Ia adalah Elena Von Helberg, si Antagonis yang ditakdirkan mati.
dan Ia adalah Risa Adelia, pembaca novel yang terperangkap dalam tubuhnya.
Dalam plot asli, Duke Lucien De Martel adalah monster yang terobsesi pada wanita lain. Tapi kini, Kutukan Obsidian Duke hanya mengakui satu jiwa: Elena. Perubahan takdir ini memberinya hidup, tetapi juga membawanya ke dalam pusaran cinta posesif yang lebih berbahaya dari kematian.
Diapit oleh Lucien yang mengikatnya dengan kegilaan dan Commander Darius Sterling yang menawarkan kebebasan dan perlindungan, Risa harus memilih.
Setiap tarikan napasnya adalah perlawanan terhadap takdir yang telah digariskan.
Lucien mencintainya sampai batas kehancuran. Dan Elena, si gadis yang seharusnya mati, perlahan-lahan mulai membalas kegilaan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dgweny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Kontaminasi Hati Dan Pelarian Melawan Hidup
Haiii Guys sebelum baca di biasakan klik like nya ya sama bolehhh komen nya dan follow nya jangan lupa hihihi.
Happy reading 🌷🌷🌷
...****************...
(Risa/Elena Von Helberg, Darius Sterling, Serafina Lowe, Lucien De Martel)
Suara Lucien, perpaduan dingin antara Keeper of the Void dan kelemahan manusiawi yang menyakitkan, menusuk keheningan yang tebal. Matanya kosong, tetapi perhatiannya mutlak—Logika yang dipaksa menjadi kesadaran.
“The Weaver tidak lagi memakan sihir, Arsitek. Dia telah belajar memakan hidup. Dan dia telah menciptakan manifestasinya yang baru, lebih cepat, lebih mematikan. Kita harus lari. Dia ada di belakang kita.”
Risa, yang baru saja menerima kehangatan dan janji cinta dari Darius, merasakan Logika dingin Lucien menimpali hatinya. Dia tidak bisa membiarkan dirinya tenggelam dalam romansa yang baru ditemukan; ancaman dimensional kini mengincar kehidupan itu sendiri.
"Bagaimana mungkin memakan hidup?" tanya Risa, suaranya tegang. "Weaver adalah Kelaparan dimensional. Dia harus memakan energi."
Lucien tidak mendekat. Dia berdiri di depan perapian, seolah-olah dia adalah penghalang yang rusak. Bayangan cair di kulitnya berdenyut.
"Kelaparan itu beradaptasi," jelas Lucien. "Di Dimensi Ketiadaan, aku melawannya dengan Logika Murni. Dia menyadari bahwa Logika tidak ada gunanya di Dimensi Keseimbangan ini. Dia membutuhkan Keseimbangan itu sendiri untuk dikonsumsi. Kehidupan adalah titik tertinggi dari Keseimbangan."
Dia menunjuk ke api perapian. Api itu yang tadinya menari-nari dengan semangat, kini mulai redup. Bukan karena kurangnya kayu bakar, tetapi seolah-olah esensi panasnya dicuri.
"Dia sudah mulai," kata Lucien. "Weaver yang baru... aku menyebutnya The Devourer of Vitality. Dia akan menguras vitalitas dari segala sesuatu yang hidup. Pertama api. Lalu hutan. Kemudian kita."
Darius segera bertindak. Dia memadamkan api yang melemah, menyadari bahwa setiap kehangatan, setiap sumber kehidupan, adalah magnet bagi ancaman baru ini.
"Kita tidak bisa melawannya di sini," kata Darius, mengambil Serafina ke dalam pelukannya. Serafina, meskipun baru saja sadar, masih terlalu lemah. "Risa, kita harus kembali ke perbatasan Timur. Kita membutuhkan sihir Bumi dan Angin yang kuat untuk melakukan ritual Segel Permanenmu."
Risa mengangguk, tetapi matanya terpaku pada Lucien. "Kita tidak bisa meninggalkannya. Lucien adalah Segel yang retak yang menahan Weaver di dalam tubuhnya. Jika kita meninggalkannya, dia akan menjadi bejana bagi Devourer yang mematikan."
Lucien memandang Risa dengan Logika yang dingin, tanpa harapan. "Aku tidak meminta penyelamatan, Arsitek. Aku adalah Kewajiban. Aku akan datang. Aku adalah penunjuk jalanmu. Logika mengatakan, aku adalah bahan yang kamu butuhkan. Aku membawa Logika Ketiadaan."
Lucien, yang kini menyalurkan Logika yang dingin, melangkah keluar, menghilang ke dalam Hutan Musim Dingin, membawa bayangan dinginnya. Dia pergi lebih dulu, bukan sebagai sekutu, tetapi sebagai umpan yang diprogram.
Darius menoleh ke Risa, ketegangan emosional memuncak. Dia berjalan mendekat, mencengkeram bahu Risa, memaksanya menatap matanya.
"Dengarkan aku, Risa," bisik Darius, kehangatan tangannya terasa meyakinkan. "Di tengah semua Logika dan Dominion ini, ada aku. The Shield. Aku akan melindungimu. Aku akan melindungi Serafina. Jangan biarkan Logika Lucien mengubahmu menjadi mesin. Kamu harus membiarkan dirimu memilih kehangatan, kehidupanku."
Risa menyentuh wajah Darius, dan untuk sesaat, dia meninggalkan Logika Arsitek.
"Aku memilihmu, Darius," bisik Risa. "Aku memilih kehangatanmu. Aku memilih Keseimbangan kita. Tapi aku harus memenangkan pertarungan ini dulu, untuk Keseimbangan itu."
"Maka kita akan bertarung bersama," kata Darius.
Pelarian mereka dimulai. Darius memimpin, Serafina berada di pelukannya, dan Risa mengikuti, mengawasi jejak Logika Lucien.
Perjalanan itu adalah penyiksaan yang lambat. Hutan itu mulai kehilangan vitalitasnya.
Pohon-pohon pinus, yang seharusnya kokoh, mulai layu dengan cepat. Warnanya bukan cokelat layu, tetapi abu-abu kusam—warna yang telah dikuras dari kehidupan. Salju di tanah terasa seperti debu kering. Keheningan hutan bukanlah kedamaian, tetapi ketiadaan suara—burung-burung, angin, dan bahkan suara gemerisik daun yang jatuh lenyap.
Mereka harus bergerak perlahan, karena Serafina yang lemah tidak bisa menahan kecepatan tinggi, dan karena Lucien—penjaga mereka—bergerak dengan kecepatan yang dingin dan stabil.
"Dia bergerak terlalu cepat," kata Risa, suaranya rendah. "Weaver memaksanya. Dia akan segera meledak."
Darius melirik Lucien yang bergerak di kejauhan, membawa Giok yang berdenyut. "Dia adalah Keeper. Dia tahu dia tidak bisa mati sekarang. Dia akan bertahan."
Mereka berhenti sejenak di tepi sungai beku. Darius membaringkan Serafina di tumpukan dedaunan yang kering.
"Aku butuh waktu untuk menenangkan diri," kata Serafina, meskipun matanya memancarkan tekad. "Aku adalah Cahaya. Aku harus menarik Cahaya dari dalam diriku agar Weaver tidak mengira aku sebagai mangsa yang mudah."
Risa dan Darius duduk di sampingnya. Momen singkat ini, di tengah kehancuran, menjadi fokus baru pada ikatan mereka.
"Lucien bilang dia tidak lagi mencintaimu, hanya membutuhkan keahlianmu," kata Darius, menyentuh tangan Risa dengan lembut. "Apakah itu memengaruhimu?"
Risa memejamkan mata, merasakan dinginnya udara. "Obsesi itu menyakitkan, Darius. Tetapi ketiadaan Obsesi Lucien... itu lebih menakutkan. Itu adalah bukti bahwa cinta itu tidak ada artinya bagi Logika Murni. Aku tidak merasakan apa-apa darinya. Tidak ada Obsesi, tidak ada kebencian. Hanya perhitungan."
"Maka kita harus menjadi antithesis-nya," bisik Darius, mendekatkan wajahnya. "Kita harus menjadi bukti bahwa Keseimbangan lebih kuat daripada Logika. Bahwa pilihan cinta adalah yang tertinggi."
Dia mencium Risa lagi. Kali ini, ciuman itu dalam dan lama—sebuah sumpah diam untuk memilih kehangatan di tengah Logika dingin yang mengepung mereka.
Saat mereka berciuman, sebuah bayangan panjang dan ramping bergerak cepat di belakang Lucien. Itu bukan Lucien.
Risa segera melepaskan ciuman itu, mata Arsiteknya memetakan pergerakan.
"Darius! Di belakang Lucien! Dia mengurasnya!" teriak Risa.
Bayangan itu adalah The Devourer of Vitality—manifestasi baru Weaver. Itu bukan bayangan yang berputar-putar. Itu adalah bentuk ramping, gelap, seperti kawat yang menusuk, yang bergerak di tanah, tanpa suara.
Lucien, si Keeper, jatuh berlutut. Auranya yang abu-abu keperakan berkedip-kedip.
"Dia menyerang inti Logika!" erang Lucien, suaranya kembali menjadi jeritan manusia yang menyakitkan. "Dia mencoba memecahkan Segel! Dia mencoba masuk ke dalam diriku!"
The Devourer of Vitality—bentuk kawat—menusuk Lucien. Energi hidupnya—kehidupan yang Lucien pertahankan di Dimensi Keseimbangan—mulai terkuras.
Darius melompat berdiri, menarik pedangnya. "Aku akan melindunginya! Dia adalah kunci kita!"
Risa segera menghentikannya. "Tidak! Pedang tidak bisa menyentuh kelaparan murni! Itu bukan sihir! Itu adalah ketiadaan!"
Risa teringat. The Weaver memakan Keseimbangan.
"Lucien! Aku butuh tubuhmu untuk menjadi Vessel Umpan!" perintah Risa. "Darius! Kita harus menciptakan Keseimbangan yang salah!"
Darius menatap Risa, siap menerima perintah.
Risa meraih tangan Serafina. "Serafina, kamu adalah Cahaya Murni. Kamu tidak bisa disentuh oleh Weaver. Rangkul Devourer itu! Buat dia bingung! Darius, kamu harus menciptakan Keseimbangan Terpaksa di sekitar mereka! Lindungi Serafina, tetapi biarkan Weaver menyentuhnya!"
Serafina mengangguk, tanpa gentar. Dia tahu perannya. Dia adalah ketiadaan sihir, dan ketiadaannya adalah racun bagi Weaver.
Serafina berlari ke Lucien dan Devourer yang menyerang. Dia memeluk Lucien.
The Devourer berputar, menusuk Serafina. Tapi seperti sebelumnya, Kelaparan itu bingung. Ia tidak bisa memakan The Light—ketiadaan energi.
"Dia bingung!" teriak Risa. "Darius! Sekarang!"
Darius, The Shield, melompat. Dia tidak menyerang. Dia menciptakan Kubah Sterling Keseimbangan di sekitar Lucien dan Serafina. Kubah itu adalah sihir murni, stabil, dan utuh.
Devourer of Vitality—bentuk kawat—menjerit. Itu terperangkap antara ketiadaan energi (Serafina) dan keseimbangan sihir yang kuat (Darius). Ia tidak bisa makan apa-apa.
Lucien, yang kini diselamatkan oleh pelukan Serafina, menggunakan kesempatan ini.
"Arsitek! Cepat! Aku tidak bisa menahannya lama!"
Risa berlari ke arah kubah itu. Dia meletakkan tangannya di atas Kubah Sterling Darius. Dia menyalurkan sisa-sisa energi dimensional netral di dalam dirinya.
"Aku akan memaksakan Logika di atas Keseimbangan!" kata Risa.
Energi netral Risa bertemu dengan sihir Darius. Ia menciptakan simpul dimensi yang memaksa Devourer kembali ke bejana terbesarnya—tubuh Lucien.
FSHH!
Devourer of Vitality tertarik dengan cepat, masuk ke dalam tubuh Lucien. Lucien tersentak, dan aura keabu-abuan di sekelilingnya kembali, sedikit lebih kuat. Dia kembali menjadi Keeper of the Void.
Serafina dan Darius jatuh ke tanah, kelelahan. Mereka berhasil.
Lucien berdiri. Matanya memandang Risa, dan untuk pertama kalinya, ada sedikit rasa terima kasih di Logika dinginnya.
"Kamu adalah Logika yang sempurna, Risa," kata Lucien. "Kamu adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan Dimensi Keseimbangan ini."
"Aku melakukan ini untuk Keseimbangan kita, Lucien," jawab Risa, suaranya lembut. Dia menoleh ke Darius, yang tersenyum padanya, kelelahan.
"Dan aku adalah Keseimbangannya," bisik Darius.
Dengan ancaman Devourer yang kembali tersegel di dalam Lucien, mereka kembali melarikan diri, bergerak perlahan, tetapi dengan tujuan baru.
Mereka harus mencapai perbatasan Timur. Mereka membutuhkan Nexus Dimensional yang kuat.
"Ada satu tempat," kata Risa, setelah memetakan kembali. "Di bawah Benteng Zamrud, di jurang lama tempat Kristal Obsidian berada. Itu adalah Nexus yang ditenangkan. Kita harus mencapainya."
Mereka bergerak, tiga manusia dan satu Segel yang retak, menyeberangi hutan yang kini berangsur-angsur pulih, berkat pengembalian Keseimbangan.
Perjalanan itu adalah ujian atas ikatan mereka. Darius dan Risa berjalan berdampingan, tangan mereka saling menyentuh, membangun benteng romansa di tengah kehancuran. Serafina, kini lebih kuat, menjadi Cahaya yang menjaga harapan mereka tetap menyala.
Saat mereka mendekati perbatasan, mereka bisa mendengar suara pertempuran yang jauh—sisa-sisa Ksatria Timur yang mencoba menahan manifestasi Weaver yang lebih kecil.
Mereka akhirnya mencapai jurang tempat Kristal Obsidian dulu berada. Di sana, udaranya dingin, tetapi tenang. Nexus yang ditenangkan.
"Di sinilah kita melakukannya," kata Risa, memaksakan dirinya untuk berdiri tegak. "Serafina, kamu akan menjadi Cahaya. Darius, kamu akan menjadi Perisai. Lucien, kamu akan menjadi Bejana."
Risa mulai merancang Segel Permanen. Dia membutuhkan konsentrasi mutlak, menggunakan energi netralnya untuk memetakan Logika yang Lucien bawa dari Ketiadaan.
Lucien duduk di tengah Nexus, tangannya memegang Kepingan Giok yang memancarkan bayangan samar.
"Aku akan menjadi Bejana," kata Lucien. "Aku akan menjadi Segel. Tapi kamu harus berhati-hati, Arsitek. Dia tahu apa yang kamu lakukan."
Saat Risa memulai ritual itu, Serafina memegang tangannya, menyalurkan Cahaya. Darius berdiri di belakang mereka, sihir Sterlingnya menciptakan Kubah yang stabil.
Tiba-tiba, Lucien menjerit. Itu adalah jeritan Weaver yang dingin dan lapar, bukan Logika.
Lucien, si Keeper of the Void, jatuh ke samping. Dia tidak lagi memegang Giok itu. Dia memegang sesuatu yang lain.
Dia menatap Risa, matanya kembali menunjukkan kilatan emas Obsesi yang liar, yang entah bagaimana berhasil merangkak keluar dari Logika dingin.
“Aku telah melihat Keseimbanganmu, Arsitek. Dan aku telah melihat kelemahan terbesarmu. Aku tidak akan memakanmu. Aku akan mengambil pilihan bebas-mu.”
Lucien mengangkat tangannya. Dia tidak memegang senjata, tetapi dia memegang esensi hidup Serafina—Cahaya yang ditarik dari tubuhnya.
“Jika kamu menyegelku, kamu akan kehilangan Cahaya-mu! Aku adalah obsesi yang abadi! Dan aku akan mengklaim apa yang menjadi hakku! Perhatikan, Arsitek! Perhatikan bagaimana Obsesi itu kembali!”
Bersambung....