METAMORFOSA

Sebenarnya Rani menangis karna dirinya sendiri. Yang tidak mampu menahan badai perasaan cintanya kepada Joko. Walau pun sebenarnya dirinya tidak terlalu yakin dengan Joko. Tapi akhirnya sekarang telah menjadi pacarnya juga.

Rani bertanya pada batinnya sendiri Apa iya nanti Joko bisa menjadi suaminya. Terus bagaiman nanti kata orang-orang tentang hal ini.

Seorang kakak menikah dengan adik keponakannya sendiri. Padahal Joko kan sebenernya keponakan mas Parmin bukan keponakanku.

Yang tidak ada hubungan darahnya. Coba besok aku cari buku tentang ini.

Setelah merasa agak lega dengan pikirannya. Akhirnya Rani pun tertidur. Dengan masih memunggungi Joko.

Sedangkan Joko yang saat itu tiduran. Di tempat yang sama dengan Rani. Saat itu merenung dan teringat saat sd.

Dulu temennya pernah memberitahu Joko. Tentang enaknya pacaran. Dan saat ciuman pertama. Yang katanya sangat enak sekali.

Joko saat itu juga sempat bertanya pada temennya. Bagaimana ciuman itu. Dan temennya menjawabnya. Ciuman itu ya bibir ketemu bibir, dan saling menarik lidah.

Joko saat itu merinding mendengar kata temennya. Joko merasa sangat ingin sekali berciuman. Tapi karna Joko saat itu ga punya pacar. Akhirnya Joko memendam perasaan itu. Sampai sekarang.

Dan sekarang Joko senyum-senyum sendiri. karena sudah punya pacar.

Joko melihat Rani yang tiduran membelakanginya.

Ada niat Joko untuk memeluk Mbak Rani dari belakang.

Dan mengajak Mbak Rani untuk ciuman pertamanya. Tapi Joko tidak mempunyai cukup keberanian untuk melakukannya.

Dan akhirnya Joko pun memilih untuk tidur saja, dan mengurungkan niatnya. Dan memendam perasaan itu.

***

Malam berlalu menjadi pagi. Rani membuka matanya, dan agak terkejut. Karena melihat bahwa dirinya tidur di tempat yang berbeda, dari yang biasanya.

Dan ketika tersadar ia langsung menoleh kebelakang.

Dilihatnya Joko yang masih sangat terlelap dalam tidurnya. Setelah itu matanya menelusuri bagian dinding kamar itu. Dan berhenti di jam dinding. Yang menujukkan jam tiga pagi.

Mata Rani kembali melihat Joko, dan mengamati. Tidurnya yang nampak sangat lelap tanpa selimut. Alangkah kagetnya Rani karna matanya tertuju ke arah bawah perut Joko yang terlihat menonjol.

Dan saat itu pula Rani segera menutup matanya. Rani tidak ingin Nafsunya mengalahkan dirinya.

Tapi di sisi lain batinnya berontak.

Kenapa kamu harus menutup mata, kan kamu cuma ingin memastikannya. Kalau itu adalah kepunyaan Joko yang sudah dewasa.

Akhirnya Rani membuka matanya dan mengamatinya. Dan ternyata itu benar itu milik Joko yang sudah dewasa, Rani pun ingin memastikanya lagi.

Rani merasa penasaran. apa iya kepunyaan Joko ini sudah layak jika kelak ia jadi suaminya? Jangan jangan itu hanya benda kecil yang mengembang.

Rani pun mendekatkan tangannya untuk mengetahui seberapa besar kedewasaan Joko. Dan alangkah kagetnya Rani merasakan tangannya menyentuh sesuatu. Milik Joko dengan ukuran pria dewasa yang normal.

Bahkan ini lebih dari kepunyaan Parmin yang menurut nya sudah ukuran normal. Akhirnya Rani pun menyudahi penelitiannya. Rani pun mengambil selimut untuk menyelimuti Joko.

Rani beranjak dari springbed melangkahi Joko. Yang sedang tertidur. Rani berjalan ke arah pintu balkon yang terkunci.

Rani membuka kunci itu untuk menuju toilet.

Saat pintu terbuka angin pantai menghembus sangat dingin. Rani sedikit terkejut ternyata, saat itu air pantai terlihat sangat nyata. Dari balkon itu.

Rani pun menikmati sejenak pemandangannya. Yang lumayan bisa mencairkan suasananya. Yang di landa birahi akibat penelitiannya tadi kepada Joko.

Setelah dirasa cukup Rani pun kembali ke niat semula. Dan beranjak ke toilet.