“Maafkan bunda nak, bunda terpaksa melakukan hal ini” Isak tangis Shanaya Anindya Nugraha memenuhi kamarnya
Bertemu dengan Rain Sky Allendra orang yang dulu merenggut mahkota yang paling berharga dalam hidupnya, membuat harus menyembunyikan rahasia yang selama ini dia tutupi dari semua orang.
Akankan semua rencana Embun berjalan dengan mulus atau dia akhirnya mengalah pada keadaan yang tidak memihak padanya?....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 18 Nolan Putraku
Cukup lama Arsen dan Hendrik diam mereka sibuk dengan pikirannya masing masing, Arsen menatap Hendrik dengan wajah penasaran, karena dia ingin segera mendapatkan info mengenai Naya.
“Apa kau sudah mendapatkan semua informasi mengenai Naya? aku ingin tahu semuanya Hendrik jangan ada yang di sembunyikan ini menyangkut masa depanku, tambah lagi sekarang Rania akan mencari masalah dengan wanita yang aku cintai” ucap Arsen
“Aku sudah mendapatkan informasi mengenai Naya, aku harap ke depannya kau bisa menentukan sikapmu Arsen, ini semua informasi mengenai Naya, dan kau lihat dan baca sendiri dulu, nanti ada beberapa hal yang akan aku jelaskan” jelas Hendrik lalu dia meletakkan amplop coklat di meja kerja Arsen.
“Bryan kemana tu anak, apa dia nggak ingin mengetahui informasi ini? atau dia sudah tahu semuanya” tanya Arsen dan kemudian megambil amplop coklat yang diberikan Hendrik tadi, dadanya berdegup kencang karena ada hal yang sangat ingin dia tahu dan semua ada di dalam amplop ini.
“Aku datang Arsen, tidak mungkin aku melewatkan hal yang paling menegangkan ini, siap siap aja kalau kau nggak bergerak cepat biar aku yang melindungi Naya” sahut Bryan yang baru masuk ke dalam ruang kerja Arsen.
“Kau Bryan selalu bikin aku emosi jiwa” balas Arsen
“Ha ha ha makanya belajarlah untuk sabar dan jangan tergesa gesa” imbuh Bryan sambil tertawa di ikuti oleh Hendrik.
“Kalian berdua paling senang melihat aku susah, tega bener sama temen sendiri” balas Arsen lalu melihat semua foto yang ada di dalam amplop coklat tadi, Bryan dan Hendrik saling pandang lalu kembali memperhatikan Arsen yang saat ini terlihat sangat terkejut.
Wajah Arsen berubah menjadi tegang dia membolak balik kan foto foto yang ada ditangannya, mulut nya ternganga lalu menoleh pada Hendrik dan Bryan seolah meminta penjelasan yang lain.
“Apa maksudnya Naya dengan anak laki laki ini Hendrik, apa Naya sudah menikah atau bagaimana?” tanya Arsen dengan wajah panik dan juga terlihat marah, seolah dia tidak terima kalau Naya sudah menikah dengan pria lain dan sekarang sudah memiliki seorang anak.
“Kau perhatikan dulu wajah anak laki laki itu, namanya Nolan Abiseva sekarang berumur dua tahun lebih” balas Bryan
“Kok kau tahu nama anaknya Naya?” tanya Arsen dengan wajah nggak suka
“Namanya juga diselidiki ya pasti tahulah, gimana sih pak CEO” seloroh Bryan
“Nggak lucu Bryan” ketus Arsen
“buruan dilihat wajah Nolan, apa kau menemukan sesuatu yang janggal atau sesuatu yang sangat familiar denganmu” ucap Hendrik dia sudah gemes melihat Arsen yang lama banget responnya dalam hal ini.
“Tenang Hendrik, Arsen agak lama nyambung nya mungkin dia masih kayak orang sedang mimpi, kalau urusan bisnis memang gerak cepat” sindir Bryan
“berisik nih anak…” umpat Arsen tapi matanya masih melihat lihat salah satu foto Nolan sejenak dahi Arsen mengernyit lalu melihat foto foto yang lain, seketika dia mengambil ponselnya lalu membuka galery fotonya dan mencari sebuah foto yang dari dulu dia simpan disana.
“mirip….” ucap Arsen dia masih terus menatap foto yang ada di tangannya dengan yang ada di ponselnya.
Deg…seketika dada Arsen bergemuruh dengan kencang, dan menoleh pada Bryan dan Hendrik yang juga sedang menatap ke arahnya.
“Nolan mirip sekali dengan wajahku saat masih kecil, apa itu artinya Naya..” Arsen tidak meneruskan ucapannya lalu meletakkan foto foto Nolan dan Naya di meja kerjanya.
“tolong jelaskan semuanya padaku Hendrik, aku tidak sanggup untuk berfikir lagi, aku takut kecewa wajah Nolan sangat mirip denganku, aku yakin Nolan adalah anakku tolong jelaskan Hendrik!” tegas Arsen matanya sudah merah dan berkaca kaca menahan air mata yang siap untuk turun membasahi wajahnya.
“Ya Nolan adalah anak Naya dan kau Arsen, setelah kejadian itu Naya hamil dan dia pindah rumah ke apartemen yang sekarang dia tempati bersama dengan Nolan, karena di tempat tinggal nya yang lama mereka takut di hujat oleh tetangga yang ada”
“Dan mereka hidup selama ini dengan yang yang sempat kau berikan saat itu, ayah Naya tetap bekerja dengan ojek onlinenya dan ibu Naya yang mengasuh Nolan, sedangkan Naya bekerja dua tempat pagi dan malam, paginya di toko yang ada di pasar, sedangkan sore sampai malam berkerja di restoran itu tempat kamu bertemu dengan Naya” jelas Hendrik
Arsen mengusap wajahnya dengan kasar, sekalian menghapus air matanya yang sempat menetes.
”kenapa Naya tidak menghubungi aku Hendrik, kan aku sudah memberikan kartu nama dan nomor handphone ku, kenapa dia menanggung semua ini sendirian padahal aku yang salah yang telah memaksanya dalam keadaan sakit” ungkap Arsen
“Aku nggak tahu apa alasan Naya menanggung ini sendiri Arsen, kau tanya aja sendiri saat kau bertemu dengan Naya, kalau menurut ku Naya melakukan ini semua karena dia nggak mau memperpanjang masalah denganmu Arsen karena dia tahu siapa keluargamu” ucap Hendrik
“sebelum pergi aku sudah mengatakan kalau aku akan bertanggung jawab kalau Naya hamil karena perbuatanku” keluh Arsen
“sepertinya dia nggak mau memperpanjang masalah ini Arsen, kau harus mengerti juga, bisa jadi Naya berpikiran kalau kau tidak akan mau bertanggung jawab, walaupun kau sudah mengatakan akan bertanggung jawab, Naya bisa berpikiran lain Arsen”
“Jangan menyalahkan Naya, pasti dia juga punya pertimbangan lain, mungkin dia takut dengan keluargamu, secara Naya hanya orang biasa yang hidup sederhana, sedangkan kau adalah putra dari tuan Rayendra yang sangat kaya, siapa orang yang mau ambil resiko berurusan dengan keluargamu”
“Kau juga salah setelah melanjutkan sekolah keluar negeri nggak pernah mencari atau menghubungi Naya, menanyakan keadaannya setelah kejadian itu, kau menghilang begitu saja”
“Mana mungkin mereka datang ke rumah orang tua kamu dan mengaku sedang hamil anakmu Arsen, iya kalau kedua orang tua mu percaya, kalau mereka marah dan menganggap Naya mempermalukan keluargamu bagaimana?”
“kau harus memikirkan itu juga Arsen, yang ada Naya akan makin sulit hidupnya jika berhadapan dengan keluargamu, apalagi aunty Rima kau tau sendiri bagaimana mamamu itu, jadi jangan menyalahkan Naya” nasehat Bryan dia sengaja bicara seperti itu, agar Arsen paham dengan keadaan Naya.
Arsen terdiam mendengar apa yang Bryan katakan, dan itu semua benar dia memang tidak pernah menanyakan keadaan Naya, padahal kalau dia mau dia bisa menyuruh orang kepercayaan nya.
“Aku salah Bryan, sekarang aku harus bicara dengan Naya aku harus menemui nya sesegera mungkin!” tegas Arsen
“Ya kau harus menyelesaikan nya segera, kalau tidak biar aku yang akan menyelesaikan nya, aku sudah siap lahir bathin” balas Bryan mendengar apa yang dikatakan Bryan barusan membuat Arsen menatap tajam ke arah sahabatnya itu.
“Aku nggak habis pikir dengan jalan pikiranmu Bryan, sudah tahu Nolan putraku tapi kau masih aja mau bersaing denganku, apa kau benar benar ingin berantem denganku” tegas Arsen dengan wajah merah padam menahan marah dan juga rasa cemburu.
Kamu harus tegas Sen...