NovelToon NovelToon
YOTH: The Mystery Laboratory

YOTH: The Mystery Laboratory

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Konflik etika / Perperangan / Robot AI
Popularitas:511
Nilai: 5
Nama Author: Radit Radit fajar

seorang remaja laki-laki yang berumur 15 tahun bernama Zamir pergi ke pulau kecil bersama keluarganya dan tinggal dengan kakeknya karena ayahnya dialih kerjakan ke pulau itu.

kakek Zamir bernama kakek Bahram. Kakek Bahram adalah oramg yang suka dengan petualangan, dan punya berbagai pengalaman semasa hidupnya.

Saat kakeknya sedang membereskan beberapa catatan lama. Ada selembar catatan yang menuliskan tempat yang belum kakek Bahram ketahui tentang pulau ini. jadi kakek Bahram mengajak cucunya Zamir untuk ikut menyelidiknya.

Akankah mereka menemukan tempat tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekolah Baru

Di keesokan paginya, aku bangun pagi untuk sholat subuh. Dan ketika aku membuka jendela, masih gelap. Udara dingin masuk ke dalam rumah sejenak, jadi aku kembali menutupnya langsung.

Aku hanya melihat-lihat ponselku sejenak, tidak ada yang menarik.

"kamu mau ikut kakek jalan-jalan?" kakek menawariku setelah melihatku bosan.

"bukannya hari masih gelap?" tanyaku.

"langitnya sudah sedikit biru, jadi kita tetap bisa melihat nanti walau tanpa senter." kakek menjawab pertanyaanku.

Aku akhirnya mengangguk, tidak ada kegiatan lain juga yang bisa kulakukan.

Saat membuka pintu, memang benar sekitar sudah mulai terlihat meski masih cukup gelap.

Aku ikut jalan-jalan dengan kakek, menghirup udara segar. Atau lebih tepatnya udara dingin, aku tidak terbiasa sama sekali, tapi sepertinya tidak terlalu masalah.

Kami keliling-keliling di perumahan sekitar kami. Sampai akhirnya saat kami hampir sampai di rumah kakek lagi, aku melihat sunrice yang cukup indah. Dengan cahaya oranye dan sedikit ungu di awan.

Aku sangat jarang melihat pemandangan begini, mungkin karena sebelumnya aku memang jarang keluar rumah saat masih benar-benar pagi.

Saat sudah kembali ke rumah, kakek ikut membantu ibu menyiapkan sarapan kami.

Aku di suruh mandi dulu, jadi langsung menurutinya.

Saat sedang makan, ibu, ayah, dan kakek kebanyakan membicarakan tentang kondisi kota tempat tinggalku dulu, dan juga kabar saudara lain yang tinggal disana.

Aku tidak banyak ikut campur pembicaraan, lebih memilih fokus ke menu makananku dulu.

Setelah itu, aku dan ayah menumpang ke mobil kakek. Aku untuk sekolah dan ayah untuk kerja. Kakek lagi yang menyetirnya.

Saat pergi sekolah, beberapa tempat di sekitar kami terlihat seperti berdebu. Mulanya aku kira itu asap, rupanya itu embun.

Tidak butuh waktu lama mobil kakek sudah sampai di gerbang depan sekolah, sekolahnya cukup dekat.

Aku menyalami kakek dan ayah sebelum turun dari mobil. Tidak lama kemudian mobil kakek sudah kembali melaju untuk mengantar ayah ke kantornya tempat dialih kerjakan ke sana.

Aku balik kanan menatap beberapa bangunan sekolah, banyak anak-anak lain juga sudah masuk ke area sekolah.

Aku keliling sebentar, atau lebih tepatnya tersesat sebentar di sekolah ini untuk mencari ruang gurunya.

Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya ke murid-murid lain yang ada disini. Dan ternyata kantornya ada di tempat yang cukup mudah ditemukan, kenapa pula tadi aku tidak menemukannya?

Aku berterimakasih ke murid yang memberi informasi itu. Lalu pergi ke ruang gurunya.

Setelah mendapat informasi dimana kelasku berada, aku menuju kelasnya. Aku masuk ke kelasnya, kelas 10-B.

Dan saat sampai, aku terdiam, aku tidak tau tempat dudukku dimana. Untungnya tidak lama kemudian wali kelasnya masuk.

Wali kelasnya perempuan yang juga sepertinya beragama islam karema pakai hijab. Beliau menyuruh murid-murid lain duduk di tempat masing-masing dulu.

Guru itu menyuruhku memperkenalkan diri. Aku mengangguk, memperkenalkan diriku sebisanya. Tidak terlalu panjang, karena aku juga lupa mempersiapkan kalimat untuk perkenalan dirinya.

Murid-murid tentunya saja tertawa mendengar kalimatku yang sederhana itu, kecuali beberapa murid yang masih sibuk dengan kegiatan sendiri.

Aku juga tidak terlalu masalah ditertawakan. Salahku juga tidak menyiapkannya sebelumnya. Wali kelas disebelahku itu menyuruh yang lain untuk diam dulu, dan akhirnya mereka juga menurutinya.

"oke Zamir, kamu bisa duduk di sebelah Naurah."

guru itu menunjuk kursi yang masih kosong disebelah perempuan islam juga karena pakai hijab.

Lokasinya ada di bagian tengah baris kedua terbelakang di sebelah kanan murid bernama Naurah itu. Aku mengangguk lalu berjalan untuk duduk ke situ.

Sepertinya sistem di sekolah ini mirip-mirip dengan sekolahku dulu, laki-laki dan perempuannya disuruh bersebelahan agar tidak ribut.

"oh ya, yang piket kelas hari ini udah piket belum?" wali kelas kami bertanya, memastikan murid-murid di kelasnya piket.

Beberapa murid menjawab iya, tapi ada juga yang sepertinya lupa jadi baru mengambil sapu yang ada di pojok kelasnya sekarang.

Setelah itu, tidak lama kemudian guru itu sudah keluar kelas lagi, kembali ke kantor.

"bro, boleh kenalan gak?" suara itu terdengar dari samping kanan belakangku.

Aku langsung menghadap ke arahnya lalu berdiri.

"boleh la, kenalin, namaku Zamir, kaya yang saat di depan kelas tadi." aku berkata.

"oke, kalau namaku Bhanu, salam kenal." ia mengulurkan tangan untuk bersalaman, aku menerima uluran tangannya dan bersalaman.

Jarang-jarang ada murid yang mau ajak kenalan langsung begini. Tapi untunglah, setidaknya sudah dapat teman di awal.

"maklumin aja ya, dia memang suka nekat kenalan ke orang baru, walau kadang juga terlalu ribut." perempuan yang tempat duduknya disebelah Bhanu berkata santai.

"Hei!" Bhanu menyeru perempuan itu karena sedikit kesal sebab perempuan itu sedikit menyindirnya di akhir kalimat.

"kenapa? Benar kan?" perempuan itu tertawa kecil.

"baiklah, mungkin sedikit benar." Bhanu akhirnya mengaku, aku juga ikut tertawa dengan mereka melihat tingkat mereka itu, setidaknya aku sudah dapat teman di awal.

Tidak lama kemudian, terdengar suara bel berbunyi enam kali.

"itu kode agar kita kumpul untuk upacara Zamir, yuk."

Aku mengangguk, mengambil topiku yang ada di ransel. Lalu ikut dengan Bhanu dan yang lainnya ke lapangan untuk melaksanakan upacara bendera.

Setelah 30 menit lebih, upacara akhirnya selesai. Murid-murid berjalan ke kelas masing-masing setelah kelelahan dengan berdiri dan terkena matahari pagi 30 menit lebih.

Aku dan murid sekelasku juga sama, termasuk Bhanu. Aku duduk di kursiku, meregangkan badan sedikit.

"oh ya, kamu udah punya jadwal pelajaran belum?" Naurah bertanya, tanpa menoleh, dia masih fokus ke gambarnya.

"belum." aku menjawabnya.

"ini, kalau kamu mau, catat aja dulu." Naurah mengeluarkan buku dari laci mejanya, lalu memberinya ke mejaku. Buku itu berisi jadwal pelajarannya.

"makasih ya." aku berkata, mengeluarkan buku coret-coretku, lalu menulis jadwalnya.

"iya." Naurah menjawab singkat, masih tetap fokus ke gambarnya, sepertinya dia memang hobi menggambar.

Setelah itu, sekolahku berlangsung dengan normal. Beberapa kali aku bertanya nama-nama guru yang mengajar ke Naurah agar aku kenal, Naurah selalu menjawabnya tanpa terlihat keberatan.

Saat istirahat juga aku menghabiskan waktu dengan Bhanu, Bhanu juga punya teman lain bernama Eron.

Kami bertiga membicarakan tentang hal-hal yang cukup acak, mulai dari bagaimana kondisi di kota, beberapa tempat di sekolah ini, kami juga sempat keliling sebentar di sekolah.

Sepulang sekolah, aku menunggu kakek menjemputku. Tidak butuh waktu lama mobil off road kakek sudah sampai di sekolah.

Saat aku masuk ke mobil, kakek menatapku dengan antusias.

"Zamir, kakek menemukan sesuatu yang sangat menarik."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!