Zhao Yue, preman jalanan abad 21 yang menguasai pasar malam, hidup dengan moto " Kalau mau aman, jangan macam-macam denganku." Jago berkelahi, lidah pedas, dan aura menakutkan adalah ciri khasnya.
Suatu malam, setelah menghabisi geng saingan, ia dikepung dan dipukul keras di kepala. Saat tersadar, ia berada di ranjang keemasan dan dipanggil “Yang Mulia Permaisuri.” Kini, Zhao Yue berada di tubuh Permaisuri Xian Rong dari Dinasti Wei—istri kaisar yang dikenal lemah dan sakit-sakitan. Namun sejak roh preman masuk, sang permaisuri berubah menjadi galak, blak-blakan, dan barbar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANWi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saran Zhu Lang
Tarian itu akhirnya berhenti ketika suara guzheng dayang di sudut ruangan perlahan mereda. Nafas Xian Rong sedikit terengah, pipinya bersemu merah, keringat tipis membasahi pelipisnya. Ia menutup kipas lipatnya perlahan, menunduk anggun.
“Cukup untuk hri ini,” ujarnya dengan senyum ringan, tatapannya sempat menyapu Zhu Mei yang masih berdiri kaku dengan wajah nyaris tanpa ekspresi.
Kaisar Wei Liang yang sejak tadi bersandar hanya berdehem singkat, seolah tak mau mengakui bahwa matanya tak lepas dari setiap gerakan Permaisuri. “Hm. Tidak buruk,” komentarnya dingin, padahal jelas sekali ia betah berlama-lama di sana.
Namun sebelum suasana semakin canggung, seorang kasim berlari tergesa masuk dan membungkuk dalam. “Yang Mulia Kaisar! Selir… Selir Lian Fei tiba-tiba pingsan di paviliunnya!”
Alis Wei Liang berkerut, matanya menyipit. “Pingsan?”
“Benar, Yang Mulia. Tabib sudah dipanggil. Dan… kabarnya… Selir Lian Fei....” Ia memotong kalimat. " Sebaik nya Yang Mulia melihat sendiri."
Sekilas keheningan menyelimuti ruangan. Xian Rong hanya tersenyum samar, ekspresi yang sulit ditebak, sementara Zhu Lang menunduk dalam, menyembunyikan sesuatu di balik wajah pelayannya.
Wei Liang bangkit perlahan, jubahnya bergoyang anggun. “Aku akan melihatnya.” Suaranya tetap datar, tak menunjukkan gejolak apapun, namun langkahnya cepat ketika keluar dari kamar Permaisuri.
Setelah Kaisar pergi, suasana menjadi lebih sunyi. Hanya terdengar suara kipas kecil Xian Rong yang kembali dibuka dan digerakkan perlahan. Ia berjalan ke meja, menuangkan teh dengan tenang.
“Zhu Mei,” panggilnya lembut.
Zhu Lang segera maju, menunduk dalam, tapi hatinya penuh gejolak. Ada sesuatu yang mendesak di dadanya, yang tak bisa ia pendam lebih lama. Ia menarik napas, lalu dengan suara hati-hati namun penuh ketegasan ia berkata:
“Yang Mulia… izinkan hamba memberi saran.”
Xian Rong mengangkat wajah, menatapnya dengan lembut. “Katakan.”
Zhu Lang menggertakkan giginya sebentar sebelum melanjutkan, suaranya rendah, tersirat getir. “Yang Mulia jangan terlalu dekat dengan Kaisar.”
Alis Xian Rong sedikit terangkat, seulas senyum samar menghias bibirnya. “Oh? Kenapa begitu?”
“Hamba… hamba hanya merasa… Kaisar sangat pandai menarik hati,” jawab Zhu Lang pelan, matanya sedikit terangkat menatap sekilas wajah Permaisuri sebelum buru-buru menunduk lagi. “Dulu beliau mengabaikan Yang Mulia, bahkan seolah tak peduli. Lalu mengapa sekarang, saat semua sudah berjalan tenang, beliau mendekat begitu saja? Bukankah itu… patut dipertanyakan?”
Xian Rong terdiam sejenak. Senyumnya tetap ada, tapi matanya memandang Zhu Mei lebih lama dari biasanya, seolah mencoba membaca apa yang sebenarnya tersembunyi di balik kalimat itu.
“Zhu Mei…” suaranya lembut, namun mengandung nada ingin tahu. “Apakah ini sekadar kekhawatiran… ataukah ada hal lain yang kau sembunyikan dariku?”
Jantung Zhu Lang berdetak keras. Ia buru-buru menunduk lebih dalam, menekan gejolak perasaan yang tak pantas ia ucapkan. “Hamba… hanya ingin Yang Mulia tidak tersakiti lagi. Itu saja.”
Xian Rong tidak langsung menjawab. Ia hanya menghela napas pelan, menatap cahaya lampu minyak yang bergoyang, seakan mencari jawaban dari nyala kecil itu.
" Bhahahaha, Zhu Lang, kau tidak perlu khawatir. Asal kau tau, aku tidak bercerai dengan kaisar..." Ia meneruskan. " Tentu saja karena uang! Sebagai permaisuri, aku bebas memiliki uang ku sendiri. Sebetul nya aku ingin juga mengelola uang rakyat, namun hak itu kan sudah dicabut."
" Uang?" Beo Zhu Lang.
" Betul, aku menyukai uang dan kebebasan."
Zhu Lang berpikir. " Yang Mulai, berarti jika ada lelaki kaya yang meminang anda dan memberi semua yang anda inginkan, apakah anda menerima nya?"
Xian Rong berpikir. " Seberapa kaya? Kebutuhan ku banyak hehe. Aku malas untuk menjadi preman malak di pasar lagi."
" Sangat kaya , Yang Mulia."
" Hmmm, tergantung. Latar belakang juga perlu. Aku tak ingin hanya jadi salah satu selir nya. Bagian uang untuk ku pasti sedikit sekali." Terang Xian Rong.
" Bagaimana jika lelaki itu menjadikan anda satu satu nya."
Xian Rong tertawa. " Jika ada lelaki seperti itu yang memberi uang banyak dan menjadikan ku satu satu nya berlian di kediaman nya , maka aku rela melahirkan sepuluh anak untuk nya." Jawab wanita itu.
Zhu lang terbatuk.
***
Happy Reading ❤️
Mohon Dukungan untuk :
• Like
• Komen
• Subscribe
• Follow Penulis
Terimakasih banyak❤️
kalo bisa sih cerai aja dan digantiin sama kaisar yang hanya memiliki 1 istri dan gak ada selir² apalah itu.