Delia menikahi pria yang juga mencintainya. Danur adalah pacarnya saat dirinya menginjak kelas 3 SMA. Danur adalah pindahan dari Kota lain.
Setelah menikah Delia harus menahan pil pahit, karena sang suami memutuskan untuk menikah lagi dengan masa lalu nya.
Sebagai wanita tentu saja Delia tidak terima jika di madu. Dan yang lebih menyakitkan lagi, orang yang menjadi duri dalam rumah tangganya adalah sepupunya sendiri.
Semenjak hari itu, kehidupan Delia di penuhi pemandangan suami dan madu nya.
Istri mana yang sanggup di madu dan melihat suami bermesraan dengan wanita lain...
Namun di tengah kebimbangan hati untuk tetap bertahan atau menyerah, Seseorang malah memendam perasaan pada Delia.
Bagaimanakah kisahnya? akan kah Delia bertahan dalam rumah tangga yang di masuki orang ketiga atau melanjutkan hidup sendiri?
Jangan lupa mampir🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Toko terbakar
Devan uring-uringan. Setelah dirasa jika kejadian beberapa waktu lalu bukanlah mimpi dirinya memang tidak bisa tenang. Bagaimana mungkin semua ini malah menimpanya?
Tujuannya ke Indonesia memang untuk membuat papa menyesal karena telah menduakan Almarhumah mama nya dan Devan ingin menghancurkan Danur. Tapi sebelum semua itu terlaksana, malah masalah lain yang menimpa. Memang awalnya Devan ingin sedikit merusak rumah tanggan saudara tirinya itu, tapi bukan sampai meniduri ipar nya. Entah bagaimana baru saja mulai merealisasikan rencana, malah kejadian ini malah terjadi.
Pusing bukan lagi, pria ini rasanya mau memaki. Tapi jelas ini kesalahannya yang tidak bisa menahan nafsu. Devan juga menyalahi Delia, seolah-olah ini memang kesalahan wanita itu.
"Ckkk!! Sial sial. Bisa-bisanya aku teledor begini. Arghkkk!!!" maki Devan menjambak rambutnya sendiri.
Sudah terlalu pusing, Devan memutuskan keluar dari Hotel. Dia akan mengganggu nyenyak tidur Desta temannya, Devan tak ingin bergadang sendiri jadi harus ada temannya. Setidaknya Desta bisa di ajak ngobrol, tapi Devan tak akan menceritakan skandalnya. Bisa-bisa temannya akan punya celah untuk menggodanya.
"Ada apa sih nyet!!" geram Desta setelah membuka pintu.
Devan tak peduli, Dirinya menyelonong masuk.
"Sialan monyet satu ini. Pasti mau membuat kerusuhan. Nggak bisa lihat orang tidur nyenyak apa?!" gerutu Desta kesal.
Yang dimaki cuek saja. Devan malah sibuk membuka kulkas mencari makanan dan minuman yang bisa di makan.
"Gila!" rutuk Desta.
Pukul sudah menunjukkan di angka 11.35, tapi wanita ini masih betah terjaga. Di kamarnya yang tidak terlalu luas ini, tepatnya di lantai dua DM Kosmetik, Delia duduk di balkon. Mengingat moment tadi siang, dimana orang tua kandung malah menghinanya sedemikian rupa. Seharusnya sebagai anak Dirinya diberi kekuatan dan dukungan saat terkena masalah, tapi berbeda dengan Delia, orang tua malah semakin menyudutkan. Tak habis disitu, Sinatria mencorengnya dari nama keluarga.
Delia memang sendiri saat ini, tidak ada tempatnya bersandar. Meski ada Sania yang selalu peduli dan tanggap, tapi Delia tak ingin sahabatnya itu kesusahan dan terlalu khawatir padanya. Delia juga sudah memutuskan untuk tinggal di Toko ini saja, jadi tidak perlu mengontrak di kontrakan Sania lagi.
Di tengah lamunannya, ponsel Delia berdering. Segera saja wanita ini menjawab mungkin memang ada hal penting.
"Hallo!"
...
"Apa! Kebakaran?" Delia lemas mendengarnya .
.....
"Baiklah sebentar lagi saya ke sana. Pastikan karyawan yang tinggal di mes tidak ada yang terjebak didalam" pesan Delia pada satpam.
Tanpa menunggu lama, Delia menyambar kunci mobil dan sweater nya lalu turun ke bawah.
.
Setibanya di lokasi Toko pusat, tampak beberapa mobil damkar masih sibuk menyemprot sisa api yang masih menyala. Delia hanya bisa mematung melihat Toko sudah rata dengan tanah. Memang tak ada lagi yang bisa di selamatkan.
"Buk, maaf. Semua ini terjadi karena kami lalai" satpam menunduk merasa bersalah.
"Nggak apa-apa pak, nama nya juga musibah. Yang penting kalian semua baik-baik saja" tutur Delia mencoba profesional.
Yang Delia tidak habis fikir, tak ada satu orang pun yang sadar saat toko kebakaran. Padahal saat kejadian masih belum terlalu larut. Dan anehnya karyawan yang menginap di mes dan pak satpam kompak sudah pada tidur saat kejadian. Delia bukan ingin menuduh karyawannya, tapi Delia pernah turut beberapa kali memantau di toko pusat ini. Terkadang jika permintaan pelanggan online membludak, maka anak-anak akan lembut untuk packing barang.
"Apa ini ulah Mila atau Danur?" batin Delia penasaran.
Karena Dia hanya bermasalah dengan mereka berdua.
Tolong pak satpam cek seluruh area toko di cctv" ujar Delia. Karena Dia yakin sekali ini bukan murni kebakaran. Tidak mungkin mendadak karyawan pada tidur massal.
.
Delia menuju gudang penyimpanan produk. Saat masuk Delia bisa melepas kelegaan hati, karena gudangnya masih terselamatkan. Meski rugi tapi setidaknya produkya masih aman.
"Permisi Buk. Cctv sudah di cek tapi tidak ada kejanggalan" ujar Ucup salah satu satpam.
Delia diam sejenak, "Hem, baiklah" Delia mengangguk.
"Untuk kalian semua silahkan istirahat. Dan kamu Sania, tolong konfirmasi dengan Diki. Atur rapat untuk esok hari." Delia menatap karyawan kepercayaannya.
"Baik Buk." balasnya mengangguk.
"Kalo gitu saya permisi" Delia meninggalkan lokasi Toko pusat.
Di dalam mobil Delia menyugar rambutnya. Sungguh Dirinya benar-benar pusing saat ini. Bertubi-tubi masalah menerpanya. Suami selingkuh dengan saudara sendiri, di nodai adik ipar, di usir orang tua dan sekarang... Toko pusat kebakaran. Sedih, amarah, dan gejolak lainnya bertumpuk dalam dada. Tapi tidak bisa mau di lepaskan.
Dengan pelan, Delia menjalankan kendaraannya. Di jalan masih terlihat beberapa orang berlalu lalang. beberapa angkringan dan grobakan masih ada yang buka untuk mencari Rezki.
Melihat taman yang tidak begitu ramai, Delia menghentikan mobilnya. Wanita ini turun lalu menuju sebuah kursi di bawah pohon. Delia memilih tempat yang sunyi. Ya, yang di inginkan nya tempat yang sunyi, damai namun sejuk. Seolah ingin mendinginkan hati yang panas.
"Ya Allah! Masalah ini seakan membunuhku perlahan" lirihnya, sesekali Delia mengusap kasar air mata yang mengalir.
"Percuma buang air mata untuk seseorang yang menyakiti hati dan tak menghargai kita!" sebuah suara membuat Delia menoleh.
"Dimas, kau?" Delia kaget adik iparnya malah ada disini.
"Hem." Dimas menyodorkan sapu tangan, Delia menyambutnya.
"Aku kebetulan ada baru pulang cafe" kilah Dimas.
"Terima kasih. Sekarang pulanglah Dimas, pasti mama mengkhawatirkan mu" ujar Delia tidak mau berduaan dengan iparnya.
"Tapi Mbak....
"Dimas, Mbak sangat berterimakasih dengan semua kepedulian mu. Tapi... Kamu nggak sepantasnya menaruh perasaan pada ku" tegas Delia.
''Ha?" Dimas melongo di buatnya.
"Maksud Mbak? Perasaan gimana?" pria ini memang benar-benar bingung.
"Ini?" Delia menunjukkan beberapa Chatnya, tampak Foto profil yang menghubungi Delia terpampang foto Dimas.
"Mbak, ini bukan aku. Ckkk!! Siapa sih yang main fitnah begini?!" kesal sudah pasti Dimas rasakan, ada rasa malu juga.
Delia menyempitkan mata melihat kebohongan pada Dimas, tapi sepertinya Dimas memang jujur.
"Baiklah jika memang bukan kamu, mungkin hanya orang iseng. Kalo gitu Mbak pamit dulu .
Dimas hanya mengangguk. Pria ini kembali ke mobilnya. Tadi Dimas memang akan pulang, saat melihat Mobil kakak iparnya Dimas tak enak hati. Takut terjadi hal buruk, apa lagi Dimas tau pasti Delia sendirian malam-malam begini pula.
.
Sedangkan Delia tiba di Toko cabangnya, wanita itu memutuskan untuk langsung istirahat. Untuk menghadapi masalah kedepannya, Dia butuh tenaga.
.
.
"Mbak.... Tespeknya ketinggalan" ucap OB mall.
"Siniin!" seorang wanita mengambil hasil tespek itu.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak 👍❤️💬
,, semoga mereka berdua segera dpt karmanya 😔
mksh sudah sering baca🙏🤗