Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelora Jiwa....++
Tok....tok....
Permisi...
Tok... Tok....
Permisi,....
Tok... Tok....
Permisi.....
"Orangnya sudah tiga hari ini tidak pulang mbak. Mbak cari Roy??", sebuah suara dari ibu muda tetangga Roy yang sedang menggendong anak bayi.
"Iya mbak saya cari Roy. Apa mbak tau Roy kemana???", ucap Clara sopan.
"Maaf mbak ini siapanya Roy??, apa mbak pacarnya???? dia sudah tiga hari ini tidak pulang kemananya saya tidak tau mbak. Banyak Orang yang mencari dia. Mbak adalah orang ketiga", jawab ibu muda tersebut.
"Saya temannya mbak.Banyak orang yang nyari dia maksudnya mbak??", ucap Clara terkejut.
"Iya mbak, entah Roy terlibat masalah apa saya tidak tau. Tapi sebelum mbak datang ada dua orang yang mencarinya karena phone cell Roy tidak bisa di hubungi, katanya Roy melarikan mobil miliknya sejak tiga hari yang lalu. Dan orang itu juga meninggalkan nomor telponnya sama saya untuk ngasih tau jika Roy pulang kerumah sini."jelas ibu muda yang memperkenalkan diri bernama Mila.
"Penggelapan mobil??? Apa Roy terlibat tindak kriminal mbak??", tukas Clara penasaran.
"Saya tidak tau mbak. Setau saya dia orang baik tidak ada yang aneh aneh. Tapi memang belakangan semenjak dia kena PHK dan pemilik kontrakan ini sudah sering ingin mengusirnya karena sudah tiga bulan ini dia tidak bayar kontrakan. Bisa jadi dia nekat, tapi saya ngak yakin mbak karena setau saya Roy orang yang baik tidak mungkin terlibat tindak kriminal", jelas Mila pada Clara.
Mila dan Clara berbincang sebentar, Mila juga megatakan sebelum Roy tidak pulang dia memang membawa mobil, tapi dari pengakuan Roy itu mobil bosnya untuk dia jalankan menjadi driver taksi online. Dan mereka melanjutkan obrolan tentang Roy yang membuat Clara sedikit tau siapa Roy sebenarnya.
"Terima kasih ya mbak sudah mau menceritakan tentang Roy sama saya, kalau gitu saya permisi dulu", ucap Clara pada Mila tetangga Roy dan kemudian berlalu meninggalkan tempat tersebut.
Sepanjang perjalanan pulang Clara malah terus memikirkan Roy. Kemana dan Apa yang sebenarnya terjadi dengannya. Apa lagi setelah Mila bercerita sedikit tentang Roy membuat pikiran Clara terus tertuju pada pria tampan yang baru dikenalnya tersebut.
"Pesan sudah kami kirimkan tuan bersama dengan kedua anak buahnya. Dan untuk Jupri kini keberadaannya telah diketahui tuan. Dia bersama keluarganya sekarang menetap di kota M tuan. Kami menunggu intruksi dari tuan", ucap Bimo melalui sambungan telepon pada Norman.
"Bawa Jupri bersama keluarganya kesini, biar nanti ayah saya yang menentukan nasibnya. Orang yang kita hadapi tidak akan berhenti sampai disini saja, kita harus lebih hati hati. Bagaimana dengan Clara??, ucap Norman tegas.
"Untuk Nona Clara saya sudah menugaskan dua anak buah saya menjaganya tuan. Seperti tidak boleh mencolok karena Nona Clara tidak suka dikawal", jawab Bimo.
"Bagus... Lakukan pekerjaan mu dengan baik Bimo dan tetap hati hati", ucap Norman dan memutuskan panggilan dan melanjutkan pekerjaan dikantornya.
Kini senja telah berganti malam, langit yang tadinya jingga kini telah berubah gelap dengan bintang bintang bergantungan menghiasi.
"Roy kenapa kamu melamun??", ucap tante Tati menghampiri Roy yang duduk termenung menatap keluar dari jendela kamar yang dia tempati.
"Tidak tan", ucap Roy bohong menyembunyikan apa yang dia rasakan.
"Gimana kondisi kamu sekarang??, malam ini aku yang jadi perawat mu karena Amel tadi izin untuk pulang kerumahnya karena ada urusan" ucap tante Tati yang ikutan duduk disamping Roy.
"Sekarang aku sudah mendingan tan. Besok aku berencana untuk pulang tan. Banyak urusan yang harus aku selesaikan", ucap Roy datar menandakan bahwa pikirannya sedang tidak menentu.
"Kamu mikirin apa?? Eh ya ini phone cell mu. Maafin aku ya Roy karena baru memberikannya. Dan nomor kontak mu sengaja aku ganti ini semua demi keselamatan mu Roy", jelas tante Tati pada pemuda disampingnya.
"Terimakasih ya tan. Tante sudah banyak sekali membantu aku. Entah bagaimana aku membalasnya", balas Roy dengan senyuman terpahat di bibirnya.
"Tapi tan, apa tante tau mobil yang aku gunakan dimana?? Soalnya itu mobil orang tan dan sudah tiga hari ini aku tidak memberi kabar padanya", tanya Roy sesuatu yang menjadi beban pikirannya.
Tante Tati menjelaskan kalau dia tidak mengetahui akan mobil yang Roy tanyakan karena saat itu hanya keselamatan Roy yang jadi prioritasnya. Masalah lain dia tidak tau. Dan wanita yang berusia tiga puluh sembilan tahun itu juga menjelaskan alasannya kenapa dia baru memberikan phone cell Roy serta mengganti nomor kontaknya.
"Yang jelas besok aku harus menemui pemilik mobil itu dulu tan, dan jelasin situasinya. Karena juga ada nama teman ku yang di pertaruhkan", ucap Roy
"Sebaiknya begitu, nanti biar aku bantu kamu, kalau orangnya minta ganti biar aku yang ganti Roy", balas tante Tati sambil terus menatap pemuda disampingnya.
" Tapi tan....", ucapan Roy terhenti karena telunjuk tante Tati menempel di bibirnya dan netra mata mereka saling bertemu.
Entah bagaiman terjadi telunjuk lentik terbalut kulit putih dengan kuku palsu yang terawat kini digantikan posisinya dengan bibir yang menyatu saling bertukar saliva.
Suasana ruangan yang sejuk karena hembusan Ac kini bertukar menjadi panas yang membuat dua insan berlainan jenis itu merasa gerah. Bukan karena cuaca yang panas tapi sesuatu yang dari dalam diri yang ingin dilepaskan.
Roy yang masih belum bisa leluasa bergerak hanya diam tampa merangkul tante Tati. Namun, mendapat perlakuan demikian sedah tentu jiwa laki lakinya memberontak membuat sesuatu di bagian tengah tubuhnya bangun mengeras seakan ingin menunjukkan diri.
Hampir lima menit pertukaran saliva mereka, dan terlepas terpaksa karena pasokan oksigen di kantong paru paru mereka telah menipis. Keduanya bernafas dengan tersengal mencoba mengisi dengan cepat oksigen pada organ pernafasan.
Tante Tati membimbing Roy keatas ranjang agar mereka lebih leluasa karena di tempat mereka duduk sekarang hanya berupa kursi kecil dan tidak memungkinkan karena luka yang dialami Roy belum sembuh seutuhnya.
Bagai kerbau yang tertusuk hidungnya tanpa berkata apa apa Roy mengikuti langkah wanita yang telah menjaga dan merawatnya itu. Meski umur mereka berbeda jauh tapi pesona dari janda beranak dua itu tidak kalah dengan gadis gadis seumuran Roy.
Umur hanyalah angka, kalau body jangan ditanya dan masalah lubang boleh dicoba. Ibarat sebuah mobil, tahun pembuatannya emang tahun rendah, tapi karena bagus perawatannya mesin tetap oke. Kecanggihan fiturnya memang tertinggal tapi kalau kenyamanan jangan ditanya.
"Kamu berbaring saja, biar saya yang bekerja", bisik tante Tati dengan nada manja ditelinga Roy.
Pemuda perantauan itu menurut saja sesuai dengan arahan dari tante Tati yang membimbingnya. Meski dengan sedikit kesusahan memposisikan diri yang nyaman akibat luka yang dia derita, tetapi kerena keinginan yang menggebu seperti kuda pacu yang sudah berada diruang start Roy tidak begitu menghiraukannya.
Dengan perlahan namun pasti tante Tati menarik kebawah celana panjang berbahan satin itu,memberi ruang bebas pada pemiliknya. Tidak lupa segitiga pengaman juga dilepaskan agar si junior bisa bernafas lega menghirup udara bebas.
Begitu junior menampakkan diri, tanpa memberi jeda bibir ranum bergincu fuchsia glossy langsung melahapnya dan bermain indah dengan tempo terkontrol.
Slup....slup.... Nada itu terdengar indah membuat gejolak jiwa Roy bergelora.
Sssssshhhh....... Desis Roy lepas begitu saja sambil memegang lembut kepala yang naik turun di bawah pusarnya dengan tangan kiri.
Beberapa saat ketika Roy hampir saja melayang kelangit ketujuh tiba tiba "Tunggu sebentar yang jagoan", ucap tante Tati menghentikan aktifitasnya sambil mengecup mesra Si junior yang telah dalam mode tempur itu. Dan tante Tati melangkah mengambil sesuatu didalam tasnya yang terletak di atas nakas disampingnya. Hal itu tentu menimbulkan sesuatu pada diri Roy yang tergambar dari tatapannya yang terlihat kecewa.
akan terus diusakan kak.../Smile//Smile//Smile/