NovelToon NovelToon
My Husband, The Mysterious Casanova

My Husband, The Mysterious Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Myra Eldane

Lovy Crisela Luwiys—gadis ceplas-ceplos yang dijuluki Cegil—dipaksa menikah dengan Adrian Kaelith Evander, pewaris dingin sekaligus Casanova kelas kakap.

Bagi Lovy, ini bencana. Wasiat Neneknya jelas: menikah atau kehilangan segalanya. Bagi Kael, hanya kewajiban keluarga. Namun di balik tatapan dinginnya, tersimpan rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan siapa saja.

Niat Lovy membuat Kael ilfil justru berbalik arah. Sedikit demi sedikit, ia malah jatuh pada pesona pria yang katanya punya dua puluh lima mantan. Casanova sejati—atau sekadar topeng?

Di tengah intrik keluarga Evander, Lovy harus memilih: bertahan dengan keanehannya, atau tenggelam di dunia Kael yang berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myra Eldane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tante Sosialita

Pagi di mansion Evander seharusnya terasa tenang seperti hari sebelumnya. Tapi bagi Lovy Crisela Luwiys, pagi ini rasanya seperti sirine tanda bahaya. Ketukan keras di pintu membuyarkan sisa mimpi manisnya.

"Lovy. Sarapan sekarang. Calon ibu mertuamu sudah menunggu." Suara Samuel datar seperti biasa, tapi nadanya tak memberi ruang tawar-menawar.

Gadis itu mengerang panjang, menarik selimut sampai menutupi kepala. "Aku baru tidur jam tiga! Bisa nggak hari ini kita mulai jam... sebelas aja?"

"Tidak," balas Samuel tegas dari balik pintu. "Lagi pula apa yang kau pikirkan sampai tidur jam tiga?!" tanyanya tidak menyangka.

Lovy menatap langit-langit kamar sebelum beranjak bangun. Menatap dirinya di cermin, mengumpat dalam hati. "Oke, Lovy. Buang jauh-jauh pikiran detektif Conan. Sekarang ini waktunya latihan jadi Nyonya Evander. Harus kuat. Harus glamor. Harus... aduh, mata aku masih bengkak kayak bakpao."

Dengan rambut acak-acakan dan piyama alpukat, ia menyeret langkah keluar kamar. Ketika membuka pintu, ternyata Samuel masih di sana. Ia memilih mengabaikannya dan bergegas ke ruang makan.

Samuel yang melihat penampilan sepupunya hanya bisa berdecak kesal. "Kamu mau ke mana?"

Lovy terhenti, lantas berbalik menatap Samuel lusu sekaligus heran. "Ke ruang makan kan?"

Samuel tidak tahan lagi melihat tingkah semborono ini. Entah disengaja atau tidak. "Dengan penampilan begini? Rambut acak-acakan?"

Begitu mendengar teguran itu, Lovy melebarkan matanya tersadar. Ia lantas berteriak, "Astaga! Kayaknya otakku mulai rusak karena terlalu berpikir berlebihan semalam! Aaaa aku malu sekali kalau dilihat Kael begini." Ia lantas memegang handel pintu kamarnya untuk masuk kembali, namun langkahnya ditahan Samuel.

"Memang semalam kamu kenapa?" tanya Samuel.

"Udah yah, Kak. Gak usah banyak nanya. Mendingan minggir, aku mau mandi!" Lovy mendorong tubuh Samuel hingga menyingkir. Ia bergegas mandi dan memoles wajah menjadi cantik untuk bertemu calon masa depan.

Begitu sampai di meja makan, Lovy melihat Kael duduk rapi dengan kemeja putih—seolah siap difoto untuk sampul majalah—Lovy langsung ingin menjerit. Cowok ini bahkan bangun tidur kayaknya sudah glossy alami. Nggak adil. Dan untungnya ia tadi tidak keluar dengan penampilan yang acak-acakan.

Kael menoleh, menatap wajah cantik Lovy yang tumben tidak berantakan seperti biasanya. Wajah itu benar-benar cantik sempat membuat Kael terdiam menatapnya dalam. Padahal biasanya ia melihat rambut Lovy akan mirip singa kecil kena badai bahkan sehabis tidur siang.

Lovy tersenyum manis sambil menyapa, "Hei!? Aku terlambat?"

Kael tersadar, "Akh, tidak. Makanan masih banyak. Eh–" ia terlalu implusif. "Hm... Kamu gak lupa nanti akan ada wedding organizer ke rumah dan kita akan milih konsep pernikahan kan?"

Lovy tersenyum. "Aku pikir kita latihan... natural look dulu, gitu."

Samuel, yang sudah duduk di sebelah Kael, menambahkan sambil menyeruput kopi, "Natural look? Bukannya sekarang udah keliatan? Biasanya kan kamu kelihatan kayak habis berantem sama angin ribut. Sekarang tumben natural look."

Lovy mengibaskan tangan. "Hari ini aku lagi mode serius. Operasi bikin ilfil udah bubar, ingat?"

Kael mengangkat alis, datarnya bikin dada Lovy panas-dingin. Kedua tangan Kael dilipat depan dada. "Operasi apa?"

Samuel buru-buru menunduk, pura-pura fokus ke roti, menahan senyum licik. Lovy batuk pura-pura, "Ah itu... project pribadi. Nggak penting."

 ****

Selesai sarapan, Lovy dibawa ke ruang tamu. Isabelle sudah menunggu dengan secangkir teh, aura elegannya membuat sofa beludru terasa seperti singgasana. Ia tidak berbicara keras, tapi setiap kata membawa wibawa.

"Lovy," ucapnya lembut, "mulai hari ini, kamu harus belajar menjadi bagian dari keluarga Evander. Bukan dengan aturan ketat... tapi dengan pemahaman."

Lovy menelan ludah. Kata ‘pemahaman’ terdengar seperti seminar motivasi yang tidak diinginkan. Tapi ia duduk manis, mencoba mengikuti arahan Isabelle tentang cara duduk elegan—"jangan seperti duduk di angkot"—dan cara memegang cangkir teh—"jangan digenggam seperti botol air mineral. Yah intinya jangan gemeter karena gugup depan calon mertua."

Setiap kali Lovy melakukan kesalahan, Isabelle tidak marah. Ia hanya mengoreksi dengan senyuman tipis. Senyuman yang lebih menegangkan daripada ceramah guru ekonomi saat ujian.

"Begini kan, Ma?" Lovy mengangkat cangkir dengan kelingking sedikit terangkat.

Isabelle mengangguk pelan. "Lebih baik. Masih... unik. Tapi lebih baik."

Samuel yang duduk di pojok menahan tawa. "Unik? Itu kode halus dari ‘masih kacau’, Lov."

Lovy melotot. "Kamu diem, deh. Aku murid teladan hari ini."

Ketika sesi “pelajaran elegan” baru setengah jam, suara deru mobil terdengar di halaman. Seorang pelayan berbisik, "Keluarga besar sudah datang."

Lovy langsung panik. "Keluarga besar? Maksudnya?"

"Tante dan Om tuan muda, Nona!"

"Sekarang?!" tanya Lovy tidak menyangka.

Pelayan itu hanya mengangguk membuat Lovy segera bangkit, merapikan bajunya dan rambutnya agar nampak sempurna.

"Ayo Lovy, bersiap yah," ucap Isabelle seraya bangkit dan memilih pergi meninggalkan Lovy.

Pintu depan terbuka. Masuklah rombongan tante-tante Evander—semuanya berkilau seperti keluar dari majalah sosialita. Berlian, tas branded, dan parfum mahal bercampur dalam satu ruangan.

Paling depan, seorang wanita bergaun hijau zamrud dengan tatapan tajam yang bisa menembus tembok. "Kamu pasti Lovy," ucapnya, senyum tipis tersungging. "Aku Tante Veronica. Tante dari Kael."

Lovy otomatis tersenyum lebar. "Halo, Tante Veronica. Wah, gaun tante keren, kayak rumput lapangan golf eksklusif."

Samuel langsung batuk menahan tawa.

Tante Veronica mengangkat alis. "Rumput... lapangan golf?"

Lovy panik, buru-buru menambal, "Eh maksudku... zamrud! Elegan banget."

Kael muncul dari tangga, tatapannya tajam. "Tante, jangan menginterogasi dia seperti polisi. Duduklah."

Lovy mendekat ke Kael, berbisik lirih, "Kenapa tatapan tante kamu kayak kamera CCTV?"

"Tatapan normal keluarga Evander," balas Kael tenang.

Samuel ikut nimbrung, merunduk berbisik pada Lovy. "Hati-hati sama Tante Veronica. Katanya orang memanggilnya Detektor Berlian."

"Detektor Berlian?" Lovy mengerutkan kening.

"He'em. Dia bisa tahu perhiasan imitasi dari lima meter. Dan bisa menilai status sosial orang dengan satu tatapan." Samuel menatap gelang Lovy sekilas. "Doain aja gelang kamu nggak ketahuan beli di diskon mal."

Lovy langsung menutup gelangnya dengan tangan. Gelang yang dia beli saat SMA. Gelang persahabatannya dengan Syegi. Waktu itu Syegi belum tahu dia orang kaya, jadi wajar kalau beli barang diskon. Mengingat kenangan itu, membuatnya merindukan sahabatnya itu. Bagaimana kabarnya di Balikpapan yah? Oke. Kembali ke topik utama. Catatan: jangan pernah pakai gelang pasar malam ketemu Tante Veronica.

Percakapan mereka jadi parade komentar menusuk tapi lucu. Tante Veronica beberapa kali nyeletuk, "Lovy, kamu suka warna emas? Itu warna ambisius."

Lovy tersenyum santai. "Aku suka banget! Siapa sih yang nggak suka emas, Tante?"

Samuel hampir tersedak kopi mendengar jawaban Lovy yang polos tapi mematikan itu.

Cuma Tante Veronica yang aktif mengajak Lovy bicara sedangkan tante yang lain nampak tak peduli.

Sesi foto keluarga besar dimulai setelahnya. Ruangan besar dengan lampu kristal disulap jadi studio dadakan. Lovy digiring ke tengah, Kael berdiri di sampingnya, dan Tante Veronica seperti bayangan hijau zamrud di belakang.

Fotografer mengatur pose. "Sedikit miring, Miss Lovy. Ya, seperti itu. Senyum, tolong."

Lovy menoleh ke Kael, berbisik panik, "Kamu kenapa gak bilang kalau ada sesi foto keluarga?"

"Aku lupa." singkat padat jelas Kael.

"Ck lupakan lah. Terus aku harus senyum kayak apa? Senyum model? Senyum iklan pasta gigi? Senyum tahan kram pipi?"

Kael menatapnya sebentar, lalu berkata datar tapi pelan, "Senyum saja. Senyum kamu sendiri kan udah manis."

Entah kenapa, kata itu membuat Lovy benar-benar tersenyum tulus. Bukan senyum paksaan, bukan senyum ala foto Instagram. Senyum yang membuat pipinya memanas, senyum yang memaksa Kael ikut melengkungkan bibirnya—hanya tipis, tapi nyata.

"Bagus! Natural sekali!" seru fotografer sambil memotret.

Lovy buru-buru mengalihkan pandangan. Natural? Padahal aku hampir copot rahang karena grogi.

Ketegangan sempat pecah ketika Tante Veronica menyela, "Lovy, posisimu agak miring. Jangan terlalu dekat dengan Kael, nanti terlihat... menempel."

Kael tidak berkata apa-apa. Tapi diam-diam, ia justru melangkah setengah langkah lebih dekat, membuat Tante Veronica terdiam dengan tatapan seperti CCTV yang mati lampu.

Tante Veronica sadar itu peringatan. Jadi ia memilih mundur dan diam.

Sesi foto selesai, tawa dan komentar tante-tante bertebaran. Tapi di sudut ruangan, Isabelle menerima telepon. Nama yang muncul di layar ponselnya membuat wajahnya kaku: Donovan.

Lagi?

"Ada apa lagi anak nakal?!" suara Isabelle rendah, tajam.

Suara Donovan terdengar samar tapi dingin, "Aku hanya mengingatkan. Lima hari, Isabelle. Pastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Atau kau harus kupanggil—Kakak?"

Isabelle menatap Lovy sekilas—gadis itu masih bercanda dengan Samuel, tak sadar bahwa bayangan Donovan seperti kabut yang merayap di mansion Evander. "Kau terlalu banyak bicara," Isabelle menutup telepon cepat, wajahnya kembali netral.

Sementara di ujung sana, Lovy terlihat menghela napas panjang setelah para tante pergi. Hari itu terasa seperti "uji coba" jadi Nyonya Evander—sesi 'kelas elegan', dan serangan tante-tante sosialita.

Ia menatap Kael yang sedang berbincang dengan fotografer. Ada rasa aneh di dadanya. Bukan sekadar grogi, bukan hanya kagum. Sesuatu yang membuatnya, untuk pertama kali, benar-benar ingin membuang semua pura-pura.

"Oke, Lovy. Kalau kamu bisa selamat dari Tante Veronica dan tatapan Kael yang bikin jantung copot, mungkin kamu juga bisa selamat sampai hari pernikahan," batinnya.

Tapi entah kenapa, bayangan Donovan dan suaranya yang samar ikut berputar di kepala.

Dan Lovy sadar—ini baru awal drama besar yang menunggu.

.

.

.

1
Rihana
buset kaya bener 🤣🤣🤣
Rihana
seret bang muel adek mu itu 🤣
Rihana
kenapa yah yang baca kurang, padahal tulisannya bagus, rapi, sesuai peubi, typonya gak banyak, pokoknya bagus lah. dan updatenya juga rutin. aku suka banget, smoga makin banyak yang baca yah kak 🩷
Rihana
ini karakter lovy, cegil bucin 😭😭😭
Rihana
gak berasa udah sampai sini wkwk... penasaran. aku lanjut duluu. alurnya menarik
Rihana
awal yang menarik
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
aku udah kirim satu kopi yah, biar gak ngantuk thor
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
Si lovy gak nyangka sekeren ini tapi si kael kenapa yah perginya. aduhhh kasian banget di tinggal di hari pernikahan😭
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
up kak
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
Satpam😭 GGS INI MAH (ganteng ganteng satpam)/Drool/
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
nemu sampah di mana sih lovy 😭 kok bisa pacaran 8 tahun woy kayak kredit rumah
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
akhirnya putus, lagian kok sanggup sih pacaran 8 tahun?
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
syukur deh samuel. seret aja tuh lovy, dari pada makin akut bucinnya
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
bucin akut wehhh😭
Saidil M🍇
gilas banget bisa ngasi hadiah segitunya si donovan. berartu dia udah mempelajari kesukaan lovy aka targetnya? keren sih, suka banget kakak penulisnya creazy up terus.... jadi maraton bacanyaaa enak bangettt 😍😍😍 lanjut kak
Saidil M🍇
meskipun terlambat, kuucapkan selamat atas pernikahanmu lovy dan kael 😍 sekarang aku maratoon bacanya
Saidil M🍇
terharu gueee makk😭
Saidil M🍇
syegi ini jadi sahabat asik banget. bisa nyairin suasana woy.... mau sahabat kayak dia😭
Saidil M🍇
hahahaha mau ciuman gak jadi 🤣🤣🤣
Saidil M🍇
barang bawaan syegi astaga😭 inj orang gue kira kalem di awal. ternyata kalem kalem sama aja kayak lovy, pantesan sahabatan 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!