Mencari cinta sejati tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pria bermata biru terus mencari cinta sejatinya yang telah lama menghilang. pengorbanan yang tulus tidak selalu membuahkan hasil yang memuaskan. Namun, Perjuangan untuk menemukan wanitanya akan terus ia lakukan walaupun rintangan datang menghadang.
"Aku kembali untuk mu, Tidak akan kubiarkan kau pergi dari kehidupan ku!"
Wanita cantik dan berkelas lahir dari anak konglomerat ternama di Jakarta. Sang Daddy memiliki banyak bisnis di berbagai Negara, Ia memilih berkarir dan meneruskan bisnis kelurga.
Akan kah Petualangan cinta si kembar akan berakhir di pelabuhan terakhir? bagaimana nasib Safira setelah memilih menikah dengan pria yang tidak pernah ia cinta?"
Yuk ikuti kelanjutannya hanya di karya Bunda enny76.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pencarian
Di sebuah ruangan tertutup, seorang pria sedang menerima telepon dari orang-orang suruhannya. Raut wajah dingin menggambarkan keseriusan, tatapan mata tajamnya mengintimidasi, dan aura membunuh terlihat jelas.
"Cepet kalian cari keberadaan anak ku! seru pria paruh baya seraya menggebrakkan meja di depannya
"Aku tidak ingin mendengar keluhan kalian lagi. Jangan pernah hubungi aku bila kalian tidak bisa menemukan anakku!" teriak pria berwajah tampan, aura mematikan terlihat jelas di wajah dingin nya.
Setelah ponsel genggamnya mati, ia melemparkan ke atas meja. Pria berparas tampan meskipun usianya tak muda lagi meremas rambutnya sebagai pelampiasan.
Suara ketukan pintu menghentikan aktivitasnya, ia menyugar rambutnya kebelakang. Suara bariton itu mempersilahkan untuk masuk.
"Tuan, saya sudah mendapatkan kabar dari para detektif yang kita bayar."
Pria yang sejak tadi berwajah surat, mulai tertarik dengan ucapan asisten nya.
"Kabar apa Daniel?"
"Ini sudah aku telah print." Daniel memberikan lembaran pada pria di depan nya. Pria tersebut meraih dan membaca isi dalam kertas tersebut.
"Mereka sudah menemukan kapal pesiar ku?" Lalu bagaimana dengan para bandit dan orang-orang sandraan."
"Saya sudah berbicara dengan Tuan Felix, Detektif senior itu tidak pernah meleset dalam memberi info."
"Apa yang sudah Felix temukan!" tanya Reno tak sabar.
"Tuan Felix dan bawahan nya berhasil melumpuhkan para bandit di kapal pesiar GZ76. Sebagian ada yang mati tertembak timah panas, ada yang melompat ke laut dan sisanya melarikan diri."
"Apa mereka menemukan Vano?!" tanya Reno antusias, dia berharap dapat kabar baik tentang Vano yang sudah 10 hari menghilang.
Daniel menggeleng lemah "Maafkan aku tuan, Tuan Felix dan anak buahnya tidak menemukan tuan muda, sampai sekarang masih mencarinya."
Reno membuang nafas kasar, lalu ia beranjak dari duduknya. "Vano telah masuk kedalam jebakan mereka, tetapi tiba-tiba ia hilang begitu saja. Aku sudah mengerahkan badan intelijen untuk mencari keberadaan anakku, meskipun kapal pesiar sudah kembali padaku, tetapi aku belum puas sebelum mencari tahu keberadaan Vano."
"Siapa orang di balik semua ini?"
"Sepertinya musuh-musuh tuan, mulai bermunculan kembali."
"Aku beranggapan kalau musuh-musuh ku sudah mati! Dan tidak seharusnya ada dendam lagi." ucap Reno yakin.
"Daniel!"
"Iya tuan!
"Apa orang-orang yang di Sandra sudah kau pulang kan pada kelurga nya."
"Sudah tuan, mereka berjumlah 25 orang yang aku pulang kan, yang lima orang sudah mati di tembak para bandit."
"Berikan mereka kompensasi."
"Baik tuan!"
Reno membuka lemari es dan meraih wine. Ia menuangkan kedalam gelas, lalu memberikannya satu untuk Daniel.
"Apa orang-orang sandraan bercerita pada mu, tentang anakku sebelum menghilang?" tanya Reno seraya meneguk wine
"Saya mendapatkan cerita dari beberapa orang sandraan yang masih hidup."
"ceritakan lah!" tanya Reno tak sabar.
"Menurut orang-orang yang di Sandra, tuan muda pernah di sekap selama seminggu, lalu ia terkena tembak di kakinya dari ketua para bandit."
Reno menatap intens pada Daniel, seakan belum puas dengan ceritanya "Apa yang kau katakan benar?!
"Benar tuan, saya yakin mereka tidak berbohong!balas Daniel serius
"Brengsek! Reno meremas gelas wine yang ia pegang hingga lebur berantakan. "Siapa orang yang sudah berani menyekap dan menembak anak ku! bukankah Vano datang untuk bernegoisasi?!" seru Reno, ia sudah tidak bisa meredam emosinya. Nafasnya tersengal turun naik, urat-urat tangannya menonjol.
"Tuan sabar dulu, apa sebaliknya kita mencari tuan muda di lautan."
"Kau benar Daniel, sebaiknya aku sendiri yang akan mencari anakku. Aku akan memastikan kalau anakku masih hidup!"
"Saya ikut tuan!"
"Apa kau yakin?"
"Perusahaan sudah aman ditangan nona muda, ada kenzo yang menjaga nona dan perusahaan."
Reno mengangguk "Baiklah! bersiap-siap lah, sore nanti kita menuju italy."
Reno pulang ke mansion dengan perasaan kacau, padahal dia sudah membayar mahal orang-orang bayaran dan detektif, namun tidak dapat menemukan anak kandung nya.
"Dimana istri ku." tanya Reno pada pelayan yang menaruh cangkir kopi di depan Reno duduk
"Nyonya baru saja menidurkan nona Arabella. Sepertinya nyonya sudah kembali ke kamar."
Reno yang baru saja pulang dan duduk sebentar di sofa, langsung berjalan ke arah lift.
"Sayang..." panggil Reno lembut seraya membuka handle pintu. Namun ia tidak melihat sosok istrinya di dalam kamar. Reno masuk kedalam dan memanggil sang istri.
"Kemana Delena?" gumamnya, lalu Reno keluar dari kamar pribadinya. Ia berjalan ke arah kamar yang tak jauh dari kamarnya.
Reno membuka handle pintu dengan cepat, ia melihat sosok sang istri sedang berdiri di depan jendela sambil menatap keluar.
"Sayang, kenapa kau di sini?" tangan Reno memeluk sang istri dari belakang. Tidak ada ucapan satu kata pun, akhirnya Reno membalikkan tubuh Delena.
"Aku sudah tahu kalau Vano menghilang." ucap Delena lirih
"Aku mengerti apa yang kau rasakan. Kehilangan itu sungguh menyakitkan."
Wajah Delena yang sayu, menatap dingin pada Reno "Tidak seharusnya kamu mengirim Vano ke tempat para penyamun, demi keegoisan mu!"
Reno mengernyitkan alisnya "Egois kamu bilang? kenapa kamu menyalahkan aku? Vano sendiri yang ingin menemui mereka karena ia bertanggung jawab pada para sandraan. Demi kemanusiaan Vano rela ingin membebaskan mereka. Aku sendiri tidak tahu akhirnya akan begini?!"
"Tapi apa yang terjadi sekarang?! Delena mulai emosional, dari sudut matanya keluar cairan bening. "Anak ku menghilang, bahkan sampai hari ini pun kita tidak tahu keberadaan nya. Bagaimana nasib Vano sekarang? sementara para sandraan sudah bebas!' Seru Delena, kali ini ia mengeluarkan uneg-uneg nya.
Reno merengkuh bahu sang istri "Delena sabar, kau jangan seperti ini! Aku juga sedih sama seperti yang kau rasakan. Aku akan berusaha mencari anak kita. Kau jangan khawatir aku sendiri yang akan mencari Vano."
"Hikss.. hikss... hiks... " Tangisan Delena semakin dalam, ia menangis sesenggukan. "Aku kasian pada Arabella, ia selalu menanyakan ayahnya. Ibunya sudah tiada, apakah Arabella harus kehilangan ayahnya juga."
Reno menarik Delena ke dalam pelukannya "Sssttt.. kau tidak boleh berkata seperti itu. Aku yakin Vano pasti selamat, ia anak yang kuat dan tangguh." bisik Vano, ia berusaha menenangkan sang istri, meskipun ia sendiri mengusap air matanya.
"Kau jaga Arabella, aku akan berangkat sore ini untuk mencari keberadaan Vano."
Delena hanya mengangguk, meskipun hatinya tidak baik-baik saja.
"Do'a kan aku selamat dan bisa membawa Vano pulang."
"Iya mas, aku akan selalu berdoa untuk keselamatan kamu dan Vano."
💜💜💜💜
Padahal bunda sudah berusaha setiap hari update, tapi kalian jarang komen. Walaupun tidak memberikan vote dan Gift, paling tidak Like setelah membaca dan berikan komentar agar bunda semangat nulis 💪💪💪
cewek rambut panjang.... Safira kah...?
beruntung mereka, masih ada Markus yang bisa ngasih makan dan ramuan...
kok kayak nggak asing ya.... nama Markus ini....
ku beri kopi buat bunda biar gak ngantuk...
serta sekuntum mawar 🌹 merah tanda kasih sayang ku buat bunda Enny 😘....
love Nathan Alea dan zeevano 😍😘