dengan kata-kata menyakitkan.

"Maaf untuk apa?" Shindy mengatakan agar Arkan jangan banyak berpikir. "Apa yang kamu rasakan sekarang?" Shindy memeriksa pangkal lengan Arkan yang masih diperban.

"Aku mau minum" lirih Arkan.

"Siap" Shindy segera ambil air minum, dengan sedotan bengkok memasukkan ke mulut Arkan. Air sedikit tumpah ke sudut bibir Arkan, Shindy mengelap dengan tisue.

"Terima kasih" ucap Arkan menatap wanita yang membuatnya jatuh cinta akhir-akhir ini.

"Kamu kenapa lihatin aku gitu..." Shindy yang menyadari itu pun tersipu malu.

"Kamu cantik sekali" jujur Arkan menatap Shindy yang tidak menggunakan kaca mata.

"Sudah... tidur lagi ya..." Shindy membetulkan selimut Arkan, kemudian membereskan botol minum ke atas meja, dan membuang sedotan ke tempat sampah.

Sementara Arkan gelisah, rasanya ingin pipis tetapi tidak berani mengatakan kepada Shindy. Walaupun menjadi suami istri selama 4 bulan, Arkan dengan Shindy belum pernah melihat aset rahasia mereka.

"Kamu kenapa?" Shindy membungkuk menekan kasur, memperhatikan Arkan yang menggerakkan pantat. "Mau pipis..." lanjut Shindy karena Arkan habis minum lumayan banyak.

Arkan menatap Shindy lalu mengangguk.

Shindy secepatnya ke toilet ambil pispot pria, tidak lama kemudian kembali. Tanpa ragu lagi, Shindy menurunkan celana pendek Arkan. Kemudian mememasukkan cucuk burung ke dalam pispot, hingga mata air pun mengalir walaupun tidak banyak.

 Arkan tentu saja kaget karena Shindy melakukan itu tampak biasa saja, ia tidak tahu jika Shindy sudah dua kali menyeka tubuhnya ketika sedang kritis.

"Sudah lega kan, sekarang bobo lagi" Shindy menutup tubuh Arkan dengan selimut, kemudian meletakkan pispot di toilet. Shindy ambil air wudhu lalu menjalankan shalat malam.

Arkan memandangi Shindy yang sedang shalat di samping ranjang. Kini baru menyadari betapa buruknya dia di hadapan Shindy. Istrinya itu memang sholehah, di tengah malam di mana orang sedang enaknya tidur pun masih ibadah.

Ia ingat kata-kata Shindy yang sering kali mengingatkan agar shalat. "Shalat Arkan, kalau kamu terus begini bagaimana mau menjadi imam? Shalat Ar, sebelum kamu di shalat-kan."

Nasehat Shindy itu berputar di kepala Arkan. Ia lantas Istigfar dalam hati, karena sudah diberi banyak kenikmatan dari Allah, tapi masih saja lupa bersyukur. Kedua orang tuanya banyak harta, diusianya yang masih muda sudah diberi kepercayaan untuk memegang jabatan sebagai Ceo, tapi Arkan selama ini sombong. Padahal semua itu hanya titipan seperti yang Shindy katakan. Kepala Arkan tiba-tiba sakit memikirkan semua itu, lalu memejamkan mata.

Pagi harinya ketika membuka mata, lagi-lagi Arkan menangkap Shindy sudah selesai shalat subuh dan sedang berdoa untuknya.

"Ya Allah, sembuhkan suami hamba dari penyakitnya. Hilangkan rasa sakitnya, dan bukakan pintu hatinya agar bersujud kepada Mu."

Shindy meraup wajahnya lalu bangun melipat mukena.

"Shindy, aku mau shalat, tapi belum bisa bangun" ucap Arkan pada akhirnya.

"Alhamdulillah..." Shindy senang sekali, lalu mengatakan kepada suaminya. Sesungguhnya Allah tidak akan mempersulit hamba-Nya. Shalat bisa dilaksanakan sambil duduk maupun terlentang bila dalam keadaan sakit seperti sekarang.

"Benarkah?"

"Benar."

Shindy bersemangat menyeka tubuh Arkan, mengganti pakaian, kemudian mengajari tayamum, dan akhirnya Arkan shalat sambil tidur.

Begitulah, Shindy merawat Arkan dengan telaten, hingga jam terus berjalan, Shindy menyuapi Arkan hingga jatah sarapan pagi pun habis.

"Terima kasih Shindy, sekarang kamu mencari sarapan ya" titah Arkan.

"Iya..." Shindy mengangguk, lalu keluar. Sebelum mencari sarapan ia mengabarkan kepada mertua jika Arkan saat ini sudah boleh dijenguk.

"Baiklah" ucap Alexander.

Shindy mencari lift terdekat kemudian menekan tombol menuju lantai satu. Ia melewati lobby hendak mencari makanan yang bisa untuk mengganjal perut di luar rumah sakit.

"Shindy..." panggil seorang pria yang baru turun dari mobil.

...~Bersambung~...

1
Bu Kus
jujur aja sha biar Arkan terbakar cemburu
Bu Kus
sabar pak gun semoga ada yang lebih baik lg
Bu Kus
kayanya gak mungkin itu Clara hamil anak nya Arkan pasti sama orang lain
biby
bakalan perang Dingin gegara cemburu. rasain lo arkan, ga baik baik sm shindy bakalan d tikung pak gun
Lia siti marlia
nah nah kaya bau bau yang cemburu tuh tanya tanya
muhammad ihsan
double up dong thor
Wartini
semoga Arkan sadar secepatnya bahwa Shyndi istri yang baik
Kasandra Kasandra
lanjut
Lia siti marlia
sabar yah pak dosen 😁
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
bukan cinta tapi obsesi....
Wartini
Kasihan Syndi ditekan sana sini
vj'z tri
seneng nya kok main keroyokan 😏😏😏😏
Amy
bukan rela, tapi bodooh bin goblok,, udah tahu laki nda suka smaa diaa

laah dia nekaad, kenapa nda di kasih KOid ajaa siiih
Kasandra Kasandra
lanjut double up
Zeni Supriyadi
Clara dibikin mati aja thor biar gak bikin masalah, tp sebelum mati Clara harus sadar ngaku klo hamilnya sm orang lain atau pura2 hamil gitu. Kasian Sindy dipojokkan sm ortunya Clara dasar orang tua gak punya ahklak anaknya salah malah didukung trs🙄 Lawan Shy jgn diam aja
Lia siti marlia
prettt kok ada yah orang tua yang ngedukung anak nya jadi pelakor ....terus belum tentu juga tuh anak yang di kandung clara anak nya arkan atau jangan jangan clara pura pura hamil lagi
Dewi Masitoh
kok bisa ada ortu modelan kyk ortu clara..dukung anaknya jd pelakor
davina aston
👍👍👍👍👍👍👍👍
Lia siti marlia
alhamdulilah shindy gak jadi janda perawan 😁
Bu Kus
lanjut makasih thro
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!