NovelToon NovelToon
IRREGULAR

IRREGULAR

Status: tamat
Genre:Identitas Tersembunyi / Anime / Tamat
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Echo Gardener

Ketika penggemar webtoon <Tower of God>, Arkan, tidak sengaja bertransmigrasi ke tubuh Neon Argarither dan menjadi bagian dari karakter webtoon <Tower of God> itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echo Gardener, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Wah, lihat tomat merah busuk itu. Belagu sekali dia mengatakan hal itu tepat di hadapanku ini. Kalau saja dia Regular biasa dan juga bukan karena kekuatannya yang memang lebih dariku, aku bisa saja langsung membunuhnya tepat di saat ini juga. Tapi sayang sekali, aku tidak bisa melakukan itu... walaupun aku mengerahkan semua anggota Khun untuk menyerangnya, hasilnya pasti masih menjadi misteri. Apalagi si tomat busuk itu juga merupakan pengikut sejati dari Neon Argarither, Ranker terkuat di Menara ini! Belum lagi semua pengikutnya adalah makhluk fanatik dan gila semua! Mulai dari Urek Mazino, Raja Zahard—Mm... kalau yang satu itu aku masih bingung dengannya. Raja Zahard membuat dirinya menjadi musuh Neon tapi juga menginginkan pertemanan dengan Neon? Dasar orang aneh! Lalu ada beberapa kelompok FUG, tomat busuk itu, ada juga Arie Hon dan mungkin masih banyak lagi—tapi... Esentia? Tidak, tidak, tidak! Anak itu tidak akan menjadi fanatik seperti orang-orang gila seperti pengikutnya Neon! Aku sangat yakin dengan hal itu, karena Esentia adalah satu-satunya anakku yang normal selain Marco dan juga karena aku adalah ayahnya. Tapi untungnya aku hanya teman biasa bagi orang itu. Karena aku takut kalau lama-lama berada di dekatnya, bisa-bisa aku tertarik oleh magnet karisma dari Neon Argarither dan aku bisa saja berakhir menjadi pengikut fanatik dan gila seperti orang-orang tidak waras itu! Sial! Memikirkannya saja sudah membuatku merinding ketakutan, pikir Khun Eduan yang mengeluarkan banyak ekspresi di wajahnya.

Hm? Ada apa dengan belut biru itu? Dia keracunan atau apa? Yah, aku tidak peduli sih dia keracunan atau apa, malah itu bagus untukku kalau dia benar keracunan, pikir Enryu menyaksikan beragam ekspresi di wajah Khun Eduan.

"Oh iya, hampir saja aku lupa..."

Enryu mulai membuat sebuah tombak besar yang terbuat dari shinsu miliknya yang berwarna merah dengan kilatan warna yang sama menutupi seluruh tombak yang berjumlah lumayan banyak melayang di antaranya.

"Karena tadi kau telah menyerang dan hampir mengenai kepalaku, dengan baik hati aku akan memberimu balasan sepuluh kali lipat dari keterampilan tombakmu yang terkenal itu. Jadi, mohon nikmati kekuatan yang kau dambakan ini dan... MATILAH KAU, BELUT BIRU!"

Tombak shinsu Enryu mulai diluncurkan dengan begitu cepat mengarah ke arah Khun Eduan, lebih tepatnya ke arah kepalanya.

"Si gila ini... bukan cuma mengikuti serangan tombakku saja, tapi juga serangan yang dia berikan sama cepatnya dan juga... berat!" gumam Khun Eduan yang mulai menangkis serangan tombak shinsu Enryu yang mengarah ke kepalanya dengan tombak shinsu buatannya.

"Heh~ rupanya kau masih bisa menangkis seranganku ini. Tapi bagaimana jika serangan ini tidak ada habis-habisnya?"

"OI, MENARA MERAH! TADI KAU BILANG SEPULUH KALI LIPAT SAJA! DAN KAU MAU MENYERANGKU DENGAN SERANGAN TIDAK TERBATAS?! KAU MAU MENGHANCURKAN KEDIAMANKU INI KAN?! NGAKU SAJA!"

"Kalau ya memangnya kenapa? Masalah?"

Rasa ingin membunuh Enryu telah mencapai maksimal. Khun Eduan sama sekali tidak menyangka kalau sifat Enryu yang sesungguhnya itu sangat kekanak-kanakan dan juga sangat mengesalkan.

...****************...

Eduan's POV

"Selamat, anak muda! Kau berhasil membuatku marah dan ingin sekali aku untuk membunuhmu, lalu membuat mayatmu itu digantung di tiang yang akan ku buat untuk membuat siapa saja yang melihatnya tahu kalau kau sudah mati di tanganku ini." kataku yang tersenyum melihat ke si pelaku penghancuran sebagian kediamanku.

Pelaku atau bisa disebut Menara Merah ini membalas perkataanku dengan mendengus dan mengangkat bahunya. "Seperti kau bisa saja. Lagian juga, aku sudah mendengar perkataan itu sebanyak 3.458 kali, tapi coba lihat hasilnya... mereka jadi mayat berkat tanganku ini," katanya mengibaskan kedua tangannya di udara, "Apa kau mau mendaftar jadi mayat baru, Kepala Keluarga Khun?" lanjutnya dengan bertanya.

Aku merasakan kalau banyak urat yang mulai bermunculan di wajahku setelah mendengarnya berbicara.

Kenyataannya, memang benar kalau dia itu orang yang kuat dan aku mengakuinya. Tapi, aku tidak peduli dia orang kuat ataupun dia murid dari orang itu. Aku hanya mau melihatnya mati di kediamanku ini... atau jika aku tidak bisa membuatnya mati, setidaknya aku bisa membabi buta merusak wajah mengesalkannya itu.

Ya... wajah itu adalah target utama yang harus ku hancurkan.

"Hm? Apa? Kau tertarik denganku? Ya... tidak ada salahnya sih, lagian juga banyak orang yang menyukaiku karena ketampananku ini," dia terdiam sebentar, kemudian menyeringai, "Kalau bukan itu... hehe, jangan bilang, seorang Kepala Keluarga Khun iri pada ketampananku ini?" lanjutnya dengan nada mengejek.

"..."

Orang itu juga sangat narsis! Lihat wajah mengesalkannya itu, aku ingin sekali meludahinya! Aku yakin orang-orang normal sepertiku ini ingin sekali menghajarnya, apalagi wajahnya itu, termasuk orang itu yang menjadi gurunya juga pasti ingin menghajar murid mengesalkannya!

Itu pasti!

Aku terkekeh untuk menahan kekesalan dalam diriku. "Aku kasihan pada gurumu itu."

"Apa maksudmu?"

"Pasti rasanya berat mempunyai murid berkelakuan sepertimu."

"Berat? Sialan kau belut biru! Aku tidak berat! Aku ini termasuk memiliki tubuh ideal!"

"Itu bukan maksudku, dasar bodoh!"

"Terus apa?! Bicara yang jelas makanya!"

Dia sang peringkat kedua—atau mungkin ketiga di Menara ini... apa aslinya dia seperti ini? Sungguh lelucon yang sangat luar biasa.

Aku mendengus kesal. "Cukup basa-basinya."

Kemudian aku menyerangnya dengan serangan kilat shinsuku. Aku membuat banyak serangan kilat shinsu berbentuk seperti tombak yang meluncur ke arahnya, lebih tepatnya aku mengarahkannya ke wajah mengesalkannya itu.

"Oi, oi, oi! Kau sengaja mengincar wajah tampanku ini?!" tanyanya disela menghindar dan menangkis setiap seranganku.

Aku menyeringai dan berkata, "Kalau ya kenapa? Masalah?"

"Aku seperti pernah mendengarnya—hei, itu kan kalimatku sebelumnya! Kau mencuri kalimatku, dasar pencuri belut biru tidak kreatif!"

Hmph, aku tidak masalah dia menyebutku apapun dengan mulut kotornya itu. Karena aku senang ketika melihat dia bertingkah seperti cacing kepanasan. Dan melihat Menara Merah yang seperti itu saja sudah membuatku melupakan sedikit kekesalanku padanya.

"Hahahahaha!" dan tidak sengaja aku tertawa dengan lepas.

"Belut biru sialan! Lihat saja! Aku akan menjadikan keluarga yang kau banggakan itu masuk ke dalam daftar hitamku! Kau tidak akan bisa seperti ini jika kau tahu apa itu daftar hitamku!" teriaknya yang masih menahan banyak serangan kilat shinsuku.

"Ah? Aku tidak peduli dengan daftar hitam punyamu itu." balasku tidak peduli.

Sejujurnya aku peduli jika itu benar-benar terjadi. Yang paling ku takutkan adalah sesuatu yang tidak ku ketahui. Itu berarti termasuk apa yang tadi dikatakan Menara Merah. Aku tidak takut dan ragu melawannya dengan seluruh kekuatan yang sudah ku kumpulkan selama ini, hanya saja kali ini lawannya adalah seorang yang pernah menyerang administrator yang memiliki julukan Menara Merah. Dan akan sangat sulit melihat hasil dari pertarungan saat ini.

"Apapun itu, yang pertama harus ku lakukan adalah menyerang wajah jeleknya!" kemudian aku bergerak maju melesat ke arah Menara Merah.

Menara Merah dengan cepat menyadari keberadaanku. Aku bersiap untuk meninju bagian wajah kirinya dengan tanganku yang terbalut oleh shinsu, tapi nyatanya tomat merah ini berhasil menangkis serangan tinju shinsuku dengan pertahanan dinding shinsu merah miliknya.

"Rupanya kau serius ingin menghajar wajah tampanku ini?"

"Sesuai seperti apa yang ku katakan sebelumnya."

"Tapi, apa hanya sebatas itu saja? Bukankah tinjumu itu sangat lemah sekali?"

Aku berusaha menahan kekesalanku yang semakin lama memuncak dan berkata padanya masih dengan posisi yang sama, "Aku heran kenapa orang sepertimu bisa menjadi murid orang itu?"

"Kau bodoh ya? Tentu saja karena kharismaku dan juga ketampananku inilah yang menarik perhatian guru untuk menjadikanku sebagai murid satu-satunya!"

Orang ini terlalu narsis pada wajahnya yang biasa saja.

Aku sangat terkejut dengan kepercayaan diri milik Menara Merah.

"Apa kau punya istri?"

"Apa maksud pertanyaanmu itu? Tentu saja tidak."

"Pfft—hahaha! Berarti kau tidak tampan! Orang tampan adalah yang memiliki banyak istri, dan itu berarti adalah aku!"

"Dasar gila... hei, belut biru! Kau pikir menjadi orang tampan adalah orang yang mempunyai banyak istri? Lalu kau pikir guruku itu tidak tampan begitu, huh?!"

Kenapa jadi menyangkutpautkan dengan orang itu, aku kan tidak sedang membicarakannya.

"Pembicaraanku ini hanya untukmu! Kau itu bodoh atau apa sih?!"

Aku mulai menciptakan tombak besar yang terbuat dari petir dan shinsu listrikku. Tombak besar ini ku beri nama, Moga, dan Moga ini adalah tombak kebanggaanku.

"Sepertinya kau benar-benar serius mau melawanku, Khun Eduan." kata Menara Merah dengan serius, tidak seperti sebelumnya.

"Bukankah sudah ku katakan sebelumnya? Aku ingin sekali menghajar wajah jelek dan mengesalkanmu itu."

Menara Merah terdiam sesaat, sebelum akhirnya dia memberi jarak yang lumayan jauh dari posisi awal. Kemudian shinsu di sekelilingnya mulai berubah menjadi warna merah.

"Kalau begitu coba saja, kau bisa menghajar wajah tampanku ini atau tidak itu semua tergantung dengan kekuatanmu daripada perkataanmu yang tidak berbasis fakta. Nah, Dewa Tombak, perlihatkan kekuatanmu yang terkenal itu padaku."

Aku menyengir mendengarnya, perasaan akan haus bertarung melawan orang kuat apalagi salah satu peringkat tertinggi yang memiliki julukan sebagai Menara Merah ini membuatku ingin sekali mengeluarkan seluruh kekuatanku untuk melawannya.

"Itu sesuai dengan apa yang ku mau! Tapi, karena aku punya urusan lain tidak seperti seseorang, aku hanya akan menyerang sekali dengan tombak besar bernama Moga ini. Jika kau bisa menahan serangan Mogaku yang satu ini, setelahnya aku akan melupakan soal kau datang ke kediamanku."

"Ho~ baik sekali ternyata Kepala Keluarga Khun ini."

Menara Merah mulai membuat sebuah dinding penghalang yang tidak terlalu besar namun sepertinya sangat kuat untuk menahan serangan dari serangan Moga.

"Kita lihat, mana yang lebih hebat. Serangan Mogaku ini, atau perlindungan shinsu merahmu itu."

1
Jeanette
Gk nyanga sekecewa ini
Nanika: cpt bgt
total 1 replies
Fahrein Hearts
Lah tamat?
Fahrein Hearts: Gak boleh tamat!!!!
total 1 replies
Aceela
Endingnya wow sekali🗿
αℓℓєα
cepet bgt tamatnya kak
Nora
"tidak terlalu kuat" 🗿
Ariana
Penasaran sama bab selanjutnya
Jeanette
what happen aya naon?
Reynold Gerald
Why?
αℓℓєα
Knp tuh🤨
Jeanette
Phantaminum sama Enryu tuh haha
Noel Marsh
AAAAA LUCU ENRYU NYA😭🫰
Nora
Buruan kak plis bgt Kereta Neraka
Ariana
lanjutkan babnyaaaaaaa
Nanika
Hoaqin bakal diajak juga kan?
Reynold Gerald
Gk sabar Phantaminum sama Enryu ketemu Neon—eh salah, maksudnya, Leon
Nora
Plis jgn ada plot twist ya kakak
Anonymous
lanjut
Reynold Gerald
bener tuh nggak mungkin bgt😤
αℓℓєα
Seru dan bagus 👍
αℓℓєα
next akak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!