NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Ceo Impoten

Terjerat Cinta Ceo Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi
Popularitas:799
Nilai: 5
Nama Author: Nona_Written

"Ta–tapi, aku mau menikah dengan lelaki yang bisa memberikan aku keturunan." ujar gadis bermata bulat terang itu, dengan perasaan takut.
"Jadi menurut kamu aku tidak bisa memberikanmu keturunan Zha.?"

**

Makes Rafasya Willson, laki-laki berusia 32 tahun dengan tinggi badan 185cm, seorang Ceo di Willson Company, dia yang tidak pernah memiliki kekasih, dan karena di usianya yang sudah cukup berumur belum menikah. Akhirnya tersebar rumor, jika dirinya mengalami impoten.
Namun Makes ternyata diam-diam jatuh cinta pada sekertarisnya sendiri Zhavira Mesyana, yang baru bekerja untuknya 5 bulan.

bagaimana kelanjutan ceritanya? nantikan terus ya..

jangan lupa Follow ig Author
@nona_written

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Written, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21 dia pergi

Langit pagi Jakarta terlihat murung. Awan menggantung rendah seakan turut menahan perasaan yang tak bisa diungkapkan oleh hati yang remuk.

Di dalam apartemen minimalisnya yang dulu penuh kenangan bersama Makes, Zhavira berjalan mondar-mandir menyiapkan kepergiannya. Satu koper besar dan dua tas selempang sudah tersusun di depan pintu. Ruang itu tampak kosong. Bukan karena furniturnya hilang, melainkan karena harapan yang dulu mengisi ruang-ruang itu telah hilang dari hatinya.

Zhavira mengusap matanya yang sembap. Sudah dua hari ini ia menangis dalam diam. Tangis yang tak lagi keras, tapi menyesakkan. Ia sudah mencoba menghubungi hatinya, bertanya, apa benar ini keputusan yang tepat? Namun jawabannya tetap sama. harga dirinya lebih penting dari sekadar cinta yang setengah hati.

Ia menarik napas dalam-dalam, menatap sekeliling apartemen untuk terakhir kalinya. Ada jaket Makes yang pernah tertinggal di balik kursi, ada mug kesayangan mereka berdua di dapur, dan aroma samar parfum yang sering Makes semprotkan di bantalnya.

Dengan langkah pelan, ia meraih kunci apartemen, meletakkannya di atas meja dekat pintu, dan menatapnya lama. “Ini bukan lagi tempat pulangmu, Zha,” bisiknya.

Pukul 08.00 pagi, mobil sewaan yang dipesannya datang menjemput. Ia melangkah keluar tanpa menoleh ke belakang. Supir membantu memasukkan koper, dan beberapa menit kemudian, mobil meluncur menuju Bandara Soekarno-Hatta.

 **

Sementara itu di kantor pusat Willson Group

HRD baru saja selesai mengarsipkan surat pengunduran diri Zhavira ke sistem. Surat itu diketik rapi, sopan, dan dingin. Tanpa emosi. Tapi saat surat itu sampai ke tangan Makes, dunia seolah runtuh.

“APA MAKSUDNYA INI?!”

Suara Makes menggelegar di ruangan meeting lantai 18. Beberapa staf menunduk takut, dan sang kepala HRD pun tertegun, keringat dingin mengalir di pelipisnya.

“Kenapa kalian menyetujui pengunduran dirinya TANPA IZIN SAYA?!”

“Tuan Makes... dia sudah menandatangani sendiri semua dokumen, dan prosesnya resmi, kami kira—”

“Kalian kira?! Apa kalian pikir kalian bisa mengeluarkan tunangan CEO utama tanpa konfirmasi padaku?” bentaknya lagi, suaranya tajam bagai bilah kaca. “Bubarkan meeting. Sekarang juga!”

Semua orang keluar terbirit-birit. Makes duduk di kursinya, dadanya naik turun penuh emosi. Ia meremas kertas pengunduran diri itu dan melemparkannya ke lantai. Tanpa pikir panjang, ia meraih ponselnya dan menelepon Zhavira—namun tidak aktif.

Ia menghubungi supir pribadi, “Antar aku ke apartemen Zhavira. Sekarang.”

 **

Di apartemen Zhavira

Pintu diketuk berkali-kali. Makes berdiri di depannya, wajahnya penuh kegelisahan. Ia mengetuk dan mengetuk lagi. “Zhavira! Aku tahu kamu ada di dalam! Tolong buka!”

Namun tak ada suara. Tak ada langkah kaki. Tak ada nafas dari balik pintu itu. Ia mencoba menghubungi satpam gedung, “Tolong cek, apakah penyewa apartemen ini masih tinggal di sini?”

Petugas yang memeriksa hanya menggelengkan kepala. “Mohon maaf Pak, pagi tadi ada mobil sewaan menjemputnya. Barang-barangnya sudah dibawa semua.”

Makes berdiri mematung. Seakan bumi mencair di bawah kakinya. Tangannya menggenggam kusen pintu dengan erat.

Dia benar-benar pergi…

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Makes merasa ditinggalkan. Bukan karena orang lain merebutnya. Tapi karena dia sendiri yang gagal mempertahankan.

Tubuh Makes merosot di balik pintu apartemen itu, dia berkali kali menarik rambutnya sendiri karena frustasi, dia tidak menyangka jika semua akan serumit ini.

"Kenapa kamu pergi Zha, kenapa kamu tidak percaya jika cintaku hanya untuk kamu, Rania hanyalah teman masa kecilku tidak lebih." gumam Makes.

"sekarang aku harus mencarimu kemana Zha, dan mulai darimana?"

 **

Di dalam pesawat menuju Bali

Zhavira duduk di dekat jendela. Matahari mulai merangkak naik, menyinari sayap pesawat yang menjauh dari Jakarta. Ia membuka jurnal kecilnya dan menulis.

Jakarta,

Hari ini aku meninggalkanmu.

Bukan karena aku tak cinta, tapi karena aku harus mencintai diriku lebih dulu.

Aku pernah menanti seorang pria yang bahkan tak bisa memilih siapa yang penting baginya. Dan aku lelah menjadi pilihan kedua… bahkan ketika aku sudah menjadi tunangannya.

Jika suatu saat kamu membaca ini, ketahuilah: aku tidak membencimu. Tapi aku hanya ingin sembuh darimu.

— Z

Zhavira menutup jurnalnya dan menatap langit biru yang luas. Di sana, ada masa depan yang belum ia ketahui, tapi ia tahu satu hal—ia tidak lagi menjadi wanita yang rela menunggu

**

Tanpa buang waktu, Makes menghubungi kontak yang ia tahu dekat dengan Zhavira. Mulai dari teman kuliahnya, rekan kerja, bahkan tim asisten pribadi. Tapi semua jawabannya sama: tidak tahu, tidak bisa dihubungi, dan terakhir kali terlihat saat keluar dari perusahaan.

Putus asa, Makes mengingat satu nama yang mungkin tahu keberadaan Zhavira — Gio. Lelaki yang dulu sempat menjalin hubungan dengan Zhavira, dan hingga kini masih punya kontak meski mereka sudah lama berpisah.

Ia langsung melajukan mobilnya ke salah satu coffee shop langganan Gio. Tempat itu biasa jadi tempat Gio menulis naskah musik dan ngobrol dengan koleganya. Dan benar saja, dari kejauhan, Gio tampak sedang duduk di dekat jendela besar, mengenakan hoodie hitam dan headphone di leher.

Tanpa basa-basi, Makes menghampirinya.

“Apa anda tahu Zhavira di mana?”

Gio mendongak. Dahinya mengernyit. “Hah?”

“Saya tanya, apa anda tau dimana Zhavira berada? Karna saya yakin, kalian masih berhubungan, dan mungkin saja anda ya g audah menyuruh Zhavira untuk pergi, agar anda nanti bisa mendekatinya lagi!”

Gio bangkit dari duduknya. “Gila lo? Saya nggak tahu apa-apa! Dia pergi?”

“Jangan pura-pura bodoh!” bentak Makes, emosinya meledak. “Kalian pasti masih komunikasi! Dan lo selalu jadi tempat dia ngadu!”

Gio mencengkram kerah kemeja Makes dan langsung menghajarnya dengan pukulan telak di wajah.

BUK!

Makes terhuyung ke belakang, tapi tak membalas. Matanya tetap merah.

“Pukulan itu untuk semua luka yang kamu kasih ke dia! Kamu yang harusnya jagain dia! Tapi apa? Kamu malah sibuk main drama sama cewek masa kecil!”

BUK! Pukulan kedua menghantam rahangnya.

Kali ini Makes jatuh terduduk, tapi wajahnya tetap menatap Gio, penuh penyesalan.

“Aku... aku nggak bermaksud nyakitin dia...” lirihnya. “Aku cuma... bodoh. Terlalu percaya kalau dia akan selalu menunggu dan mengerti...”

Gio menarik napas panjang. Tangannya mengepal, namun ia tak memukul lagi. “Zhavira bukan boneka sabar yang bisa kamu tarik dan dorong sesuka hati. Dia manusia. Dia perempuan yang selama ini berjuang sendiri, menelan rasa cemburu, perih, dan kecewa... karena cinta sama kamu.”

Seketika Makes tak bisa berkata apa-apa. Ia menyadari betapa dalam luka yang sudah ia torehkan.

Melihat Makes yang hanya diam, akhirnya Gio mengambil barangnya yang ada di meja, dan pergi meninggalkan Makes yang masih terduduk di lantai.

1
Kei Kurono
Wow, keren!
Nona_Written: ❤️❤️ terimakasih
total 1 replies
ladia120
Ceritanya keren, jangan sampai berhenti di sini ya thor!
Nona_Written: makasih, bantu vote ya 😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!