NovelToon NovelToon
Permaisuri Bar Bar

Permaisuri Bar Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi / Preman
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: ANWi

Zhao Yue, preman jalanan abad 21 yang menguasai pasar malam, hidup dengan moto " Kalau mau aman, jangan macam-macam denganku." Jago berkelahi, lidah pedas, dan aura menakutkan adalah ciri khasnya.

Suatu malam, setelah menghabisi geng saingan, ia dikepung dan dipukul keras di kepala. Saat tersadar, ia berada di ranjang keemasan dan dipanggil “Yang Mulia Permaisuri.” Kini, Zhao Yue berada di tubuh Permaisuri Xian Rong dari Dinasti Wei—istri kaisar yang dikenal lemah dan sakit-sakitan. Namun sejak roh preman masuk, sang permaisuri berubah menjadi galak, blak-blakan, dan barbar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANWi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kursus Menari ?

Beberapa hari telah berlalu sejak malam penuh ketegangan itu. Istana yang semula diliputi bisik-bisik gelap kini kembali tenang, seakan badai hanya meninggalkan jejak samar.

Kabar mengenai rencana busuk Lian Fei memang sempat menggemparkan kalangan dalam istana. Namun berkat bukti yang ditemukan, serta pengakuan beberapa dayang yang ketahuan bersekongkol, masalah itu cepat diselesaikan. Nama Lian Fei pelan-pelan lenyap dari percakapan, seperti debu yang tersapu angin. Para pelayan memilih bungkam, para pejabat dalam pura pura tak tahu, dan Kaisar sendiri tak pernah lagi menyebut nama selir itu.

Paviliun Permaisuri kembali dipenuhi aroma harum bunga yang menenangkan. Dayang-dayang bekerja dengan riang, suara tawa kadang terdengar di sela aktivitas.

Zhu Lang, yang masih menyamar sebagai “Zhu Mei,” bisa bernapas sedikit lega. Walau masih harus menjaga perannya, setidaknya ancaman terbesar telah berlalu. Ia kembali menjalani hari-hari dengan wajah datar, meski di dalam hatinya tak jarang terselip rasa geli mengingat bagaimana Kaisar dan Permaisuri sering kali menggoda dirinya dengan hal-hal kecil.

Mei pun tampak lebih cerah. Setelah Li Shan dibebaskan dari segala tuduhan, ia tak lagi terlihat murung. Bahkan, kadang ia terlihat bersemangat mengatur pekerjaan, seolah ingin menebus semua rasa takut yang sempat menghantui hatinya. Sesekali, tatapannya pada Li Shan—yang kini kembali bertugas sebagai penjaga di paviliun Permaisuri—membawa senyum kecil yang tak bisa disembunyikan.

Hari itu, sinar matahari menembus jendela ukir, menciptakan pola cahaya di lantai batu. Permaisuri Xian Rong duduk santai di kursi bambu, mengibaskan kipas kecil dengan senyum puas. “Akhirnya… udara istana kembali segar. Tidak ada lagi wajah muram, tidak ada lagi bisikan mencurigakan. Bukankah begitu, Zhu Mei?”

Zhu Lang, yang sedang menuangkan teh, menunduk dalam. “Benar, Yang Mulia. Semoga hari-hari seperti ini bertahan lama.”

Permaisuri melirik dengan tatapan jahil. “Hm, kalau begitu, mungkin sudah saatnya kau kuajari hal lain selain memanah. Bagaimana kalau menari, misalnya?”

Zhu Lang hampir tersedak teh yang baru saja dituangkannya. “H-hamba… hamba rasa itu… bukanlah keahlian yang tepat bagi hamba.”

Permaisuri terbahak, sementara Mei yang berdiri tak jauh ikut menutup mulut menahan tawa. Bahkan Li Shan yang berjaga di luar pintu sempat menunduk untuk menyembunyikan senyumannya.

Di kejauhan, Kaisar Wei Liang berjalan memasuki paviliun dengan langkah tenang. Wajahnya tetap dingin, namun matanya sempat menyorot lembut pada Permaisuri. “Ada apa ini? Kudengar suara tawa sampai ke luar.”

Permaisuri berdiri, membungkuk dengan elegan. “Tidak ada, Yang Mulia. Hanya sedikit hiburan setelah hari-hari berat kemarin. Lagipula, bukankah istana ini akan jauh lebih indah jika diwarnai tawa?”

Wei Liang mengangguk tipis, lalu matanya terhenti pada Zhu Lang. Sekilas, ekspresi Kaisar tetap dingin, tapi ada kilatan samar di matanya. “Dan kau, Zhu Mei… semoga kau tidak melupakan pelajaran memanah kemarin.”

Zhu Lang menunduk, menahan wajahnya agar tetap tenang walau telinganya memerah. “Hamba… tidak akan lupa, Yang Mulia.”

Suasana paviliun pun kembali hangat, jauh berbeda dari beberapa malam lalu yang penuh ketegangan. Segalanya terasa seolah badai itu hanyalah mimpi buruk singkat—dan kini, mereka bisa kembali menjalani hari-hari dengan damai.

***

Happy Reading ❤️

Mohon Dukungan untuk :

• Like

• Komen

• Subscribe

• Follow Penulis

Terimakasih banyak❤️

1
Dewiendahsetiowati
mana ada yang nolak ramen yang enak
ANWi: hmm betulll, kecuali...kalo gengsi 😳
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
ANWi: asiap kaka cantik
total 1 replies
livv livv
lanjut thor
ANWi: Siap kak, terimakasih suda mampir ya❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!