Jingga Purwati dan Ruben Karindra adalah pasangan yang beda strata sosial, tetapi memiliki ikatan batin yang sangat kuat, jika Jingga berada dalam bahaya, Ruben bisa merasakan tanda bahaya didadanya akan berdenyut ngilu dan sakit, begitu juga Jingga dia bisa merasakan apa yang Ruben rasakan.
Perasan cinta mereka yang kuat terhalang oleh keinginan Bramantyo untuk segera menikahkan Ruben dengan Alisa. Mereka pun menikah secara resmi sedangkan Ruben hanya menikahi Jingga terlebih dulu secara sirih.
Keteguhan hati Jingga Purwati yang mampu mengatasi rasa kecewa pada sikap Ruben yang tidak memberitahukan kepada dirinya bahwa dia sudah menikah lagi dengan pilihan Bramantyo membuat Jiingga memilih memaafkan dan kuat menghadapi tekanan dari sang mertua yang galak dan sering menyiksanya.
Akankah Jingga Purwati dapat menaklukan hati sang mertua?
Ikuti kisah cinta mereka ... !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fanie Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Rencana Baru Alisa dan Kiara.
Alisa dan Kiara datang kekantor dengan langkah gontai menuju ruang kantor Bramantyo.
Tok
Tok
Tok
"Masuk ... !" seru Bram.
"Hai, Dad ...." ucap Kiara.
"Kiara, Alisa, kalian datang kesini untuk apa?" tanya Bram.
"Dad, aku dan Kak Alisa sudah punya rencana besar dan Daddy harus tahu rencana kita berdua untuk menyingkirkan Jingga," ucap Kiara.
"Rencana apa?"tanya Bram.
"Kak Alisa akan berhenti dari dunia model dan akan fokus untuk memberikan Daddy cucu karena aku tahu Jingga sampai sekarang belum bisa memberikan Daddy cucu, aku si yakin kalau si Jingga itu mandul," ucap Kiara.
"Terus kalau Alisa hamil, memang Ruben akan dengan mudah menceraikan Jingga?"tanya Bram.
"Tentu dong, aku yakin Kak Ruben itu sangat ingin mempunyai anak," ucap Kiara.
"Iya, kalian atur saja deh. Daddy lagi sibuk sekarang. Kalian boleh pergi saja," usir Bram.
Kiara dan Alisa pun pergi dengan hati yang kecewa karena sang Daddy sedang sibuk.
"Kiara, sekarang kita kerjain si Jingga. Aku yakin dia akan lewat sini," ucap Alisa
Kiara menyipitkan mata." boleh juga ide kakak."
Mereka pun segera mengambil sabun cuci lalu menyebarkan didaerah yang akan dilalui oleh Jingga.
Jingga yang ingin melewati lorong biasa tempat ia menyimpan barang pun berjalan secara gontai.
Alisa dan Kiara kini bersembunyi dibalik pintu kamar mandi dengan senyum miring. Mereka tahu kalau Jingga akan terjatuh dilantai.
Brak!
Benar saja, kaki Jingga tergelincir. Keseimbangan kakinya goyah dan tak bisa menahan dirinya sendiri.
"Akh ...!" pekik Jingga.
Bokong, tangan, dan kakinya berdenyut ngilu. Ia tau ini pasti ada yang mengerjai.
"Rasain, emang enak." Alisa dan Kiara keluar dari balik pintu.
"Ka-kalian, rupanya!" ucap Jingga.
"Ini belum seberapa sakit, nanti kamu akan merasakan yang jauh lebih sakit dari pada ini," ucap Alisa sambil tersenyum miring.
"Mereka punya rencana apa lagi sih, kenapa sih mereka itu nggak ada habisnya untuk mengerjai aku,tapi aku nggak boleh menyerah aku harus tahu rencana baru apa yang mereka akan lakukan untukku," batin Jingga.
Jingga segera berdiri, dia segera membersihkan kaki dan lengannya yang kotor.
"Kalian pikir aku takut sama ancaman kalian itu!" geram Jingga.
"Wah, wah, wah, sifat gadis miskin menunjukan taringnya juga ya!" cibir Alisa sambil menggelengkan kepalanya.
"Terserah kamu mau hina aku apapun! aku nggak peduli. Sana pergi jangan ganggu aku bekerja," ketus Jingga.
"Dasar, office girl belagu! aku sumpahin kamu nggak akan lama kerja disini," ucap Alisa.
"Oh, ya. Jangan lupa juga buat ganti rugi guci antik peninggalan mommyku itu, dasar Kakak ipar sirih bawa sial," umpat Kiara.
"Sudah adik ipar, jangan buang energi kita untuk meladeni wanita miskin ini. Kita pergi saja," ucap Alisa.
"Pergi sana, kalian pikir dengan cara seperti ini aku akan menangis bawang,"
Kiara dan Alisa tak mendengarkan lagi perkataan Jingga, mereka membalikan punggung dan segera pergi, namun Jingga segera merogoh tas berwarna merah muda dan segera melahap habis pisang tersebut, kemudian Jingga melempar melempar kearah Kiara dan Alisa yang sedang berjalan.
Mereka pun terjatuh..
Brak!!
"Hukum karma ternyata masih berlaku," cibir Jingga sambil melintas didepan mereka.
"Awas kamu Jingga! tunggu saja pembalasan dari kita!" ancam Alisa.
"Ya, aku tunggu deh."
Kiara dan Alisa mencoba berdiri dengan kedua kaki yang masih terpincang-pincang untuk berjalan.
Mereka pun saling memapah satu sama lain.
"Dia itu tidak selemah yang kita pikirkan, dia pemberani untuk membalas perbuatan kita," ucap Kiara.
"Kamu tenang saja, dia akan segera menangis begitu dia tahu aku dan mas Ruben akan mempunyai anak," ucap Alisa.
"Bagus kalau begitu, kak. Aku sangat setuju dengan ide baru kak Alisa. Aku yakin si miskin itu akan nangis darah kalau tahu Kakak hamil anak Kak Ruben," ucap Kiara.
"Makanya sekarang kamu harus bantu aku untuk mencari cara supaya mas Ruben bisa sepenuhnya menjadi milikku, bukan dengan cara yang kemarin lagi. Kita berdua sudah ketahuan," ucap Alisa.
"Oke, tapi jangan lupa tambahin juga uang jajan aku, kak.," rengek Kiara.
"Untuk apa sih?" tanya Alisa yang penasaran.
"Buat beli skincare supaya kak Arga bisa tertarik sama aku dibandingkan Jingga," ucap Kiara.
"Oke deh, kamu tenang saja nanti aku tranfer uang jajan kamu. Asalkan rencana malam ini berhasil. Aku dan Kakakmu bisa membuat keponakan untuk kamu," ucap Alisa.
"Oke .... "
***
Malam harinya,
Rencana mereka berdua sudah bisa terlaksana karena saat ini Alisa dan Kiara sudah berada dalam kamar berukuran king size lengkap dengan dekorasi malam pertama yang sangat diidamkan oleh Alisa.
Alisa memakai lingerie berwarna ungu, ditutup oleh kimono bermotif bunga-bunga putih yang secara sengaja untuk memberikan kesan dramatis sebagai bentuk kejutan kepada sang suami.
"Kakak cantik dan seksi banget malam ini, aku yakin Kak Ruben pasti sangat tergoda dan ingin menerkam kak Alisa," ucap Kiara.
"Terima kasih, adik ipar ini berkat pilihan kamu yang tahu selera mas Ruben," ucap Alisa.
"Hmm,iya. Tapi Kakak yakin mau berhenti jadi model demi bisa mendapatkan Kak Ruben sepenuhnya?" tanya Kiara.
"Iya, aku yakin karena dari dulu sampai sekarang aku ingin sekali untuk mendapatkan cinta mas Ruben," ucap Alisa.
"Kak Ruben itu memang bodoh ya selalu menyia-nyiakan Kak Alisa. padahal kak Alisa itu lebih baik dari si Jingga yang tak pantas untuk dibandingkan," ucap Kiara.
"Mas Ruben. Itu hanya sedang tak melihat cinta tulus dari aku saja. Dia sedang khilaf saja melihat Jingga yang lebih baik dari aku," ucap Alisa.
"Iya, Kak Semoga saja Kak Ruben mata hatinya bisa terbuka setalah dia mendapatkan anak dari Kakak," ucap Kiara.
"Tentu saja, mata hati mas Ruben akan terbuka dan menceraikan si gadis miskin itu," ucap Alisa.
Dua jam kemudian, Ruben tak kunjung datang.
"Ini aneh, kenapa mas Ruben belum juga pulang dari kantor. Apa dia hari ini ada lembur?" tanya Alisa.
"Setau aku nggak ada lembur," ucap Kiara.
"Aduh, kalau begitu rencana kita kali ini gagal lagi, gagal lagi! kita harus temeuin cara lain!" ucap Alisa sambil membuang semua dekorasi kasur yang sudah mereka hias.
Bunga-bunga mawar yang dihias secantik mungkin kini sudah mulai bertaburan kemana-mana.
"Kak sudah jangan seperti ini. Kak Alisa sabar dulu, mungkin Kak Ruben sedang terjebak kemacetan lalu lintas," ucap Kiara.
"Mana mungkin! aku yakin sekali kalau ini semua karena si Jingga mengetahui rencana kita," ucap Alisa.
"Kak Alisa tenang kalau ini semua gagal kita akan ke plan B, aku yakin plan B tidak akan gagal," ucap Kiara sambil mengelus bahu.
TBC.
(To Be continued)
Tinggalkan jejak berupa like, vote, komentar. Terima Kasih.
buat cerita baru lagi ajah..
kok bisa Alisa melakukan hal bodoh