.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Pada saat itu kami lagi sarapan pagi bersama ayah dan ibu mertuaku.
"Sabtu tetap buka, Dik?" tanya suamiku.
"Buka Mas, tapi sampai jam 10 pagi," jawabku.
"Tapi aku ada kepentingan sama teman, Dik," ujar suamiku melihat ke arahku.
"Sama ibu, Nak?" Tanya ibuku kepadaku.
"Iya sama ibu saja, Dik," ujar suamiku.
"Tapi aku pengin sama kamu, Mas," kata ku melihat ke arah suamiku.
"Aku mau ke rumah teman, Dik, ada keperluan penting," ujar suamiku.
"Apa sama, Ayah?" ucap ayah seraya memandangku.
"Terserah sama siapa saja, yang penting Tuti ada yang antar," ketus ku.
Setelah selesai sarapan, lalu aku membereskan meja makan, kemudian aku masuk ke dalam kamar. Saat di dalam kamar, aku melihat suamiku sudah bersiap-siap untuk pergi.
"Dik, aku mau ke rumah teman ya," ujar suamiku.
"Enggak mau antar aku, Mas?" tanya ku lagi.
"Sama ayah atau sama ibu dulu, Dik, ini urusan penting sekali," ujar suamiku.
"Urusan apa, Mas?" tanya ku penasaran.
"Urusan pekerjaanku, Dik," jawab suamiku.
"Memangnya pekerjaan apa lagi, Mas?" tanyaku memaksa.
Tetapi suamiku tidak mengatakannya dan tidak mau berterus terang kepadaku, padahal aku istrinya.
"Kamu tidak perlu tau, yang penting kamu terima uangnya saja," kata suamiku.
"Aku istrimu berhak tau, Mas," ujarku.
"Sudah, aku mau berangkat," ujar suamiku lalu pergi dari hadapanku.
"Hati-hati, Mas," ucapku.
Saat suamiku pergi, aku pun bersiap-siap untuk pergi periksa kandunganku, kemudian aku ke toko untuk mengajak ibu mertuaku.
"Bu, Tuti sudah siap," ujarku kepada ibu mertuaku.
"Nak, minta antar ayahmu ya, ibu sibuk ini," kata ibu mertuaku sembari memperlihatkan buku catatan yang bertumpuk di mejanya.
"Iya, Bu," jawabku lirih.
Kemudian aku pergi menghampiri ayah mertuaku yang lagi menonton tv.
"Ayah, Tuti minta antar periksa," pintaku kepada ayah mertuaku.
Melihat aku berdiri di sampingnya, seketika ayah mematikan tv dan segera beranjak dari tempat duduknya.
"Tunggu ya, Ayah ganti baju dulu," kata ayah sembari masuk ke dalam kamarnya.
10 menit kemudian, ayah sudah siap untuk mengantarku.
"Ayo, Nak," ajak ayah mertuaku.
"Bu, Tuti berangkat," kata ku meminta ijin kepada ibu mertuaku.
"Iya, Nak, hati-hati ya," ujar ibu mertuaku.
"Iya, bu," jawabku sembari masuk ke dalam mobil ayah mertuaku.
Di perjalanan ke tempat praktek Dokter Indah, ayah memegang tanganku.
"Kamu cantik sekali," ujar ayah seraya menggenggam tanganku.
"Ayah gombal terus," ucapku.
"Serius, akhir-akhir ini kamu cantik sekali," kata ayah.
"Berarti anakku cewek, Yah," jawabku.
"Kata Dokter, cowok atau cewek?" tanya ayah.
"Saat di USG cewek, Yah," jawabku.
"Cowok atau cewek sama saja, yang penting selamat ibu dan bayinya," kata ayah.
"Iya, Yah," jawabku.
Setelah sampai di tempat Dokter Indah, aku pun di periksa, dan ternyata kehamilanku sudah memasuki usia 8 bulan, Jika sesuai jadwal, berarti bulan depan aku akan melahirkan anak pertamaku.
Jadi tidak sabar menunggu saat-saat kelahiran anak pertamaku, yang aku idam-idamkan selama ini.
...🍄🍄🍄...
Sampai menjelang hari kelahiran anakku, yang seharusnya lahir tanggal 02 Desember 2020. Tapi anakku maju jadi 30 November 2020.
Tidak ada persiapan apapun, aku masih santai, tepat hari minggu tanggal 29 November 2020 aku masih menulis Novel tentang perjalanan hidup ku.