Karina adalah gadis sederhana yang di besarkan di keluarga yang hangat, namun sesuatu terjadi padanya ketika ia sedang bekerja, kejadian itu tak sengaja mempertemukannya dengan seseorang yang membuatnya terpana, dan jatuh hati. Apakah perjuangan cinta Karina akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21. The pain is Repeating
#Cafe
Theo makan malam bersama Yubi saat itu, mereka berdua terlihat makan seraya berbincang dan sesekali Yubi tertawa mendengar celotehan Theo.
"Ada sesuatu yang ingin aku tunjukan padamu" Ujar Theo seraya mengeluarkan ponselnya
"Apa?"tanya Yubi
"Lihat ini, Ini aku" ujar Theo seraya memperlihatkan sebuah Foto diponselnya.
"Woahh. ini benar-benar kau?"tanya Yubi
"Emmhh, Bagaimana menurutmu?" Tanya Theo
"Sangat keren" ujar Yubi
mendengar itu senyuman Theo langsung mengembang, dan Theo pun memberikan sebuah cincin pada Yubi.
"Jangan sampai Hilang" Ujar Theo seraya memasangkan Cincin itu pada Jari manis Yubi
"Apa ini?" Tanya Yubi
"Itu hanya sebuah Tanda, Jika kau adalah milikku" Ujar Theo
Yubi yang sangat gemas langsung mencubit pipi Theo.
"kenapa kau mencubitku? Aku bukan anak kecil" Ujar Theo dengan wajah masam
"Maafkan Aku" Ujar Yu bi lalu melepaskan cubitannya.
"Yang aku butuhkan hanya Ciuman" Gumam Theo
Mendengar gumaman Theo Yubi langsung mencium pipi Theo, Theo hanya Tersenyum malu lalu menatap Yubi.
"Terima kasih, aku merasa hidup kembali" Ujar Theo seraya tersenyum manis.
.
#Rumah Theo
"Aku pulang" Ujar Theo seraya merebahkan dirinya disofa
Tapi Theo merasa aneh karena tak ada seorang pun yang menyambutnya.
"KARINA NUNA?"Panggil Theo
"KIAN HYUNG" panggil Theo lagi
Suara pintu pun terbuka, dan itu adalah Karina yang baru saja pulang.
"Kau darimana?" Tanya Theo
"Dari restoran, Akhir-akhir ini banyak pelanggan yang datang, jadi aku datang membatu " ujar Karina.
"Ohh begitu" Gumam Theo
"Makan malam?" Tanya Karina.
"Aku sudah makan malam, Kian hyung belum pulang?" Tanya Theo
"Belum. Theo ya ada yang ingin aku ceritakan padamu." Ujar Karina.
Karina pun duduk disamping Theo.
"Apa?" Tanya Theo
"Semalam Aku bermimpi, Kian menciumku." Ujar Karina.
"Apa? Benarkah? Eyyyy Jangan-jangan itu bukan mimpi" Goda Theo
"Apa maksudmu?" Ujar Karina seraya memukul Theo pelan
"Apa kau yakin itu hanya sebuah mimipi?"Tanya Theo
"A-aku tidak tau" Ujar Karina
"Dengar, Kian Hyung adalah seorang Lelaki sejati, Lagi pula Kau kan istrinya, bukan masalah jika dia menciummu atau melakukan hal yang lebih. Itu normal bagi pasangan suami istri" ujar Theo
"Kau ini!" Ujar Karina seraya memuku Theo lebih keras
"Awww.."Rintih Theo seraya terkekeh
"kau tau, pernikahanku akan segera berakhir. Aku tidak boleh Jatuh cinta padanya, Akan sulit nanti" Ujar Karina.
"Kalau begitu tidak perlu bercerai." Ujar Theo
"Ahhh sudahlah, Kau tidak memberikan aku solusi."Ujar Karina Lalu pergi
"KARINA AKU YAKIN KIAN HYUNG MENCINTAIMU." Teriak Theo
"DIAMM!!!" Teriak Karina
"Astaga." Gumam Theo tersentak
.
#Rumah Miya
Miya terlihat duduk disebuah kursi dengan sebuah kertas diatas meja. Ya, itu adalah surat perceraian yang sudah Moon jin tanda tangani.
Dengan Air mata yang berlinang, Tangan Miya pun mengambil pulpen dan menandatangani surat perceraian itu.
.
Pukul 11.30 malam
Karina yang masih menunggu Kian pulang tiba-tiba dikejutkan dengan suara Petir yang menggelegar.
"Kenapa Kian belum pulang?" Gumam Karina Khawatir
"Theo-ya..." panggil Karina.
Karena tidak ada respon, Karina pun pergi ke kamar Theo. dan saat Karina melihat kekamar Theo, Theo terlihat tertidur Pulas.
"Bagaimana ini? Kian tidak membawa mobil lagi" ujar Karina cemas.
Akhirnya Karina pun mengambil jaketnya dan payung lalu pergi.
#Penyebrangan Jalan
Kian yang yang sudah terlanjur basah kuyup Akhirnya melanjutkan perjalanannya, tapi saat ia melihat kesebrang jalan, ia melihat pasiennya yang tak lain adalah Miya, sedang berjalan menuju tengah jalan padahal kala itu lampu Lalu lintas masib berwarna Hijau.
Kian yang melihat itu langsung berlari, menyelamatkan Miya.
"MIYA-SSI BERHENTI." teriak Kian seraya berlari
Dari Arah berlawanan terlihat sebuah truk melaju dengan cepat yang siap menghantam tubuh Miya.
Kian Langsung memeluk Miya dan mereka berdua pun terguling guling kesamping Jalan.
"Miya-ssi kau baik-baik saja?" Tanya Kian.
Tapi Miya hanya terdiam dengan tatapan kosong meskipun Tangan dan keningnya yang berdarah.
Kian pun membantu Miya berdiri.
"Miya-ssi" Ujar Kian.
Miya pun perlahan menatap Kian yang terlihat sangat menghawatirkannya, dan miya langsung memeluk Kian dengan Erat seraya menangis tersedu-sedu.
Dan tanpa Kian Sadari Karina yang tak Jauh dari situ hanya diam mematung melihat Miya yang memeluk Kian.
Tak hanya tinggal diam Karina pun langsung menghampiri Kian dan melepaskan pelukan Miya, sampai Miya terjatuh.
"Karina apa yang kau lakukan?" Tanya Kian terkejut
"Drama apa lagi yang sekarang kau lakukan? Kau ingin merebutnya dariku?" Tanya Karina.
"KARINA" ujar Kian
"Kau jangan percaya padanya dia hanya bersandiwara." Ujar Karina seraya memegang tangan Kian.
"Sandiwara apa? Dia terluka, tadi dia akan melakukan bunuh diri—“
"Itu adalah bagian dari rencananya" ujar Karina.
"Karina apa yang kau bicarakan? kenapa kau seperti ini?" Tanya Kian
"Kita harus pulang." Ujar Karina seraya menarik tangan Kian.
Tapi Kian melepaskan tangan Karina.
"Aku harus membawanya kerumah sakit." ujar Kian seraya membantu Miya
"KENAPA KAU TIDAK MENGERTI, DIA HANYA BERSANDIWA---"
"KARINA, HENTIKAN!" bentak Kian
Karina langsung terhenti dan menatap Kian dengan mata yang berlinang.
"baiklah, Antarkan dia kerumah sakit dengan selamat." Ujar Karina seraya memberikan payungnya pada Kian.
Dan Karina pun pergi.
Tanpa berfikir apa pun Kian pun langsung menggendong Miya dan menyebrangi Jalan untuk menuju Rumah sakit.
Karina yang melihat itu Hanya bisa menahan Rasa sakit hatinya yang kembali terulang.
.
Karina berjalan menelusuri Jalan ditengah hujan yang deras itu. Karina Terus berjalan dengan menahan Air mata dan rasa sakitnya.
1 setengah jam kemudian, Karina sampai didepan rumah dengan wajah yang sangat pucat dan tubuh yang basah kuyup.
Saat Karina membuka pintu rumah tiba-tiba Karina terjatuh tak sadarkan diri.
Theo yang saat itu baru keluar dari kamar mandi dan hendak kembali kekamarnya, Sangat terkejut Ketika melihat Karina yang terkapar tak sadarkan diri.
"KARINNN" Teriak Theo.
"Karina nuna, Bagaimana ini?" Gumam Theo
Theo mencoba menelpon Kian Tapi Kian tidak mengangkat telponnya.
"Karina..." Ujar Theo
Dengan Cepat Theo pun menggendong Karina menuju mobil dan membawanya kerumah sakit.
#Rumah sakit
Theo terlihat tengah duduk di kursi koridor seraya menunggu dokter keluar.
Theo kembali mengeluarkan ponselnya dan menelpon Kian.
"Hallo, Hyung kau diaman?" tanya Theo
"Aku dirumah, kau melihat Karina?"Tanya Kian yang terengah-engah dalam telpon
"Hyung, Karina ada dirumah Sakit" Ujar Theo
"Rumah Sakit? Aaku kesan sekarang." ujar Kian lalu menutup telponnya.
"Ada apa sebenarnya ini?" Gumam Theo kebingungan
Dokter pun keluar.
"Dokter dia baik-baik saja kan?" Tanya Theo
"Dia mengalami demam Tinggi. tapi kami sudah menanganinya, dia akan segera sadar" Ujar Dokter
"Terima kasih dok" Ujar Theo lalu masuk dan melihat Karina.
Theo menempelkan tangannya dikening Karina.
"Demamnya benar-benar sangat tinggi." Gumam Theo
Theo pun duduk dikursi, seraya memimikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Tak lama kemudian Kian pun datang.
"Hyung." Ujar Theo seraya beranjak
Theo sangat terkejut ketika melihat kondisi Kian. Seluruh tubuhnya basah kuyup dan kotor dan Theo melihat Lengan kanan Kian yang terluka.
"Hyung ada apa denganmu?" Tanya Theo khawatir.
"Karina kenapa? apa dokter sudah memeriksanya? apa dia baik-baik saja?" Tanya Kian yang terlihat kacau.
"HYUNGG." Ujar Theo seraya memegang kedua bahu Kian
"Dia Baik-baik saja. Apa yang terjadi padamu Hyung?" tanya Theo
"Tidak, kau pulanglah aku akan menjaganya" Ujar Theo
"Hyung kau--"
"Pergilah" Ujar Kian
dan Theo pun pergi.
.
Pagi pun tiba, Karina mulai tersedar ia melihat Kian yang tertidur disampingnya seraya memegang tangannya. Karina langsung melepaskan Tangannya dari Kian.
Ia membuka Infusannya dan pergi.
Beberapa menit kemudian
"Dokter Kian?" Panggil seorang suster.
Kian pun terbangun. saat Kian melihat tempat tidur, Karina sudah tidak ada.
"A-apa kau melihat wanita yang dirawat disini?" tanya Kian cemas
"Saat saya masuk tempat tidur ini sudah kosong dok" Ujar Suster itu
"Baik, terima kasih"
Kian pun pergi.
#Rumah Theo
Karina terlihat sibuk menyiapkan sarapannya dibantu oleh Theo yang juga Khawatir.
"Karina Nuna, Kau masih sakit." Ujar Theo seraya membujuk Karina.
"Kau harus pergi kuliah, ini bekalmu pergilah" Ujar Karina.
"Tap—“
Kini Karina menatap Theo dengan Sinis, dan Theo pun pergi.
Saat Theo akan menaiki Mobilnya ia bertemu dengan Kian.
"Hyung—“
"Karina?" Tanya Kian
"Dia didal—“
Belum selesai bicara Kian langsung masuk. Theo hanya terdiam tidak mengerti.
"Tidak ada yang bisa memberitahu ku apa yang sebenarnya terjadi" Ujar Theo
.
Kian pun masuk ke dalam rumah dan menghampiri Karina yang tengah berada didapur.
"Karina—“
"Makanlah sarapannya sudah siap. Aku harus pergi." Ujar Karina lalu pergi.
dengan cepat Kian memegang tangan Karina, Tapi Karina langsung menghempaskan Tangannya.
"AAAAAA" teriak Kian seraya memegang tangannya
melihat Kian kesakitan Karina pun langsung terkejut.
"Kau terluka?" tanya Karina Khawatir.
Saat Karina melihat lengan kian, kemeja putih Kian sudah dipenuhi darah.
"K-kau terluka." Ujar Karina lalu mendudukan Kian.
Karina segera pergi untuk mengambil pakaian Kian. Tak lama Karina pun kembali, ia melepaskan mantel, Jas dan kemeja Kian, Lalu memakaikan Kian T-sirt lengan pendek. Kian Hanya menatap Karina.
"Aku akan mengobatimu, Beritau aku jika aku salah." Ujar Karina lalu mengobati Kian
Karina pun mengobati Tangan Kian yang terluka sampai membalutnya dengan perban.
"Sudah, Aku harus pergi." Ujar Karina lalu pergi Tanpa melihat Kian.
"Apa kau akan pergi ketika suamimu sedang sakit?" Ujar Kian.
Langkah Karina pun terhenti, Ia mengepalkan Tangannya kesal.
"Karina..." Ujar Kian
Karina pun berbalik Arah dan berjalan menuju dapur.
"Pergilah kekamar, Aku akan buatkan bubur untukmu" Ujar Karina yang terlihat masih marah
"Nde" ujar Kian patuh
#Kamar Kian
Karina masuk kekamar dengan mebawa 1 mangkuk bubur yang masih panas.
"Makanlah." Ujar Karina.
"Kau tidak akan membiarkan suamimu memakan bubur panas ini sendirian kan" Ujar Kian
Karina pun duduk disamping tempat tidur dan mengambil bubur itu lalu menyuapi Kian.
Setelah makan Karina pun membawakan Gel penurun panas untuk ditempelkan dikening kian yang saat itu demam.
"Kau seorang dokter tapi tidak bisa mengobati dirimu sendiri." Gerutu Karina.
"Kau adalah dokter pribadi ku" Ujar Kian
'PLAAKKKK'
Karina Langsung menempelkan gel penurun panas itu dengan Keras.
"Kau harus baik pada pasienmu, lalukan dengan lembut." Ujar Kian
"Aku bukan dokter, dan aku tidak sebaik dirimu."Ujar Karina lalu pergi.
"Dia masih sangat marah padaku." Gumam Kian
To be continue...