NovelToon NovelToon
Fake Marriage

Fake Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Obsesi / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Red_Purple

Maura terpaksa menyetujui ajakan Elvano yang memintanya untuk melakukan pernikahan palsu setelah mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan sahabat baiknya sendiri.

Elvano sendiri adalah seorang pengusaha sukses yang masih betah menyendiri karena sedang menunggu kekasihnya kembali. Tekanan dari keluarga membuat Elvano terpaksa harus mengikat perjanjian dengan seorang gadis yang baru saja dikenalnya.

‎Apakah mereka mampu menjaga rahasia pernikahan palsu mereka, ataukah cinta sejati akan mengubah rencana mereka?

Simak kisahnya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 : Bulan madu yang dipercepat.

"Hai, Maura."

Matanya mengerjap pelan, Maura tertegun melihat Rivan kini sedang berdiri di hadapannya, melambaikan tangan dan tersenyum lebar padanya.

"Aku datang kemari untuk bertemu dengan, El." ucap Rivan berbasa-basi, sebenarnya dia sengaja datang karena tahu Maura sedang ada di apartemen Elvano sekarang.

Sebelum datang kesana, Rivan lebih dulu datang mengunjungi kantor Elvano, namun asisten Elvano mengatakan jika Elvano sedang tidak ada ditempat dan sedang mengantarkan istrinya pergi ke apartemen.

"Boleh aku masuk, Maura?" tanya Rivan sembari mengibaskan tangannya di depan wajah Maura saat melihat gadis itu malah melamun.

"Oh, I-iya, silahkan, Kak." Maura mempersilahkan Rivan masuk. "Kak El sedang memasak didapur." beritahunya sembari menutup pintu kembali.

"Apa sekarang kalian tinggal disini?" tanya Rivan, melangkahkan kakinya mengikuti dibelakang Maura.

"Ah, tidak. Kebetulan aku juga baru pertama kali datang kesini." jawab Maura.

Geraknya tertahan saat melihat kehadiran Rivan disana, Elvano memasang wajah datar dan melanjutkan kembali aktivitasnya memotong daging. Sebelumnya belum pernah ada yang datang mengunjungi apartemennya kecuali asisten dan keluarganya, dan Elvano tahu apa tujuan Rivan datang kesana sekarang, yaitu Maura.

"Ada perlu apa kamu datang kemari?" tanya Elvano tanpa menoleh, matanya fokus menatap daging yang sedang dia potong-potong untuk dicampur kedalam sup.

"Aku datang untuk mengunjungi temanku, apa itu salah?" Rivan balik bertanya, menarik salah satu kursi dan mendudukkannya dirinya disana.

"Sejak kapan kita dekat?" tanya Elvano dengan nada menyindir. "Aku bukan tipe orang yang mudah bergaul."

"Ayolah, El, apa salahnya jika mulai sekarang kita berteman baik. Bukan begitu, Maura?"

Maura berdiri diam, tidak tahu harus menjawab apa. Dia merasa bingung tentang hubungan Elvano dan Rivan, apakah mereka teman dekat atau hanya sekedar kenalan. Sebelumnya, Elvano memang pernah menceritakan bahwa mereka hanya teman kuliah dan jarang berinteraksi.

Sementara itu, Elvano berhenti mengiris bahan masakan dan meletakkan pisau di atas meja dapur dengan gerakan sedikit kasar. Dia mencuci tangannya dengan air kran, lalu berjalan mendekati Maura dengan langkah yang tenang. Elvano meraih pergelangan tangan Maura, membuat gadis itu merasa sedikit terkejut namun juga nyaman dengan sentuhan tersebut.

"Ayo temani aku masak," ajak Elvano dengan suara yang terdengar lembut.

Rivan menahan pergelangan tangan Maura yang satu lagi, pria itu segera berdiri. "Maura masih belum pulih, kenapa kamu malah menyuruhnya untuk memasak!"

"Dia istriku, aku lebih tahu apa yang terjadi dengannya saat ini." Elvano menatap tangan Maura sekilas, lalu menariknya hingga terlepas dari pegangan Rivan.

Kembali dia berbalik ke arah dapur dengan menggandeng tangan Maura, mengambil sebuah apron dari dalam laci dan membantu memakaikannya ditubuh Maura.

Jarak wajah mereka sangat dekat, Maura sampai menahan napasnya saat merasakan jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. Bahkan, aroma maskulin dari tubuh pria itu bisa dia cium dengan jelas. Hembusan napasnya pun sangat terasa menyapu pipi Maura.

"Sudah." Elvano menjauhkan kembali tubuhnya. "Kamu cukup berdiri disampingku dan lihat bagaimana aku memasak."

Dari tempatnya berdiri, Rivan merasa tidak suka dengan interaksi yang terjalin antara mereka berdua. Dia merasa sedikit cemburu, hatinya seperti terbakar. Selain itu, Rivan masih penasaran dengan alasan Elvano menikahi Maura, benarkah karena cinta atau hanya karena pelarian semata.

•••

"Wah, masakan Kakak enak sekali." puji Maura begitu dia mencoba makanan buatan Elvano.

Elvano tersenyum, mengusap kepala Maura dengan lembut. "Kalau begitu makan yang banyak, kamu harus banyak makan sayuran dan daging biar cepat sehat."

Maura hanya mengangguk kecil dan menganggap perhatian yang ditunjukkan oleh Elvano saat ini karena sedang ada Rivan disana. Gadis itu menyuapkan kembali nasi dan sup ke dalam mulutnya dan memakannya dengan lahap.

"Maura, bagaimana kalau besok kita nonton film di bioskop?" ajak Rivan.

"Tidak bisa." potong Elvano cepat. "Besok aku dan Maura akan pergi berbulan madu,"

Maura hampir saja tersedak makanan yang sedang dia kunyah saat mendengar jawaban yang Elvano berikan, dia menoleh cepat ke arah pria itu. "Bu-bulan madu? Bukankah bulan madunya minggu depan?"

"Aku sudah bilang pada Oma kalau bulan madunya dipercepat jadi besok. Aku rasa kamu butuh liburan supaya tidak merasa bosan."

Terpaksa Elvano harus berbohong, dia merasa tidak suka melihat Rivan terus mengakrabkan diri pada Maura, bahkan menunjukkannya secara terang-terangan didepannya.

Elvano melihat jam ditangannya. "Aku rasa ini masih jam kerja, bukankah kamu harus kembali bekerja, Rivan?" ucapnya pelan, namun tegas.

"Pintu keluarnya ada disebelah sana, atau kamu perlu aku untuk mengantar?" lanjutnya dengan senyuman tipis diwajah.

Suasana menjadi hening dan tegang sejenak, Maura bisa merasakan ketegangan di udara. Rivan dan Elvano saling menatap tajam, seolah-olah ada sesuatu yang tidak terucapkan di antara mereka. Tatapan mereka begitu intens, membuat Maura merasa tidak nyaman.

‎Kemudian, Rivan menarik kursinya mundur dengan gerakan yang cepat dan berisik, lalu segera berdiri dengan tegak.

"Tidak perlu, aku bisa keluar sendiri." jawab Rivan, nada suaranya terdengar rendah namun tatapannya menatap tajam pada Elvano.

Elvano menyenderkan tubuhnya pada punggung kursi, melipatkan kedua tangannya di dada dan menghela napas panjang, "Baguslah, jadi aku tidak perlu repot-repot dan bisa menemani istriku makan."

Obrolan antara dua pria itu membuat Maura merasa semakin tidak nyaman, bahkan nafsu makannya pun menghilang. Rivan berlalu pergi meninggalkan ruangan setelah berpamitan pada Maura, menciptakan keheningan yang terjadi selama beberapa saat setelah kepergian Rivan dari sana.

"Kenapa tidak dilanjutkan makannya?" Elvano menoleh, memperhatikan Maura yang hanya diam seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Apa harus seperti itu ngobrolnya?" Maura meletakkan sendoknya di atas piring, "Kak Rivan sepertinya tersinggung dengan ucapanmu tadi."

Elvano tersenyum tipis, mendekatkan wajahnya ke arah Maura secara perlahan, membuat gadis itu terkesiap kaget dengan wajah bersemu.

"Apa kamu mengkhawatirkannya?" suaranya terdengar lembut, namun ada makna yang tersirat didalamnya.

Maura memalingkan wajahnya, merasa sedikit gugup. "Mana ada, aku hanya bertanya saja."

"Lagipula... Untuk apa kamu minta pada Oma untuk mempercepat bulan madu kita?" Maura merasa keberatan dengan apa yang dikatakan oleh Elvano sebelumnya. "Aku rasa kita tidak perlu pergi berbulan madu, kamu bisa cari alasan lain untuk menolak."

"Aku tidak akan menolak!"

"Heuh," Maura menoleh cepat.

"Habiskan makananmu, setelah ini kita akan pulang untuk berkemas. Besok pagi kita akan berangkat bulan madu sesuai instruksi dari Oma."

...

...

...

Bersambung...

1
mimief
yah...
semua perbuatan yg dipilih ada yg harus dipertanggungjawabkan bukan?
itu jalan yg lu pilih
nikmati aja😏
Zuri
nasib mu Riv... tertikung berkali kali🤧🤧
Zuri
dirimu sendiri yg milih jadi nyamuk, kenpaa kesel coba🙄
Zuri
kompor menyala😄
Zuri
jujur sih... cuma drama nya gak disebut🤭🤭
Zuri
banget.. dari pada ma Alex.. 🤧🤣🤣🤣
Zuri
kekepin aja.. daripada menunggu kepastian yang tidak akan datang kan atit🤧🤧
Zuri
yakin
..pertama dan terakhir😏😏😏
Zuri
ini sih si El🤣🤣
mimief
pernahlah
emang kenapa?
kepo deh🤣🤣
Violeta: Keponya melebihi cewek 😅😅😅
total 1 replies
Zuri
vote buat Maura😄
Zuri: kembali kasih kaka..terus semangat 💪
total 2 replies
Zuri
astaga maura/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zuri
bantuin aja bantu.. gak perlu pake ijin.. langsung seruduk ke kamar mandi🤣🤣
Violeta: Takut Maura masuk angin kalau dibantuin 😁
total 1 replies
Zuri
kode minta gendong itu El..😏
Zuri
mulai cinta itu namanya/Proud//Proud/
mimief
boleh...tapi aku ukur manual dulu ya
mau gak?
🤣🤣
mimief
lagi ngapa Thor
up lagi Thor 😭😭
Violeta: Asiap 🙌 sedang nunggu review ya kakak 😁
total 3 replies
mimief
walaupun temanya udah banyak,tapi outhor bisa mengemas nya dengan manis dan ngena di hati.
semangat Thor updatetan ya
selalu ditunggu
Violeta: 😍😍😍 Terimakasih banyak kakak untuk dukungan dan bintang-bintang luar biasanya 🙏🙏🙏
total 1 replies
mimief
wkwkwkwk
mudah mudahan terjadi yg diinginkan 🤣🤣
Violeta: Sesuatu yang selalu ditunggu2 😄
total 1 replies
mimief
wah wah
keguguran ni jgn jgn alesannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!