Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21. Gigitan Nyamuk
Hubungan suami istri Juni dan April pun terjadi, tanpa paksaan dari kedua pihak, keduanya melakukan malam pertama atas suka rela keduanya.
Sementara di apartemen Agus, lelaki itu baru saja sampai didepan pintu apartemennya, Ayu mengikutinya dari belakang.
Keduanya sedikit terlambat Samapi ke apartemen, karena Agus mengajak Ayu membelikan beberapa helai pakaian, karena Ayu tidak punya pakaian.
"Masuklah," Ujar Agus setelah pintu apartemennya terbuka. Ayu mengangguk, dia mengikuti langkah Agus.
"Maaf sedikit berantakan." Ujar Agus lagi sembari merapikan beberapa barang dan pakaiannya yang berantakan.
Agus sering kalau pulang kerja, dia langsung melepaskan baju dan dia taruh dimana saja, karena dia hanya tinggal seorang diri di apartemen.
"Gak apa-apa, biar saya aja yang bersihkan tuan." Ujar Ayu berniat ingin membantu Agus.
Ayu sadar diri, lelaki dihadapannya sekarang sudah sangat baik padanya, jadi dia harus menghormati dan membantu lelaki itu.
"Tidak usah, tadi kamu panggil aku apa, aku sudah bilang jangan panggil aku tuan," protes Agus karena Ayu menyebutnya tuan lagi.
"Maaf, tu, eh, maksud saya kak, Agus." Ayu merasa bersalah, dia telah lupa.
"Nah begitu, kalau begitu jadi asyik kedengarannya, dan satu lagi, bicaranya gak usah formal, tidak usah pakai saya, seperti biasa aja,."
"Iya kak," Jawab Ayu setuju aja.
Agus segera membuka pintu kamarnya, dia membawa masuk barang dan pakaiannya yang tadi dia kutip disembarang arah.
Setelah itu, Agus keluar lagi dari kamar, dia akan menunjukkan kamar untuk Ayu.
"Ini kamar ku, kamu bisa menempati kamar itu, disini hanya punya dua kamar, ayo aku antar." Ujar Agus menggenggam tangan Ayu.
Samapi didalam kamar, Agus memberi tahu tentang isi kamar, termasuk lemari.
"Kamu simpan aja baju ini kedalam lemari itu !" titah Agus pada Ayu sembari menunjuk kearah lemari.
"Kenapa masih berdiri, apa kamu Tidka suka lemarinya ?" tanya Juni menatap Ayu bingung.
"Suka kak, sangat suka." Jawab Ayu mengangguk sembari tersenyum.
"Kalau suka kenapa masih berdiri disini, taruh aja baju yang tadi kita beli di lemari itu." Sekali lagi Agus menyuruh Ayu.
"Iya kak, tapi lepaskan dulu tangan aku, kalau kak Agus terus pegangin tangan ku , bagai mana bisa aku berjalan lemari."
"Eh, maaf," Agus malu sendiri, dia memaki dirinya sendiri, kenapa bisa dia lupa melepaskan tangan Ayu, bikin malu aja
Ayu menanggapinya dengan senyum manis, kemudian dia berjalan ke lemari sembari menenteng beberapa paper bag ditangannya.
"Aku keluar dulu ya, kamu istirahat aja, pasti kamu kelelahan." Ujar Agus langsung keluar dari kamar itu tanpa menunggu persetujuan Ayu, Agus sangat malu pada Ayu karena tadi lupa melepaskan tangan Ayu.
Sedangkan Ayu hanya bisa melihat pintu kamar tertutup, dia tidak sempat menjawab apapun tapi Agus sudah langsung keluar.
Ayu menyimpan semua bajunya di lemari, dia juga mengambil selimut dan tilam untuk dipasang ditempat tidur.
Sedangkan dikamar lain, Agus mengutuk kebodohannya. "Sial kok bisa nya aku lupa melepaskan tangan Ayu, tapi sumpah tangannya sangat lembut dan hangat." Gumamnya.
Keesokan pagi, April merasakan seluruh tubuhnya kesakitan, serasa tubuhnya remuk semua, bagai mana tidak, tadi malam tanpa sadar keduanya melakukan hubungan suami istri sampai tiga ronde.
"Kenapa tubuhku rasanya sakit semua." Ujar April sembari bangkit dari tempat tidur.
"Auw," April menjerit kesakitan pada inti tubuhnya ketika hendak berjalan. karena tidak tahan dengan sakit yang luar biasa pada inti tubuhnya, dia kembali terduduk ditempat tidur.
Juni yang mendengar jeritan April, dia langsung terbangun dan langsung duduk.
"Ada apa, kenapa menjerit ?" tanya Juni khawatir takut terjadi apa-apa sama istrinya.
April terdiam, dia malu memberi tahu Juni kalau dia kesakitan di inti tubuhnya.
"Kenapa ?" tanya Juni lagi karena tidak mendapat jawaban dari istrinya itu.
"Aku, aku--" April malu mengatakan pada Juni.
Juni melihat arah tatapan April yang tertuju pada kebun didepan April, Juni sudah paham, dia tersenyum, Juni tau kalau April kesakitan di inti tubuhnya karena ulahnya tadi malam.
"Apa itu sakit ?" tanya Juni dengan senyuman yang pernah arti.
Juni bangga pada dirinya sendiri, dia mampu membuat istrinya kesakitan dimalam pertama, Juni juga bahagia karena dia orang pertama yang menikmati kesucian April.
April tidak menjawab, dia hanya menunduk, April sungguh malu sekali malunya.
"Tunggu sebentar." Ujar Juni pada April. Juni langsung bergegas kekamar mandi dia menyiapkan air hangat untuk April mandi, agar rasa nyeri di bagian inti tubuh April sedikit berkurang.
Setelah menyiapkan air hangat, Juni kembali ketempat tidur, diaman April masih duduk disana dan meringis.
"Mas sudah menyiapkan air hangat, kamu berendam sesat agar nyerinya mereda, mas minta maaf, ini semua karena mas." Bagaimanapun kalau melihat April seperti saat ini Juni merasa bersalah.
"Ini bukan salah mas, pertama memang sakit, tapi kalau sudah biasa tidak sakit lagi." April tau itu, karena dia pernah mendengar saat teman-teman membicarakan tentang malam pertama mereka.
"Benarkah, berarti nanti malam boleh lah kita lakukan lagi." Juni sengaja menggoda April.
"Mas, malu tau." April kepala dan malu bercampur menjadi satu.
"Hehehe, mas hanya bercanda, sudah jangan cemberut, ayo mas bantu." Juni langsung mengangkat tubuh April dan menggendongnya apa bridal style.
"Mas, selimut ku." April terkejut saat tubuhnya terangkat, selimut yang April gunakan juga jatuh sehingga tubuh April tidak menggunakan sehelai benangpun.
"Udah, diam, biarkan aja, lagi pula aku sudah melihat semuanya tadi malam."
"Mas, malu." April menenggelamkan wajahnya Dida Juni yang juga bertelanjang dada.
April pasrah, malu tentu sangat malu, tapi apa yang Juni katakan itu benar, tadi malam seluruhnya sudah Juni lihat bahkan lebih.
Dilantai bawah, Bu Lusi sudah sudah standby dimeja makan, dia sudah setengah jam menunggu Juni dan April yang tidak kunjung nampak mukanya.
"Kemana mereka, tidak biasanya mereka terlambat, April juga, biasanya dia sudah membantu Mbok menyiapkan sarapan, apa mungkin dia gak enak badan." Gumam Bu Lusi mengira kalau April sedang gak enak badan.
"Lebih baik aku lihat saja, aku khawatir kalau April beneran sakit." Gumam Bu Lusi lagi, dia hendak bangkit dari duduknya, namun dia urungkan karena yang sedang dia khawatirkan sudah nampak batang hidungnya.
Namun ada yang aneh yang tertangkap dari pandangan Bu Lusi pada April yang berjalan tidak seperti biasanya, dan ditambah lagi wajah ceria Juni, biasanya wajah itu terlihat datar, namun pagi ini sangat berbeda.
"Kok cara jalan kamu berbeda, wajahmu juga nampak pucat, apa kamu tidak enak badan ?" tanya Bu Lusi.
Pertanyaan itu sungguh membuat April sangat malu, April menunduk dalam, dia sangat malu menatap mertuanya.
"Kamu kenapa tersenyum, istri kamu sakit, kamu malah senyam senyum, kenapa kamu tidak membawa istrimu kerumah sakit ?" omel Bu Lusi.
"April gak apa-apa Bu, dia hanya-" Juni terdiam, karena April menyenggolnya dengan siku tangan.
"Hanya apa ?" tanya Bu Lusi, namun dia juga tersenyum saat melihat gigitan nyamuk besar membekas di leher jenjang April menantunya.
Bersambung.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣