NovelToon NovelToon
TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Penyelamat
Popularitas:892
Nilai: 5
Nama Author:

Alea, seorang wanita muda dan cantik, terpaksa menikahi Rian melalui perjodohan. Namun, kebahagiaan yang diharapkan pupus ketika Rian mengkhianatinya dengan berselingkuh dengan Gina. Patah hati, Alea memutuskan untuk bercerai dan meninggalkan Rian. Takdir berkata lain, bis yang ditumpangi Alea mengalami kecelakaan tragis. Di tengah kekacauan, Alea diselamatkan oleh Ben, seorang pria berkarisma dan berstatus sebagai bos besar yang dikenal dingin dan misterius. Setelah sadar, Alea mendapati dirinya berada di rumah mewah Ben. Ia memutuskan untuk berpura-pura hilang ingatan, sebuah kesempatan untuk memulai hidup baru. Ben, yang ternyata diam-diam mencintai Alea sejak lama, memanfaatkan situasi ini. Ia memanipulasi keadaan, meyakinkan Alea bahwa ia adalah kekasihnya. Alea, yang berpura-pura hilang ingatan tentang masa lalunya, mengikuti alur permainan Ben. Ia berusaha menjadi wanita yang diinginkan Ben, tanpa menyadari bahwa ia sedang terperangkap dalam jaring-jaring cinta dan kebohongan. Lalu, apa yang akan terjadi ketika ingatan Alea kembali? Apakah ia akan menerima cinta Ben, atau justru membenci pria yang telah memanipulasinya? Dan bagaimana dengan Rian, apakah ia akan menyesali perbuatannya dan berusaha merebut Alea kembali?

KEPULANGAN BEN

Hari berganti hari. Sudah dua minggu sejak Ben pergi. Alea berusaha untuk tetap tenang dan merencanakan langkah selanjutnya.

Sore ini, Bi Ani memberinya kabar bahwa Ben akan pulang hari ini. Jantung Alea berdegup kencang mendengar berita itu. Ia teringat pesan Ben tempo hari. Ben ingin disambut dengan Alea mengenakan lingerie yang dia berikan.

Alea merasa jijik dengan ide itu, namun ia juga tahu bahwa ia harus berhati-hati. Ia tidak ingin membuat Ben marah dan membahayakan dirinya sendiri.

Setelah mempertimbangkan dengan matang, Alea memutuskan untuk mengenakan lingerie itu. Namun, ia memilih lingerie putih yang lebih sopan daripada yang transparan. Ia merasa bahwa lingerie putih itu masih bisa diterima, meskipun ia tetap merasa tidak nyaman mengenakannya.

Selesai makan malam, Alea masuk ke dalam kamarnya. Ia membersihkan diri dan mandi dengan air hangat. Ia mencoba untuk menenangkan pikirannya dan menghilangkan rasa takutnya.

Setelah mandi, ia berdandan cantik. Ia mengenakan riasan yang natural namun tetap menonjolkan kecantikannya. Ia ingin terlihat menarik di mata Ben, namun tidak berlebihan.

Akhirnya, dengan tangan gemetar, ia mengenakan lingerie putih yang Ben berikan. Ia menatap dirinya sendiri di depan cermin. Ia merasa seperti orang asing. Ia tidak mengenali wanita yang ada di hadapannya.

Dengan langkah gontai, Alea keluar dari kamar mandi dan menuju ke ranjangnya. Ia berbaring di sana, menunggu Ben datang.

Waktu terus berjalan, namun Ben belum juga kembali. Alea mulai merasa cemas dan gelisah. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Ia mencoba untuk menenangkan dirinya dengan memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam, namun pikirannya terus melayang kepada Ben. Ia membayangkan apa yang akan terjadi saat Ben datang.

Alea hanya ingin melakukan kewajibannya sebagai istri Ben. Walaupun berat hati, tapi ini demi dirinya agar Ben tidak terlalu mengekangnya. Ia berharap bahwa dengan menuruti kemauan Ben, ia bisa mendapatkan sedikit kebebasan.

Semakin malam, Alea semakin mengantuk. Ia berusaha untuk tetap terjaga, namun tubuhnya sudah tidak kuat lagi.

Sampai akhirnya, Alea tertidur di ranjangnya dengan mengenakan lingerie putih yang Ben berikan. Ia tidur dengan perasaan cemas dan tidak nyaman. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi saat ia bangun nanti.

Alea tertidur sangat lelap. Ia tidak mendengar suara mobil yang berhenti di depan rumahnya. Ia juga tidak mendengar suara pintu yang dibuka dan ditutup.

Setelah beberapa lama, Ben datang ke kamar mereka. Ia membuka pintu dengan perlahan dan masuk ke dalam kamar.

Pemandangan indah menyambutnya. Alea tertidur dengan mengenakan lingerie putih di atas ranjang. Rambutnya terurai indah di atas bantal. Wajahnya terlihat damai dan tenang.

Ben tersenyum melihat pemandangan itu. Ia merasa bahagia dan puas. Ia berpikir bahwa Alea sudah berusaha untuk menerimanya. Ia berpikir bahwa Alea sudah mulai mencintainya.

Dengan hati-hati, Ben mendekati ranjang dan duduk di tepi ranjang. Ia mengulurkan tangannya dan membelai rambut Alea dengan lembut.

"Cantik," bisik Ben dengan suara pelan. Ia tidak ingin membangunkan Alea. Ia hanya ingin menikmati pemandangan indah itu.

Ben mencium rambut Alea dengan lembut, lalu beralih mencium keningnya. Ciuman itu membuat Alea terbangun dari tidurnya.

Alea membuka matanya dan terkejut melihat Ben sudah berada di kamarnya. Ekspresi Alea sangat natural. Ia mendorong Ben dengan kaget dan langsung menutup dadanya dengan kedua tangannya.

"Ben? Kamu sudah pulang?" tanya Alea dengan nada terkejut. Ia berusaha untuk menyembunyikan rasa takutnya.

Ben menatap Alea dengan tatapan kecewa. Ia menyangka bahwa Alea sudah bisa menerimanya. Ia menyangka bahwa Alea sudah mulai mencintainya.

"Kenapa kamu seperti ini, Alea?" tanya Ben dengan nada kecewa. "Aku pikir kamu sudah bisa menerimaku."

Alea terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia tidak ingin menyakiti hati Ben, namun ia juga tidak ingin berbohong.

"Kenapa kamu seperti ini, Alea?" tanya Ben dengan nada kecewa. "Aku pikir kamu sudah bisa menerimaku."

Alea terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia tidak ingin membuat Ben marah, namun ia juga tidak ingin berbohong.

Tanpa menunggu jawaban Alea, Ben menarik lengannya dengan kasar. Alea terhuyung ke arah Ben dan hampir terjatuh.

Ben langsung meraih wajah Alea dan mencium bibirnya dengan paksa. Ciuman itu kasar dan menuntut. Alea merasa jijik dan tidak nyaman.

Alea berusaha untuk melepaskan diri dari ciuman Ben, namun Ben terlalu kuat. Ia terus mencium Alea dengan paksa, tidak peduli dengan penolakan Alea.

Namun, di tengah rasa jijik dan ketidakberdayaannya, Alea mencoba untuk menenangkan diri. Ia menyadari bahwa melawan Ben hanya akan membuatnya semakin marah dan mungkin melakukan hal yang lebih buruk.

Dengan berat hati, Alea perlahan menerima ciuman Ben. Ia berusaha untuk tidak memikirkan apa pun dan hanya fokus pada apa yang harus ia lakukan.

Perlahan, Alea mulai mengimbangi ciuman Ben. Ia membalas ciuman Ben dengan lembut, mencoba untuk membuatnya merasa senang dan puas.

Dalam hati, Alea merasa jijik dengan dirinya sendiri. Ia merasa seperti pengkhianat. Namun, ia tahu bahwa ia harus melakukan ini untuk bertahan hidup. Ia harus menuruti kemauan Ben untuk sementara waktu sampai ia menemukan cara untuk melarikan diri.

Ben merasa mendapatkan lampu hijau dari Alea. Ia merasa bahwa Alea sudah mulai menerimanya dan menginginkannya.

Dengan semakin berani, Ben mulai membelai setiap inci tubuh Alea. Ia menyentuh kulitnya dengan lembut, mencium lehernya, dan membisikkan kata-kata manis di telinganya.

Alea berusaha untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan rasa jijiknya. Ia membiarkan Ben melakukan apa pun yang ia inginkan, sambil terus merencanakan langkah selanjutnya dalam pikirannya.

Dalam hati, Alea merasa jijik dengan dirinya sendiri. Ia merasa seperti pengkhianat. Namun, ia tahu bahwa ia harus melakukan ini untuk bertahan hidup. Ia harus menuruti kemauan Ben untuk sementara waktu sampai ia menemukan cara untuk melarikan diri.

Ben merasa mendapat lampu hijau dari Alea. Ia semakin berani membelai setiap inci tubuh Alea. Sentuhan Ben membuat Alea merinding.

Setiap sentuhan Ben membuat Alea merinding. Bukan karena ia merasa bergairah, tapi karena ia merasa jijik dan takut. Ia merasa seperti sedang disentuh oleh monster.

Alea berusaha untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan reaksinya. Ia tidak ingin membuat Ben curiga. Ia ingin Ben terus merasa bahwa ia sudah bisa menerimanya.

Namun, semakin lama, Alea semakin tidak tahan. Ia merasa mual dan ingin muntah. Ia merasa seperti sedang berada di neraka.

Ben semakin berani. Ciumannya turun ke leher Alea, bahkan ke dadanya. Alea berusaha untuk tidak bereaksi, namun setiap sentuhan Ben membuat pertahanannya melemah. Apalagi saat Ben menyentuh dadanya lembut. Memainakan area itu sambil sedikit menggigit nya. 

Alea memejamkan matanya dan mencoba untuk menahannya, namun yang keluar dari bibir Alea adalah desahannya. 

Semu itu berlanjut hingga mereka melakukan hal yang paling intim dan melepaskan kenikmatannya bersamaan. 

Air mata mulai mengalir di pipi Alea. Ia tidak bisa lagi menahan emosinya. Ia merasa seperti akan meledak.

Namun, di tengah tangisnya, Alea merasakan sesuatu yang aneh. Ia merasakan kelelahan yang luar biasa. Tubuhnya terasa lemas dan tidak berdaya.

Ben masih dalam posisi menindih Alea. Ia juga terlihat kelelahan. Nafasnya terengah-engah dan tubuhnya berkeringat.

Tiba-tiba, tanpa sadar, Alea memeluk Ben. Ia memeluk Ben dengan erat, seolah-olah ia sedang mencari perlindungan.

Ben terkejut dengan tindakan Alea. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ia merasa bingung dan tidak mengerti.

Mereka berdua terdiam dalam posisi itu untuk beberapa saat. Kemudian, kelelahan mengambil alih. Mereka berdua tertidur dalam posisi saling berpelukan.

1
Vash the Stampede
Aku sudah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu, thor.
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️
total 1 replies
emi_sunflower_skr
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️❤️
total 1 replies
Ichigo Kurosaki
Ceritanya menghibur sekali.
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!