NovelToon NovelToon
JURUS-JURUS TERLARANG

JURUS-JURUS TERLARANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Persahabatan / Penyelamat
Popularitas:22.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

Dimana masih ada konsep pemenang, maka orang yang dikalahkan tetap ada.

SAKA AKSARA -- dalam mengemban 'Jurus-Jurus Terlarang', penumpas bathil dan kesombongan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKSARA 21

Pergelutan Saka dan orang terakhir suruhan Agra terpotong oleh kedatangan segerombol pria yang dibawa Fahmi dari pos ronda, sejumlah kurang lebih delapan orang.

Mereka kocar-kacir kabur setelah sebentar saja sempat menghalau warga yang bersenjata kayu dan golok. Namun satu yang tak sadarkan diri terpaksa ditinggalkan sebelum warga lebih banyak berdatangan, menimbulkan kericuhan yang lebih besar dan mereka akan benar-benar dipenjarakan sebagai pelaku kasus perampokan.

Orang yang tertinggal itu diurus Saka dan Fahmi.

Para warga itu paham dan setuju, lalu pergi meninggalkan rumah yang mau tidak mau Saka dan Fahmi harus berbenah dulu mengingat kekacauan tak sederhana.

Fahmi berberes bagian lain, sedang Saka di ruang utama sembari menjagaーanggap saja tawanannya.

"Lepasin gue, woy! Mau mati lu, ya?!"

Saka menoleh pria tertinggal yang dia ikat di satu sisi. Pria itu sudah sadarkan diri sesaat setelah ikatan meranjau seperempat badan. Dalam keadaan nahas saja sombongnya tidak meluntur.

Pecahan kaca yang sedang Saka kumpulkan dicampakkannya lebih dulu sebelum kemudian menghampiri lelaki yang mulai berisik itu. Dua kaki ditekuk lalu berjongkok zigzag saling bertatap hadap dengan si tawanan yang usianya mungkin sedikit di atas Fahmi.

"Gampang," kata Saka santai. "Gua bakalan lepasin lu, Om. Tapi jawab dulu pertanyaan gua."

Pria itu mengetatkan rahang, tak suka dipermainkan apalagi oleh anak ingusan seperti Saka.

Saka tidak peduli ekspresi yang menampilkan semua urat di seluruh wajah terutama rahang lelaki itu. Dia tetap bertanya, "Apa bos lu namanya Agra?"

Sedetik saat nama Agra disebut, melebar bola mata lelaki di hadapannya, "Lu ... dari mana lu bisa tahu?”

Saka terkekeh kecil, pertanyaan itu tentu adalah jawaban jelas dari apa yang dia tanyakan.

"Bocah tengik, ngetawain apa lu, Sialan?! Lu gak tau seberapa hebat Bos gua. Anak ingusan kayak lu akan mental cuma dengan satu sentilannya doang!"

"Gua gak peduli!" sambar Saka, wajahnya sudah berubah serius, ada terselip berang di antaranya. "Yang gua mau ...." Dicengkramnya dagu lelaki itu lalu mengancam, "Jangan pernah kalian usik Bang Faaz lagi. Kalo gak mau gua buat ancur kalian sampe ke akar."

Lelaki di hadapannya tercengang, Saka berhasil membuatnya terintimidasi. Meski anak itu mengenakan masker, tetap tak bisa menutupi aura aneh yang menguar dari dirinya.

"Siapa sebenernya lu, Bocah?"

Saka tersenyum sinis, diempasnya dagu lawan bicara dari cengkraman dengan cara kasar. "Gak perlu tahu siapa gua. Yang jelas, gua gak akan becanda sama apa yang gua bilang tadi."

Aura Saka jauh berbeda dari saat anak itu menghajarnya satu jam lalu. Tidak ada kelakuan nakal ala remaja pada umumnya, Saka seperti seorang pria dewasa.

"Gua akan berbaik hati sama lu, Om. Kasian kalo cuma dipenjara sendiri sementara temen-temen lu kagak. Jadi sekarang gua bakal lepasin lu." Berkicau sembari melepas simpul ikatan bagian tangan tawanannya, Saka lalu menambah, "Tapi kalo suatu saat gua liat muka lu atau temen-temen lu tadi ngusik rumah ini atau Bang Faaz lagi ... gua gak akan segan bikin muka kalian rata semua."

BUG!

"Arrggh!"

Sebuah bogeman mentah dari kepalan Saka, mendarat tepat di bagian pelipis. Pria itu mengerang, sekeras rasa sakitnya.

"Hadiah dari gua," kata Saka, lalu menarik simpul akhir bagian kaki. "Cabut lu sono sebelum beneran gua mampusin."

Walau dengan gerak sempoyong, pria itu melanting terbirit-birit, sekilas menoleh hanya untuk mengatakan, “Tunggu pembalasan gua lu!”

“Cari jalan yang bener! Jangan sampe lu disambung gebukan warga!”

PROK! PROK! PROK!

Saka melengak ke arah samping.

Fahmi tahu-tahu berdiri di sana.

"Hebat lu, Sak. Abang gak kuat buat gak terpukau. Pake cara apa Faaz ngajarin lu sampe sekuat ini?”

...----------------...

Faaz melesat ke bandara bersama Fahmi juga Hanggini. Saka tak ikut mengantar, ibunya menyuruh pulang dan sudah cemas.

Akhirnya dia mengalah.

Pekat rasa penasaran Saka sebenarnya, tentang 'sekaya apa Agra si musuh Faaz itu sampai fasilitas istrinya tidak terkira sebanyak apa. Mampu menerbangkan dan membiayai pengobatan Faaz di luar negeri dan segala keperluannya, jelas bukan harta kalengan.

Bisnis apa yang dijalankan Agra hingga merubah nasib biasa yang mulanya seperti Faaz, langsung melejit bak roket menyetarai para Sultan di negeri ini.

Sayangnya Saka tak punya waktu untuk memikirkan itu sekarang. Dia kembali ke Jakarta dan hidup kembali seperti biasa.

Biasa dalam pandangan orang lain, karena di balik itu, misinya sebagai anak yang baru akan menginjak angka 18 tahun, terlalu riskan.

Waktu akan jadi penonton bagaimana anak itu berusaha dan bertahan dengan kemampuan yang belum bisa dipastikan sekuat dan sebesar apa.

*

*

Sudah hari Senin, setelah memarkirkan motornya di tempat biasa, Saka kembali ke arah gerbang, menunggu seseorang.

"Saka!"

Mata Saka langsung terlempar pada sosok gadis berhijab putih dan seragam rapi yang muncul bersamaan dengan murid yang lain. "Dhis." Senyum tersabit dengan lambaian tangan.

Gendhis Wangi datang ke sekolah hari ini sebagai murid baru pindahan.

"Kamu beneran nungguin aku?" tanya Gendhis, memposisikan diri di samping Saka untuk kemudian jalan bersama memasuki area sekolah.

"Kan aku udah janji.”

“Makasih.”

"Hmm," tanggap Saka. "Ayo aku anter ke kelas kamu."

"Jauh lho, Sak. Kita kan beda bangunan. Nanti kamu telat ke kelas sendiri."

"Gak apa-apa. Hari ini upacara, aku bisa nyelip di mana aja."

"Hey! Gak bisa gitu!"

Keduanya lalu tertawa-tawa.

Sampai entah sengaja atau tidak, seseorang muncul menjegal langkah mereka.

Saka melengak ke depan, tawanya yang renyah memudar perlahan-lahan, lalu hilang.

Seorang anak lelaki setara dirinya, tinggi badan pun sama hingga dua wajah sejajar lurus.

"Saka Aksara." Anak itu tersenyum miring saat menyebut nama yang diketahui melaui bordir name di dada kanan Saka, lalu melirik Gendhis di sebelahnya. "Gendhis Wangi." Diam sembari bergiliri menatap, kemudian berkata lagi, "Gua baru liat kalian berdua di sekolah ini.”

Sesaat Saka diam, menelisik yang tak ada hasil, lalu .... "Ah, iya, kami anak baru!" Datar wajahnya langsung berubah senyuman riang. "Ayo kenalan ... Ricky Grayon.” Melakukan hal serupa, melihat name tag anak itu di seragamnya. “Wah, nama lu keren, Bro! Salam kenal." Menjulurkan tangan. "Panggil gua Saka, dan ini ... calon pacar gua, hehe.”

Gendhis tercengang saat pandangan Saka mengarah padanya dengan cengiran yang menampakkan semua gigi bagian depan.

Ricky tersenyum kecut menyikapi dua anak konyol di hadapannya, kemudian berlalu begitu saja melewati bahu Saka dengan kedua tangan tetap di kiri kanan saku celana.

Raut wajah Saka langsung datar kembali. Tangan yang terjulur tanpa disambut Ricky ditariknya kembali. Kepalanya bergerak pelan ke belakang, melihat punggung Ricky yang menjauh dengan alis bertemu.

Saka tahu dari banyak kabar yang masuk ke telinganya, seorang Ricky Grayon tidak akan muncul sekonyong-konyong di area luar seperti barusan, juga tak akan bicara sembarangan secara langsung pada orang lain kecuali ada sesuatu yang harus dipastikannya.

“Jadi apa yang dia cium dari diri gua sampai turun langsung dari kandangnya?”

1
chaa
semangat thorr💪
𒆜ⁱᵃᵐMagisna☆༻: 𝙏𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝, 𝙆𝙖𝙠 𝘾𝙝𝙖𝙖!/Heart/
𝙏𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙣𝙮𝙖𝙠 𝙨𝙪𝙥𝙥𝙤𝙧𝙩-𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙨𝙚𝙟𝙖𝙪𝙝 𝙞𝙣𝙞. 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙢𝙪𝙡𝙖𝙞 𝙇𝙚𝙚 𝙂𝙪𝙣, 𝙓𝙖𝙫𝙞𝙚𝙧 𝘽𝙡𝙤𝙤𝙙, 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙝𝙖𝙙𝙞𝙧 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙤𝙧𝙤𝙣𝙜 𝙎𝙖𝙠𝙖 𝘼𝙠𝙨𝙖𝙧𝙖, 𝙞𝙩𝙪 𝙬𝙤𝙬 𝙗𝙖𝙣𝙜𝙚𝙩 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙖𝙠𝙪--𝙥𝙚𝙣𝙪𝙡𝙞𝙨 𝙮𝙜 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙥𝙖2 𝙞𝙣𝙞.
𝙇𝙤𝙫𝙚𝙮𝙤𝙪, 𝙠𝙖𝙠. 𝙎𝙚𝙝𝙖𝙩 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙮𝙖 ....
total 1 replies
Alaz Boy
dadang temen gw yang rambutnya kayak kawat😄
𒆜ⁱᵃᵐMagisna☆༻: wkwkwk! Bisa dipake tusuk sate dong, Kak?!
total 1 replies
Batsa Pamungkas Surya
gak semudah itu grayon ferguson
Batsa Pamungkas Surya: gank monster gk pernah di pake saka
total 2 replies
Batsa Pamungkas Surya
jos gandoooos
Machan
asyik, jadi kawin, eh nikah👏👏

sorry ya, gua langsung pake jurus melompat kodok, ketinggalan jauh soalnya✌️😘😁
𒆜ⁱᵃᵐMagisna☆༻: Ra popo dah.
Kagk dibaca juga kgk ngapa2 gua mah🤣
total 1 replies
Machan
pantes klo disebut bocah edan, suka bikin orang jadi gila lu, bang🤣
Machan: padahal gua ngarep jadi gila biar lu nikahin gua/Tongue/
total 2 replies
Machan
gua bayangin ni muka bocah pas dongak🤣
𒆜ⁱᵃᵐMagisna☆༻: Jangan bilang mirip ubur-ubur?🤣
total 1 replies
Machan
betul itu, ayo lanjut saka👍 aku padamu lah pokoknya
Machan
🤣🤣🤣
Machan
tapi gak sampe disemutin dong, Sak
Machan
biasa lah
Machan
dasar lu, tong.
Machan
Gendhis gadis baik🥺
Machan
bener kata Gendhis, tar mereka makin heboh dong
Machan
kalo depan mata, gua jambak nih
Machan
tiang listrik kali ah, tegak merdeka
Machan
😱😱 langsung kudu nikah?? padahal gak ngapa"in juga kan, pak RT
Machan
astoge, digrebek😱
Machan
othornya gak sabar nih bikin Gendhis klepek"
Machan
anjay, romantis bat lu, tong.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!