NovelToon NovelToon
TUAN & NONA MUDA

TUAN & NONA MUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Perjodohan / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: nitapijaan

"Aku tidak akan menikah!" Peony Thamyta.

"Kalau begitu, pergi dari rumah ini." Darius Sedjatie.

Peony, gadis yang selalu di kurung ayahnya dalam sangkar emas, di beri dua tawaran; harus menerima di jodohkan, atau pergi dari rumah yang selama ini memberinya kemewahan.

Tanpa membawa identitas aslinya sebagai anak tunggal Tuan Sedjatie.

Karena tak siap menikah, Peony sengaja memilih opsi kedua dan bekerja demi mendapat uang sebagai bentuk perjanjian agar terbebas dari perjodohan konyol itu.

Tapi siapa sangka, jika bos-nya ternyata orang yang sama dengan lelaki yang akan jodohkan dengannya?

Ini semacam jebakan? Atau pendekatan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nitapijaan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Identitas yang terkikis

Author notes;

bab ini adalah flashback ketika Peony di panggil pulang kerumahnya.

Selamat membaca(⁠●⁠♡⁠∀⁠♡⁠)

**

Peony berjalan gontai ke arah kamarnya, gadis itu sudah sampai di kediaman Sedjatie dengan di antar oleh Tani. Sedikit melelahkan karena perjalanannya yang juga cukup jauh dari perkotaan.

Entah apa alasan Ayahnya itu memilih membangun Mansion yang cukup jauh dari kota dan lebih mengarah ke dalam hutan.

Mungkin itu juga sebabnya Peony tidak di perbolehkan keluar Mansion selama dua puluh satu tahun hidupnya, mungkin ayahnya itu tidak ingin jika anak satu-satunya di culik binatang buas ataupun pemburu.

“Bukankah Ayah sangat baik padamu, nak?”

Peony mengernyit dan memutar tubuhnya untuk melihat siapa gerangan yang tengah berbicara padanya.

“Hah?!”

Darius tersenyum miring, “Seharusnya kau tidak diperbolehkan pulang sebelum mendapatkan uang itu, bukankah aku sangat baik jika mengijinkannya?” Ujarnya berjalan mendekat ke arah Peony.

“Itu keinginan Bunda, dan Ayah tidak bisa menolak hal itu! Jadi Ayah tidak boleh berpikiran seperti itu karena Ayah tetaplah orang jahat yang telah membuang ku setelah mengurungku selama dua puluh satu tahun hidupku!” Sinis gadis itu, tangannya dia letakan di depan dada dan sedikit bersandar pada pintu kamarnya.

“Hm ... ya. Sepertinya membiarkanmu bekerja menjadi asisten tidak terlalu buruk. Kau juga sudah bisa bersikap sinis pada Ayah mu, nak.” Kekeh Darius, setengah menyindir.

Peony memutar bola matanya jengah, “Iya tentu,” jawabnya yang di hadiahi tawa kalem dari sang Ayah.

“Bagaimana dengan kuliahmu? Kuharap kau tidak menghentikan nya karena sibuk bekerja!” Tanya Darius membuat Peony seketika merosot kan bahunya.

“Tetap, tapi aku harus terus bersembunyi jika ingin mendapat materi dari dosen.”

“Itu konsekuensinya karena tidak memilih menikah dengan pilihan Ayah dan Bunda, jadi nikmati saja. Oh, atau kau ingin berubah pikiran? Tenang saja, itu masih berlaku!” Ujar Darius, semakin membuat Peony kesal sehingga memutar bola matanya malas.

Apakah kedatangan nya ke rumah hanya untuk di nasehati agar cepat menikah? Jika benar begitu maka Peony akan menyesal menyetujui keinginan Bundanya.

“Tolong pikirkan kesehatan Bundamu juga, Peony. Kau lihat kan, dia jadi sering jatuh sakit karena terlalu memikirkan anak gadisnya yang nakal di luar sana.” lelaki paruh baya itu menepuk bahu putri tunggalnya sebelum melenggang pergi ke kamarnya.

Peony termenung sesaat, apa iya alasan bundanya sakit-sakitan karena khawatir memikirkannya?

Jika benar begitu, maka Peony bersumpah ingin mengutuk dirinya sendiri karena telah menjadi akibat dari sakit yang di derita bundanya itu!

*

*

"Bunda tidak apa-apa? Kenapa bisa sampai sakit begini, sih?!" Peony mendumel. Padahal dia baru selangkah masuk ke kamar Ndari untuk mengecek kondisinya.

Biarlah, semua orang sudah hafal dengan tingkahnya.

Sementara itu, Ndari yang masih terbaring lemah di atas ranjang dengan infus menancap di punggung tangannya, seketika berbinar. "Peony ..." panggilnya seolah tak percaya.

Tatapan nanar Ndari membuat Peony sedih, apakah kepergiannya sebulan ini sangat mengganggu Ndari? Bahkan wanita yang masih cantik di usianya itu terlihat begitu lemah.

Peony paling tak sanggup berhadapan dengan sang Bunda.

"Iya ... Ini Peony anakmu." Ujar Peony. Gadis itu duduk di sisi ranjang, lalu meraih tangan Ndari yang terbebas dari infus untuk dia genggam.

"Jadi, apakah anakku yang manis ini sudah memutuskan untuk menerima perjodohan?" Tutur Ndari menebak. Yang tentunya salah besar.

"Tidak, aku ke sini karena mendengar Bunda sakit. Ayah yang menyuruhku untuk datang menjenguk Bunda," Peony terus terang. Dia memang tak bisa berbohong pada Ndari.

Mulut Peony terbuka, ingin menanyakan satu hal lagi, tetapi gagal, sebab kedatangan Darius dan seseorang lelaki di belakangnya membuat gadis itu terkejut bukan main.

Dia adalah Yuda.

Bergegas Peony bangkit, matanya melarikan diri kemana saja agar tak bertatapan langsung dengan Yuda. Tak tau saja kalau Darius sudah berkilat-kilat geli menatap tindakan dan wajah paniknya.

"Peony?" Yuda memanggil Peony dengan sebelah alis terangkat.

"H-hai?" Peony gugup. Jujur dia tak pernah membayangkan akan ada Yuda di rumahnya, terlebih ketika dia menyembunyikan identitasnya sebagai anak tunggal Tuan Darius Maximilian Sedjatie. Pembisnis tersohor yang perusahaannya sudah beranak Pinak.

"Kenapa kalian tampak kaku sekali?" Celetuk lelaki paruh baya itu, yang semakin membuat Peony melotot tajam.

"Pfttt .... HA HA HA ~"

Tidak tahan, Darius terbahak keras hingga mengeluarkan air mata di sudut. Ayah Peony itu berjalan mendekati ranjang, di ikuti Yuda pula. Lalu menyeletuk, "Kau panik?" tanyanya.

Peony mendengkus sebal, maksud ayahnya itu apa sih? dia tau kalau perusahaan yang di tempati Yuda memang memiliki keterkaitan antara perusahaan ayahnya. Tapi, Peony tidak menyangka mereka akan sedekat ini sampai Darius membawa Yuda pulang ke rumah mereka.

"Aku tak tau kau pulang hari ini, Peony. Tau begitu tadi aku bersamamu saja," Tutur Yuda. Peony semakin kebingungan.

"Maksudnya?"

Yuda dan Darius saling pandang, sementara Ndari hanya menghela nafas pendek melihat kecanggungan tiga manusia itu.

"Sudahlah, kenapa suasananya menjadi kaku begini?" Ndari menyeletuk. Sekaligus menegur suaminya, yang terlihat sangat menikmati keadaan. Apalagi wajah Peony terlihat begitu pasi.

"Khem! Baiklah, Sayang. Yuda, kau jelaskan sendiri pada Adikmu itu, heh. Kalau aku yang menjelaskan bisa-bisa dia berubah wujud menjadi kucing garong." Darius mengusir Peony dan Yuda dari kamar. Biarlah, urusan menjelaskan Darius serahkan pada Yuda saja.

*

*

"Jadi, kak Yuda sudah tau kalau aku anak si Tuan menyebalkan Darius itu?"

"Iya, benar."

Melihat anggukkan santai dari Yuda, seketika membuat Peony mengusak rambutnya pelan. 'haah! kenapa jadi aku yang dibohongi? padahal aku sudah coba membohongi semua orang dengan status abu-abu yang aku buat!'

"Sejak ... kapan? Sejak kapan Kak Yuda tau kalau aku adalah Peony Thamyta?" tanya Peony nanar.

"Mm ... Sejak pertemuan pertama kita di trotoar jalan, saat aku tak sengaja menabrakmu."

"HAH!?" Peony memekik kaget. Jadi, sudah selama itu Yuda mengenalinya? Tapi, kenapa dia seolah tak tau apa?

'Pasti kerjaan Ayah!' Peony menghela nafas panjang. 'Pantas saja Kak Yuda terlihat begitu akrab dengan ayah, apakah Ayah juga mengutus kak Yuda untuk mengawasiku?' batin Peony penasaran.

Jangan-jangan memang benar!

1
DreamHaunter
Alur yang brilian
Oralie
Cerita yang menarik, gak capek baca sampe habis!
SGhostter
Thor bikin penasaran nih, ayo dong lanjut ceritanya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!