NovelToon NovelToon
Jebakan Satu Malam Bersama CEO

Jebakan Satu Malam Bersama CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cinta Terlarang / Fantasi Wanita / Bad Boy / Trauma masa lalu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yourhendr

Ketika Liora terjebak dalam malam penuh kesialan, ia tak pernah menyangka hidupnya akan berubah selamanya setelah bertemu Felix Dawson, Sang CEO yang dingin sekaligus memikat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourhendr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aturan yang harus Dipenuhi

"Sssh—" Liora meringis perih kesakitan saat baru saja membuka mata. Wanita itu merasakan sakit luar biasa disekujur tubuhnya. Pegal, perih, semua dirasakan oleh tubuh Liora.

Liora memejamkan matanya lagi. Lalu, perlahan-lahan mata Liora kembali terbuka seraya mengedarkan pandangan sekitar. Rasa nyeri di titik sensitifnya mulai membaik. Namun, seketika raut wajah Liora menegang saat kepingan memori ingatannya mengingat akan sesuatu.

Raut wajah Liora memucat. Debar jantungnya berdetak tak karuan. Sesaat, Liora mulai memberanikan menurunkan pandangannya melihat tubuh telanjangnya hanya terbalut oleh selimut tebal. Bahkan di dadanya penuh dengan bercakan merah tanda kissmark. Ya, Liora mengingat semuanya. Tentang, dirinya yang telah jatuh pada pesona Felix Dawson.

"Ya Tuhan, Liora. Apa yang sudah kau lakukan?" Liora menutup wajahnya dengan tangannya, merutuki kebodohannya.

"Bodoh! Kau benar-benar bodoh, Liora!" Liora terus-menerus merutuki dirinya. Apa yang dia lakukan membuatnya semakin masuk ke dalam jurang. Bisa-bisanya dia kembali tidur dengan pria itu. Sungguh, Liora yakin bahwa otaknya sudah tidak lagi berfungsi dengan baik.

Liora menoleh ke samping menatap ranjang di sampingnya itu sudah kosong. Tak ada siapa pun di sana. Entah di mana keberadaan Felix. Tapi kalaupun pria itu sudah pergi, maka Liora bersyukur. Paling tidak, dirinya tak mendapati Felix yang bertelanjang dada di sampingnya. Oh, God! Kalau sampai itu terjadi rasanya Liora ingin bunuh diri saja.

Liora menarik selimutnya menutupi dadanya. Lalu, wanita itu memutuskan untuk turun dari ranjang secara perlahan-lahan karena titik sensitifnya masih terasa nyeri dan perih. Namun, sayangnya tubuh Liora tak seimbang. Kaki wanita itu tersangkut di selimut tebal hingga membuatnya terjatuh di lantai kamar.

Brakk

“Awww—” Liora meringis seraya mengumpat saat bokongnya menyentuh lantai kamar.

Ceklek!

Pintu kamar Liora terbuka. Felix muncul hanya dengan celana training panjang dan bertelanjang dada. Tampak sudut bibir Felix terangkat melihat Liora terjatuh di lantai. Felix yakin pasti Liora terkejut saat sudah membuka mata.

"K-kau masih di sini?" Wajah Liora memucat melihat Felix ada di hadapannya. Liora pikir Felix sudah pergi, tapi ternyata apa yang Liora pikirkan salah besar.

 Felix tetap masih ada di hadapannya.

Felix melangkah mendekat. “Apa pernah aku meninggalkanmu setelah kita having sex? Waktu itu pun yang pergi adalah dirimu, bukan aku."

Liora semakin panik. "L-lebih baik kau pulang. T-tubuhku sedang kurang baik."

Felix tak memedulikan ucapan Liora, pria itu mengangkat tubuh Liora— menggendong wanita itu dengan gaya bridal. Sontak, Liora terkejut akan tindakan Felix.

"Felix, turunkan aku!" Liora berontak digendongan Felix.

Felix membaringkan tubuh Liora di ranjang, lalu saat Liora hendak ingin menghindar malah Felix memeluk tubuh Liora. Tampak berkali-kali Liora berontak, tapi tetap tenaganya tak sebanding dengan Felix.

"Felix, apa yang—" Perkataan Liora terpotong saat Felix mencium bibirnya. Mata Liora melebar terkejut saat Felix mencium bibirnya. Liora sudah berusaha melepaskan ciuman Felix, tapi wanita itu terlalu lemah akan sentuhan Felix. Bibir Felix lembut dan penuh damba membuat Liora berdesir.

Liora tak lagi berontak. Tanpa sadar, kini Liora melingkarkan tangannya di leher Felix, menyambut bibir pria itu. Selimut yang membalut tubuhnya melorot ke bawah tepat saat Liora melingkarkan tangannya di leher Felix.

Senyuman di wajah Felix terlukis saat Liora membalas ciumannya. Pria itu kini melihat tubuh bagian bawah Liora telanjang, karena selimut yang dipakai wanita itu sudah melorot jatuh ke pinggang.

Felix melepaskan pagutan itu dan memainkan puncak dada Liora dengan jemarinya. "Kau sangat indah." Lalu, Felix menundukkan kepalanya mengisap puncak dada Liora dengan begitu lembut.

"Ah, Felix." Dada Liora membusung ke depan, seakan meminta Felix untuk tak menghentikan permainan panasnya.

Lidah Felix membelai ujung puncak dada Liora hingga membuat gadis itu tak henti meloloskan erangan. Kewanitaan Liora berkedut. Rangsangan Felix membuatnya seluruh organ dalam tubuh Liora bergejolak tak menentu.

Felix melepaskan pagutan itu dan berbisik serak, “Kau menginginkannya lagi, hm?”

Pipi Liora tersipu malu, wanita itu mengangguk, sama sekali tidak menolak.

Felix tersenyum samar. Dia bangkit berdiri menanggalkan celananya, dan membuat kejantanannya berdiri tegak. “Buka pahamu.”

Liora merona melihat kejantanan Felix, lantas wanita itu menurut tanpa menolak sama sekali. Kewarasan dalam otak Liora benar-benar telah lenyap. Dengan satu kali hentakan keras Felix memasukinya dan menghunjam dengan tempo yang keras dan liar.

"Ah!" jerit Liora. "Felix, pelan."

Felix menuruti Liora. Pria itu menghunjam Liora dengan tempo yang pelan. Terdengar suara desahan bersahutan memenuhi kamar itu. Felix mengerang setiap kali menghentak miliknya ke dalam milik Liora. Begitu pun dengan Liora yang terus meloloskan desahan.

Hingga ketika mencapai puncak, Felix hendak mengeluarkan lahar panasnya di luar, tapi sayangnya Felix tak bisa menahan. Akhirnya pria itu melepaskan lahar panasnya di dalam rahim Liora.

Tubuh Felix ambruk berguling ke samping, dia menarik tubuh Liora masuk ke dalam pelukannya. Napas Liora tersengal-sengal. Wajah wanita itu bersembunyi di dada bidang Felix.

Felix menarik dagu Liora, menatap wajah wanita itu. "Masih ingin menolak ku, hm?" bisiknya menggoda.

Pipi Liora merona malu. Dia tahu dirinya memang sangat munafik. "Aku tidak mau menjawab."

Felix terkekeh rendah. "Kalau begitu tidak usah menjawab. Aku tahu jawabanmu."

Liora memukul dada bidang Felix pelan. Tenaga Liora tersedot habis. Wanita itu tak memiliki banyak tenaga. Hal itu yang membuat Felix memeluk erat Liora. Mengecupi rambut wanita itu.

***

Liora tak pernah mengira kalau bisa secepat ini move on. Tunggu! Move on atau hanya kesenangan semata? Entah, Liora sulit mengungkapkan bagaimana perasaannya dengan Felix Dawson. Yang pasti kehadiran Felix bagaikan obat ampuh untuk melupakan luka di hatinya.

"Let's make the rules." Kalimat pertama yang Liora ucap pada Felix. Wanita itu sempat tertidur sebentar setelah selesai berhubungan intim dengan Felix, tapi tidak lama. Dan sekarang Liora masih berada di ranjang sambil memeluk dada bidang Felix. Liora seakan tak ingin jauh-jauh dari Felix.

"Katakan, apa yang kau inginkan?" Dante menatap manik mata Liora.

Liora mendesah pelan. "Tidak ada yang boleh tahu tentang kita. Aku tidak mau semua karyawan tertuju padaku dan aku juga tidak mau dijadikan bahan gosip."

"Kau ingin hubungan tersembunyi selamanya?" Sebelah alis Felix terangkat, menatap Liora.

Liora mendecakkan lidahnya pelan. "Tidak selamanya, tapi sementara saja. Aku malu kalau para karyawan tahu tentang kita."

"Ah, kau malu karena memiliki hubungan denganku," ucap Felix santai.

"Felix! Bukan seperti itu! Kau pasti mengerti maksudku." Liora menatap jengkel Felix.

Felix terkekeh rendah. Pria itu mengecup bibir Liora. "Aku mengerti Baiklah, aku akan menuruti keinginanmu.”

“Lalu ada satu syarat lagi yang harus kau turuti,” ucap Liora serius.

“Apa yang kau inginkan?” tanya Felix lagi.

Liora menyipitkan matanya tajam. “Jika kau masih memiliki hubungan khusus dengan Catalina atau wanita lain, maka hubungan kita akan berakhir.”

Felix tersenyum samar mendengar permintaan Liora.

Pria itu menarik dagu Liora, mencium dan melumat bibir Liora. “Deal. Aku setuju dengan yang kau inginkan, tapi aku memiliki syarat yang wajib kau turuti.”

“Apa?” Liora sedikit mendongak, menatap Felix.

Felix membelai bibir ranum Liora. “Setiap kali aku menginginkanmu, maka kau wajib memberikan. Kau sudah melarangku dekat dengan wanita mana pun, itu artinya kau harus siap jika aku menginginkanmu.”

Liora melingkarkan tangannya di leher Felix. “Tapi kau harus pelan. Sakit kalau kau bermain kasar."

Felix kembali terkekeh. "Aku bermain kasar atau pelan, kau tetap mendesah dan nampak menikmati."

Liora memukul dada bidang Felix. "Felix!" serunya jengkel dengan pipi merona.

Felix tersenyum dan memilih mengecupi bibir wanita itu. "Tubuhmu membuatku kecanduan, Liora. Aku tidak pernah bisa berhenti menyentuhmu," bisiknya serak seraya meremas pelan dada Liora—membuat wanita itu meloloskan desahan.

1
🦋™Chanzi®🦋
Aku mampir kak.
mampir karna nama PM sama kayak nama di cs aku Felix & Leora (Saudara kandung)/Sob//Sob/
lah disini malah nikah
bububbb
semangat kakak🥰
Piwpiwputri Pubg
BANTU RAMAIKAN NOVEL BARU AKU YUK 🫶
bububbb
keren banget kak...
kinggg
semangat thor
Yourhendr
bikin hati deg deg an, tunggu episode selanjutnya.!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!