menceritakan tentang perjalanan anak manusia yang lahir dengan sebuah cerita tentang perjalanannya.. selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banyu Aji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
wanita memang berguna
Jaka kendi dan dewi kini sedang duduk santai di atas batu sambil memandangi letupan - letupan larva yang berada di kawah gunung pakubumi..
..
"sebenarnya aku memanggilmu karena ingin menanyakan sesuatu kak." ucap jaka kendi pada dewi, si roh pedang.
"sekiranya bisa, aku pasti akan menjawabnya sayang." ucap dewi.
"aku yakin kak dewi sudah tau kan apa yang hendak aku tanyakan?" ucap jaka kendi.
"tidak sayang. setelah kamu dewasa dan bertambah kuat, aku tak bisa lagi melihat dan merasakan apa yang kamu lihat dan rasakan.." jawab dewi.
"oh begitu yah, tapi bagus juga lah.. Karena kalau kak dewi selalu bisa melakukan itu, bukankah aku akan sangat malu? Kan aku sudah dewasa .. Hehehe." ucap jaka kendi sambil nyengir.
"nah kalau kamu sudah merasa dewasa, berarti mulai sekarang jangan panggil aku kak lagi yah.. Bukankah aku ini sama saja dengan budakmu?" ucap dewi.
"tidak, kamu adalah separuh jiwaku .. Apalah artinya aku tanpa kamu dihatiku .. Dewi. Ya.. Mulai sekarang aku akan memanggilmu dewi." ucap jaka kendi.
"ya itu lebih bagus.. Jadi, apa pertanyaanmu sayang?." ucap dewi.
"ada hubungan apa batu mata naga ini dengan kakekku?." tanya jaka kendi.
"hah? Kenapa kamu dengan sangat mudah mendapatkan batu mata naga itu? Aku kira kita akan melakukan perjalanan yang panjang penuh rintangan untuk menemukan batu mata naga yang hilang itu.. Tapi kalau memang benar itu adalah pemberian dari kakekmu, berarti kakekmu ada hubungan dengan dewa petir.. Karena setahuku, batu mata naga itu dicuri oleh dewa petir yang sangat berambisi untuk mencari letak jurang yang telah membuatmu seperti sekarang ini sayang."
melihat jaka kendi yang kebingungan dengan jawaban dewi, dewi akhirnya menjelaskan secara perlahan tentang batu mata naga yang di curi oleh dewa petir..
Memang dahulu, jurang tempat jaka kendi terjatuh adalah jurang yang paling dicari - cari oleh para manusia, para dewa dan para iblis..
sebab itulah, dewa petir penjaga lapisan langit pertama mencuri satu batu mata naga untuk dijadikan alat agar ia bisa naik turun kebumi dan menemukan letak jurang itu..
Namun, entah apa yang melindungi dan menjadi penghalang dari jurang itu.. dewa petir sama sekali tidak bisa menemukan letak keberadaannya..
Kala itu pusaka pedang gledek tercerai berai..
"dewa petir yah.." gumam jaka kendi.
"namun sekarang yang terpenting adalah, kamu harus mencari kembaran pedang gledek sayang, karena melihat batu mata naga yang berada di tanganmu itu, bisa dipastikan saat ini kembaran pedang gledek juga sedang buta.. Akan sangat berbahaya jika pusaka itu jatuh ke tangan yang salah.." ucap dewi.
"kamu lihat kawah itu dewi?" ucap jaka kendi menunjuk kawah gunung pakubumi.
"iya, itu adalah larva yang sangat panas yang bisa menghancurkan apapun." ucap dewi.
"didalam sana lah kembaran pedang gledek saat ini." ucap jaka kendi.
"hah? Dari mana kamu yakin pusaka itu ada disana?." tanya dewi.
"aku bisa merasakannya." jawab jaka kendi.
"lalu?, bagaimana caranya kamu akan mengambilnya sayang?." tanya dewi.
"itulah yang sedang aku fikirkan dewi." jawab jaka kendi.
..
Dewi dan jaka kendi saling bertukar ide untuk cara mengambil kembaran pedang gledek itu. Hingga hari hampir malam, mereka masih saja belum bisa menemukan caranya..
bukan karena jaka kendi tak mampu menarik paksa pusaka itu untuk keluar dari dalam kawah. Namun, jika jaka kendi melakukannya, kemungkinan akan terjadi ledakan yang sangat besar, dan itu dapat menyebabkan bencana sperti saat dulu waktu pusaka itu baru saja menancap di bumi. Tepatnya di kawah gunung pakubumi.
Yang saat ini jaka kendi fikirkan adalah tentang bagaimana caranya mengambil pusaka itu tanpa merusak alam sekitar..
"apakah dalam kembaran pedang gledek itu juga terdapat roh pedang sepertimu dewi?." tanya jaka kendi.
"ya, di dalam sana juga ada kembaranku. Namanya ratna." jawab dewi.
"apakah dia juga cantik sepertimu.?" ucap jaka kendi sambil menyunggingkan senyum.
"dia lebih cantik dariku. Namun dia lebih berbahaya.." jawab dewi.
"maksudmu?." tanya jaka kendi.
"itu karena dia adalah elemen api. jadi sifatnya hampir mirip dengan sebuah api yang panas." jawab dewi.
"apakah kalian dapat bersatu.?" tanya jaka kendi.
"kita ini memang satu, dia adalah aku aku adalah dia.. Kita dipisahkan oleh tangan - tangan yang tidak bertanggung jawab." jawab jaka kendi.
..
Jaka kendi mengangguk - anggukan kepalanya sambil berfikir tentang bagaimana dahsyatnya kekuatan pedang gledek kalau disatukan dengan kembarannya itu.. Untuk sekarang saja kekuatan pedang gledek yang berelemen petir sudah sangat dahsyat, apalagi kalau bersatu dengan kembarannya yang berelemen api..
"sekarang aku akan mengandalkanmu dewi." ucap jaka kendi sambil menatap mata dewi dengan tatapan penuh arti.
"maksudmu?." tanya dewi merasa curiga.
"bukankah kalian adalah satu, jadi begini.." ucap jaka kendi.
..
jaka kendi menjelaskan tentang rencananya. Kali ini ia akan menyuruh dewi untuk kembali kedalam pedang gledek dan setelah itu ia akan melemparkannya kedalam kawah gunung pakubumi.
"bukankah kamu akan menuruti semua kemauanku dewi." ucap jaka kendi.
"iya sih, tapi kan seharusnya kamulah orang yang akan mempertaruhkan nyawamu demi mendapatkan kembaran pedang gledek itu, bukan diriku." jawab dewi.
"bukankah kamu adalah separuh dari nyawaku dewi.? Bawalah ini, jemputlah ratna dan menyatulah kalian seperti dulu." ucap jaka kendi tersenyum licik sambil menyerahkan batu mata naga kepada dewi.
"hadeh, iya iya akan aku coba." jawab dewi sambil menyambut batu mata naga dengan malu - malu kemudian ia menghilang dan kembali kedalam pedang gledek didalam tubuh jaka kendi.
"wanita memang sangat berguna." gumam jaka kendi dalam hati.
..
Jaka kendi melompat tinggi ke atas kawah gunung paku bumi. Dan tepat diatas kawah jaka kendi melayang seperti tak tertarik oleh gravitasi..
"aku mengandalkanmu dewi."
..
Blep..
..
Jaka kendi mengeluarkan pedang gledeknya dan menjatuhkannya ke dalam kawah.. Setelah itu jaka kendi menggunakan udara sebagai pijakan untuk melompat ke sisi kawah..
..
Hap..
..
wing..
..
jaka kendi mendarat sempurna di tepi kawah.. Namun baru saja ia akan berbalik badan, sebuah jarum melesat hampir tak terlihat oleh mata nyaris saja menembus kepalanya, kalau saja ia tidak cepat menghindar dengan memiringkan kepalanya..
Merasa tak melihat siapapun disana, jaka kendi memejamkan matanya kemudian ia memendarkan energinya untuk mengetahui siapa yang telah berniat membunuhnya itu.. Dan benar saja, terdeteksi di balik sebuah batu di tengah rerumputan ada seseorang yang tengah bersembunyi.
Jaka kendi tersenyum tipis kemudian ia menghilang menggunakan ajian ngilang raga.
..
"kemana menghilangnya pemuda itu?, apakah dia adalah siluman?." gumam seseorang di balik batu yang ternyata dia adalah seorang pendekar aliran hitam dengan nama julukan pendekar racun kecoa ostrali.
tak mendapati keberadaan sasarannya, akhirnya pendekar racun kecoa ostrali menampakkan dirinya menuju tempat terakhir jaka kendi berdiri.
"dia bisa menghilang.. jika dia menemukanku, aku akan mendapatkan masalah yang sangat besar.." gumam pendekar kecoa ostrali.
baru saja pendekar aliran hitam itu hendak pergi.. Sebuah sentuhan pada pundaknya mengagetkannya.. Reflek, pendekar racun kecoa ostrali mengayunkan sumpit panjang berlubangnya ke arah belakang sambil berbalik dan melompat.. Namun sabetan sumpit itu hanya mengenai angin kosong ..
"tunjukkan wujudmu !!" teriak pendekar racun kecoa ostrali.
plak..
"aduh.."
pendekar racun kecoa ostrali tiba - tiba mengaduh merasakan sakit pada pipi nya seperti baru saja ada yang menamparnya dengan keras..
Plakkk..
"aw.."
Plakkk..
"aww"
Plakkk..
Plakkk..
Plakkk..
berkali - kali tamparan keras tidak terlihat namun terasa itu mendarat di pipi empuk pendekar racun kecoa ostrali. Hingga pendekar aliran itu dibuat frustasi olehnya.. karena jika dihitung, untuk saat ini sudah ada sekitar seratus tamparan yang telah pendekar racun kecoa ostrali rasakan..
"sudah - sudah, aku menyerah .. Aku menyerah.." ungkap pendekar racun kecoa ostrali merasa buntu.
Plakkk..
Plakkk..
"aku menyeraaaahh... Aduuuh .. Huhuhu.." akhirnya pendekar racun kecoa ostrali duduk pasrah sambil menangis.
"satu kali lagi boleh?." bisik satu suara ditelinga pendekar racun kecoa ostrali.
"sudah - sudah aku menyerah.." jawab pendekar racun kecoa ostrali.