Carla Dokter Dari Zaman Modern

Sementara Carla dan Xio Li sedang berjalan-jalan di pasar. Mereka menggunakan kesempatan ini sebelum kembali ke paviliun.

"Kamu suka?" tanya Carla saat melihat tusuk konde yang di jual di pasar itu.

"Terlalu mahal," jawab Xio Li.

"Berapa Nek?" tanya Carla pada penjualnya.

"Lima puluh tael perak," jawabnya.

Carla mengambil dua, satu untuknya dan satu untuk pelayannya. Carla memakaikan nya kepada Xio Li.

Xio Li merasa terharu di perlakukan seperti itu. Tanpa sadar air matanya mengalir dari matanya.

Dari kejauhan Jian Chen memperhatikan mereka berdua yang seperti teman dan bukan seperti pelayan dan majikan.

Berbeda dengan Hui Lin memperlakukan pelayannya. Mereka di perintah sesuka hati olehnya.

"Ke sana yuk!" Carla menunjuk orang sedang berjualan manisan Tanghulu yang terkenal di zaman ini.

Mereka pun membeli dua, jujur saja, Carla belum pernah memakan manisan Tanghulu.

Sementara Jian Chen menitipkan kudanya kepada pengawal yang membawa Carla dan Xio Li. Jian Chen berjalan menghampiri mereka.

"Beli apa?" tanya Jian Chen.

"Pangeran?" Keduanya menyebutkan nya secara bersamaan.

Melihat Carla dan Xio Li memegang Tanghulu, Jian Chen pun langsung membayarnya. Mereka menoleh secara bersamaan karena mendengar suara keributan.

"Kalian tunggu di sini, biar aku saja yang ke sana," kata Jian Chen. Namun Carla tetap ingin melihatnya.

Mereka pun bergegas menuju tempat terjadinya keributan itu. Mereka melihat ternyata seorang anak kecil sedang mencuri makanan.

"Hentikan!" Terdengar suara berat, namun tegas. Mereka pun menghentikan untuk menghajar anak itu.

"Apa yang kalian lakukan? Bahkan anak kecil pun kalian aniaya!"

Mereka tertunduk, karena mereka tahu itu adalah pangeran kedua. Kemudian salah satu dari mereka bersuara.

"Anak itu mencuri makanan," katanya.

Carla melihat makanan itu sudah jatuh ke tanah. Anak itu ingin mengambilnya kembali, namun Carla mencegahnya.

"Jangan di ambil, itu kotor."

"Tapi aku lapar," ucapnya. Meskipun sudah di pukul, namun anak itu tidak menangis sama sekali.

Carla memegang kedua pundak anak itu, lalu mengajaknya untuk mengganti makanan yang sudah jatuh ke tanah.

"Dengar sini semua, anak ini mencuri karena terpaksa, jadi jangan main hakim sendiri," kata Carla.

Carla membayar makanan yang tadi di curi oleh anak itu. Kemudian Carla membelikan lagi makanan untuk anak itu.

Carla memberikan seratus tael perak kepada anak itu untuk beli makanan nantinya. Anak itu kemudian pulang setelah mengucapkan terima kasih.

Senyum bahagianya terpancar dari wajahnya yang kusam, karena ia mendapatkan makanan dan juga uang.

Setelah cukup lama jalan-jalan, Carla dan Xio Li pun ingin pulang. Namun Jian Chen masih berada di pasar itu.

Jian Chen melihat jepitan rambut yang menurutnya cantik pun membelinya. Dengan cepat ia menyimpannya di balik pakaian nya.

Tiba-tiba seseorang berteriak meminta tolong, Carla dan Xio Li yang hendak masuk ke dalam kereta kuda pun tidak jadi.

Sedangkan pangeran sudah lebih dulu menghampiri orang tersebut. Beberapa orang sudah berkumpul di tempat itu. Hingga Carla dan Xio Li ikut mendekat.

Saat mereka menghampiri orang itu, ternyata sudah ada tabib yang memeriksanya. Tabib menggeleng dan mengatakan jika orang itu sudah meninggal.

"Dia sudah tidak bernafas, jadi dia sudah meninggal," ucapnya.

Sebagai seorang dokter, Carla melihat jika orang itu masih bisa di selamatkan. Carla pun meminta untuk membawa orang itu ke dalam.

Awalnya mereka tidak ada yang perduli, namun setelah pangeran Jian Chen memerintahkan, barulah mereka dengan cepat membawa orang itu masuk.

"Tolong semuanya menyingkir, aku akan selamatkan orang itu," kata Carla.

"Nona, orang yang sudah tidak bernafas mana mungkin bisa di tolong lagi? Apa Anda menganggap diri Anda seorang dewi yang bisa menghidupkan kembali orang mati?" ujar tabib itu.

Namun Carla tidak menjawab dan tetap ingin menolong orang itu. Carla meminta pangeran untuk mengusir mereka agar semuanya menjauh.

Mereka pun akhirnya menjauh, namun mereka masih bisa melihat apa yang di lakukan oleh Carla.

Carla pun segera melakukan CPR, mereka heran karena metode seperti itu belum pernah mereka lihat, termasuk pangeran dan juga tabib.

"Hui Ying, apa yang kamu lakukan?" tanya Jian Chen.

"Metode ini di namakan CPR, pertolongan pertama untuk orang yang nafasnya berhenti," jawab Carla sambil terus menekan-nekan dada orang itu.

Carla terus berusaha untuk mengembalikan pernafasan orang itu. Hingga beberapa saat kemudian, orang itu kembali bernafas.

"Haaa, dia bisa hidup lagi," ucap tabib heran. Tadi saat ia memeriksanya, sudah jelas-jelas orang itu sudah tidak bernafas.

"Maafkan saya Nona, saya telah menganggap remeh Anda. Saya punya klinik di sini, maukah Anda bergabung dengan saya?" tanya tabib.

"Tuan tabib maaf, untuk itu harus izin dulu sama pangeran," jawab Carla.

"Jadi Anda?" tanya tabib lagi.

"Dia istri saya, putri Hui Ying," jawab Jian Chen.

"Bukannya putri Hui Ying itu bodoh dan jelek, berarti rumor itu palsu," kata tabib.

Carla kemudian memberikan obat kepada orang yang tadi pingsan. Orang itu heran, karena obat itu berbeda dari obat yang ada di sini.

"Makan obat ini dua kali sehari pagi dan malam. Ingat jangan di hentikan sampai kamu benar-benar sembuh," kata Carla.

Tabib memuji Carla sebagai seorang dokter yang hebat. Ia pun ingin belajar cara pengobatan yang Carla lakukan.

"Maaf Tuan tabib saya tidak mengizinkan istri saya untuk ikut bergabung dengan Anda," ujar Jian Chen.

Setelah Jian Chen, Carla dan pelayan nya pergi, orang-orang pun heboh membicarakan Carla.

Bahkan mereka tidak segan-segan memuji Carla cantik. Dan lagi, orang yang sudah mati bisa di hidupkan kembali.

"Nona, Anda hebat. Dulu Nona tidak seperti itu," kata Xio Li.

"Sudahlah, jangan terlalu memuji," ujar Carla.

Saat ini mereka sudah di dalam kereta kuda dan sudah bergerak pergi dari situ. Dan pangeran mengikuti mereka dari belakang.

Tiba-tiba kuda mereka memekik dan berhenti. Ternyata ada sepuluh orang sedang menghadang jalan.

"Kalian tetap di dalam," kata Jian Chen.

Carla menjulurkan kepalanya melihat keluar, ternyata beberapa orang berpakaian hitam dan tertutup sedang menghadang mereka dengan senjata pedang.

"Siapa yang memerintahkan kalian?" tanya pangeran Jian Chen langsung ke intinya.

"Pangeran tidak perlu tahu, kami tidak ada urusan dengan pangeran, jadi minggir lah," jawab salah satu dari mereka.

"Jadi mereka mengincar Hui Ying?" gumam Jian Chen.

Mereka yang bersenjata pedang pun segera maju hendak menangkap Hui Ying. Pangeran segera menghalanginya.

"Hadapi aku dulu!" tegas pangeran.

Mereka tidak memperdulikan pangeran dan masih ingin menangkap Carla. Carla pun segera keluar dari dalam kereta kuda.

"Kalian mencari ku? Ada apa?" tanya Carla yang masih berdiri di kereta kuda.

Carla segera melompat turun dan menghampiri pangeran.