Frans tak pernah menunjukkan perasaannya pada Anna, hingga di detik terakhir hidup Anna. Wanita itu baru tahu, kalau orang yang selama ini melindunginya adalah Frans, kakak iparnya, yang bahkan melompat ke dalam api untuk menyelamatkannya.
Anna menitihkan air mata darah, penyesalan yang begitu besar. Ferdi, pria yang dia cintai ternyata hanya memanfaatkannya untuk mendapatkan perusahaan ayahnya dan kekayaan keluarga Anna.
Kedua tak selamat, dari kobaran api kebakaran yang di rancang oleh Ferdi dan Gina, selingkuhannya yang juga sahabat Anna.
Namun, Anna mendapatkan kesempatan kedua. Dia hidup kembali, terbangun tiga tahun sebelum pernikahannya dengan Ferdi. Tepat di hari ulang tahunnya yang ke 20.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Sulitnya Membuat Kanaya Percaya
Anna baru saja masuk ke dalam rumah, saat ayahnya keluar dari ruang kerjanya.
"Anna" panggil Rio.
Anna menghentikan langkahnya, dia tersenyum melihat ayahnya yang terlihat lelah itu. Anna berlari dengan cepat, merangkul lengan ayahnya dan menyandarkan kepalanya di lengan sang ayah.
'Terakhir kali, aku membuat ayah celaka. Sekarang, aku akan membuat orang yang punya niat buruk pada keluarga kita menerima akibatnya' batin Anna.
Rio menghela nafas perlahan. Dia pikir, anaknya itu memeluk lengannya dan bersikap manja seperti itu karena merasa bersalah sudah pulang terlambat.
"Kata kakakmu, kamu bertemu dan pergi dengan Ferdi lagi. Katamu, kamu tidak suka dia lagi? kenapa masih pergi dengannya?" tanya Rio.
Pertanyaan itu beralasan kan? ayahnya sangat perduli padanya. Dan tentu saja, Rio sama sekali tidak ingin anaknya itu jatuh di lubang yang sama dua kali. Sudah bagus Anna sudah tidak suka pada Ferdi lagi.
"Ayah, aku memang sudah tidak suka padanya lagi! tapi ada hal yang harus aku lakukan! ayah percayalah padaku! aku tidak akan mengecewakan ayah. Aku tidak akan pernah terbujuk oleh pria menyebalkan itu!" kata Anna.
Rio hanya bisa percaya pada apa yang dikatakan Anna. Sejak dulu dia memang seperti itu. Dia sangat menyayangi Anna, dan selalu memberikan kesempatan untuk Anna memilih arah hidupnya sendiri.
"Oh ya, katamu kamu cari Matthew kan? besok dia akan kembali dari Singapura. Kamu bisa pergi ke galerinya di siang hari. Ayah sudah buatkan janji temu dengan Johan, asisten pribadi Matthew"
Anna segera menarik kepalanya yang sejak tadi dia sandarkan di lengan sang ayah. Wajahnya tampak bersinar, matanya berbinar, dia sangat excited mendengar apa yang ayahnya katakan.
"Benarkah? terimakasih banyak ayah. Ayah adalah ayah terbaik di dunia"
Anton yang memang mendengar suara mobil yang di bawa pak Ardi tadi. Juga segera keluar dari kamar, dan dia melihat pemandangan yang begitu menyenangkan baginya. Yang membuat seulas senyum terpancar di wajah tenangnya.
Dia tadi juga sangat mengkhawatirkan Anna. Makanya, dia bahkan tidak tidur dan menunggu Anna pulang.
**
Keesokan harinya, Anna sengaja datang ke kampus sangat pagi.
Dia yang ingin berhubungan baik dengan Kanaya, karena masih merasa punya hutang yang harus di selesaikan dengan Lukas. Terus berusaha berbuat baik pada Kanaya.
"Kalau bukan karena ibuku yang memaksa menerima motor itu, aku tidak mau..." ujar Kanaya dengan tatapan tidak senang karena Anna memberikannya sebuah kotak makanan berisi makanan yang cukup mahal.
"Kalau begitu, apa aku harap berikan makanan ini pada ibumu?" tanya Anna, sengaja. Bukan mau memancing kemarahan Kanaya, tapi dia memang mau bicara dengan wanita yang terus saja jutek padahal dia sudah minta maaf itu.
Kanaya terlihat kesal, lalu meraih kotak makanan itu dengan cepat. Dan segera ingin berbalik ke kelasnya.
"Makanlah, setelah makan beritahu aku dimana tempat tinggal Lukas saat ini ya!" kata Anna yang membuat Kanaya mendengus kesal, lalu berbalik dan menatap Anna dengan kesal.
"Kenapa? mau ganggu dia lagi?" tanya Kanaya kesal.
Anna segera melambaikan tangannya beberapa kali.
"Bukan, tidak begitu maksudku. Bagaimanapun, meski bukan kesalahanku, tapi kan, ayahnya jadi tidak bisa berjualan lagi di kantin. Aku merasa harus bertemu Lukas dan minta maaf... ya meski bukan aku otak dari peristiwa itu!"
Anna mencoba menjelaskan, tapi Kanaya sepertinya tidak percaya.
"Kamu pikir aku percaya? kalian orang kaya, selalu semena-mena!" ujar Kanaya yang pergi terburu-buru.
Anna mengusap wajahnya mulai frustasi.
"Oh ya ampun, kenapa sulit sekali membuatnya percaya. Ini gara-gara di Gina tukang hasut itu..."
"Anna!" panggil Gina yang melambaikan tangannya dari jauh.
'Ya ampun, ini orang benar-benar ya. Baru saja aku mengumpat tentang dirinya, dia sudah datang. Menyebalkan!' batin Anna.
Gina dengan cepat menghampiri Anna.
"Anna, kenapa beberapa hari ini kamu selalu pergi ke kampus pagi-pagi sekali?" tanya Gina.
Anna mengangkat bahunya sambil berjalan ke arah kelasnya.
"Tidak ada alasan lain, aku hanya merasa aku sudah ketinggalan beberapa materi. Sebentar lagi kenaikan semester. Aku tidak mau membuat ayah dan ibu kecewa seperti tahun lalu. Mereka harus membantuku!" kata Anna.
Gina sebenarnya menahan tawanya. Dia hanya menunjukkan senyum tipis pada Anna.
'Itu kan karena kamu memang bodohh!' batin Gina menghina Anna.
Sementara, Anna juga membalas Gina dengan senyuman yang tipis pula.
'Semua ini juga gara-gara kalian berdua. Daripada belajar, aku malah disibukkan dengan menyenangkan kalian berdua. Ya ampun, aku benar-benar bodohh saat itu' batin Anna.
Dari kejauhan, tampak Kanaya melihat ke arah Anna dan Gina.
"Anna, kamu dan Gina begitu akrab seperti itu. Lalu bagaimana aku bisa percaya, kamu tidak punya niat tidak benar pada Lukas. Kehidupannya sudah sangat menyedihkan, dia bahkan menjadi montir dan putus kuliah, belum lagi ayahnya yang sakit-sakitan karena merasa tertekan, banyak hutang. Aku tidak akan membiarkanmu menganggu Lukas lagi!" gumam Kanaya.
***
Bersambung...
" hay sayang " 🤣🤣🤣