NovelToon NovelToon
Di Kejar Cinta Anak Om Duda

Di Kejar Cinta Anak Om Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia
Popularitas:52.7k
Nilai: 5
Nama Author: Choco 33

Nadiva, biasa di panggil Diva adalah gadis manis berusia dua puluh satu tahun yang saat ini masih menjadi mahasiswi semester enam sebuah universitas kesehatan di kota nya.

Kehidupan aman tentram Diva berubah menjadi lebih berwarna setelah memiliki tetangga seorang duda yang di tinggal meninggal istri nya saat melahirkan anak nya. Duda berusia tiga puluh tiga tahun itu bernama Randika Immanuel, memiliki seorang anak perempuan berusia enam tahun yang bernama Cinta.

Sejak awal bertemu Diva, Cinta sudah menyematkan kata Bunda sebagai panggilan kesayangan Cinta buat Diva.

Bagaimana kah kisah Diva dalam menghadapi aneka ulah Cinta yang selalu menginginkan Diva menjadi Ibu nya, sementara Diva sendiri tidak menyukai Ayah Cinta yang terkesan bersikap arogan?.

"Ayah hitung sampai tiga. Kalau ndak mau bangun Ayah gendong kaya karung beras nih!" Ancam Dika yang tak jua di tanggapi oleh Cinta. Hingga ....

"Cinta Oh Cinta ..."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Hari Baru

Cinta mengerucutkan bibir nya, saat lagi-lagi melihat ulah Ayah nya yang terus mengekori kemana pun Bunda nya pergi.

Gadis kecil itu tak habis pikir dengan perubahan sikap juga perilaku Sang Ayah yang kini selalu senang berada tidak jauh dari Sang Bunda.

Bahkan waktu Diva sekarang lebih banyak tersita oleh Dika di bandingkan nya.

"Ayah. Cinta mau duduk sama Bunda di sini!". Dika mengernyitkan kening nya menatap bingung kepada Cinta.

"Kenapa?". Cinta dan Diva memutar malas bola mereka bersamaan.

Cinta menarik lengan Diva saat Diva yang baru saja selesai memasak dan merapikan masakan yang di olah nya itu di atas meja makan rumah Dika, untuk duduk berdampingan dengan nya.

"Eeh_".

Cinta langsung meletakkan jari telunjuk di depan bibir nya dan mengarahkan pandangan nya kepada Dika, membuat Dika tak jadi melakukan protes kepada Cinta.

"Ayah duduk aja di situ kaya biasa sebelum bunda tinggal bareng Kita. Cinta pusing liat Ayah ngikutin Bunda masak!".

Bibir Dika mencembik kepada sang putri namun tetap mendudukkan tubuh nya di kursi ujung tempat biasa nya duduk makan.

"Bunda, Bunda tidur sama Cinta lagi kan?".

Diva menggaruk tengkuk nya lalu melihat kepada Dika yang tampak mendelik kepada Diva, hingga Diva pun melemparkan senyuman kecil kepada Dika.

Dika yang paham akan senyuman yang Diva berikan itu hanya bisa menarik nafas pelan tak berani mengajukan protes kepada rengekan putri nya.

"Iya. Bunda tidur aja tiap malam sama Cinta. Ayah mah biasa tidur sendiri!". Dika pun segera beranjak dari duduk nya menuju dapur, guna melampiaskan kekecewaan nya.

Grep

Gerakan Dika yang tengah menuang adonan dessert ke wadah pun terkejut kala mendapati lengan mungil tengah memeluk pinggang nya dari belakang.

"Ayah marah sama Cinta?".

Dika menarik nafas pelan saat mendengar rengekan Cinta yang masih memeluk nya dari belakang.

"Nggak".

Balasan singkat Dika membuat tangisan kecil Cinta terdengar.

"Maafin Cinta ya Ayah. Cinta salah sudah minta Bunda tiap malam bobo sama Cinta".

Dika membalikkan tubuh nya lalu menggedong tubuh mungil Cinta yang masih menangis pelan. Diva yang melihat di dekat pintu dapur dapat melihat reaksi Dika yang menyesal akan sikap nya tadi.

"Nggak Cinta nggak salah kok. Ayah yang salah. Ayah yang udah egois sama Cinta juga Bunda. Padahal Bunda dan mau tinggal bersama dengan kita itu karena Cinta, bukan karena Ayah". Dika mengusap lembut punggung Cinta yang masih menangis dalam pelukan nya.

"Sudah malam. Bobo duluan sama Bunda ya. Ayah lagi bikin dessert buat camilan Cinta juga Bunda besok"

Cinta mengangguk lalu turun dari gendongan Dika untuk segera menghampiri Diva.

"Jangan lupa berdoa". Cinta mengangguk lalu mencium kedua pipi Dika.

"Jangan sampai malam malam jagain dapur nya ya Mas".

"Iya, Sayang".

Cinta tertawa kecil ketika kata sayang itu terucap dari bibir Ayah nya teruntuk Bunda nya yang justru memutar malas bola mata nya mendengar gombalan Dika.

Kedua wanita beda usia itu pun berjalan menuju kamar Cinta setelah pamit kepada Dika.

Jam sudah menunjukkan angka sepuluh malam, saat Dika memutuskan masuk kedalam kamar nya setelah membuat dua buah menu dessert untuk camilan mereka besok dan juga untuk di bawa kerumah orang tua Diva.

Selepaskan membersihkan dapur pria itu pun bergegas menuju kamar nya untuk membersihkan diri nya sebelum tidur.

Ceklek

Pintu kamar mandi di dalam kamar Dika terbuka, menampakkan Dika yang keluar dari dalam kamar mandi dengan bertelanjang dada dab menggunakan celana boxer saja.

Tubuh Dika mematung saat melihat sesosok wanita mungil mengenakan pakaian dinas khas para istri berdiri dengan gugup dan mengalihkan pandangan nya kearah lain saat melihat penampilan Dika.

Kedua saling terdiam berhadapan dalam beberapa langkah.

Dika menelan saliva nya kala pandangan nya menyusuri setiap lekukan tubuh mungil di hadapan nya.

Gerakan canggung yang ditampilkan wanita cantik itu membuat Dika mengulum senyuman dan melangkah perlahan guna mengikis jarak dengan wanita mungil yang tampak semakin menggemaskan karena kikuk dan tersipu malu.

Grep

Lengan kiri Dika melingkar di pinggang mungil sang wanita, membuat jarak kedua sangatlah dekat, karena tubuh mereka saling bersentuhan.

Tangan kanan pria yang dulu berstatus duda perjaka itu mulai bergerak perlahan menyusuri wajah mulus yang masih tertuduk malu.

Jemari Dika mengapit dagu sang wanita, memaksa sang wanita mengangkat wajah nya guna menatap wajah Dika yang semakin terlihat tampan di mata sang wanita.

Semburat merah menguar menghiasi wajah cantik sang wanita yang menatap sang pria dengan tengah menatap nya penuh kagum dan penuh cinta.

"Cantik". Gumam Dika mengagumi paras cantik sang wanita yang semakin merona menahan malu.

Dika mengikis jarak wajah nya kepada sang wanita dengan menundukkan kepala nya. Tatapan memuja kedua nya saling bertemu, dengan langkah awal yang di ambil Dika, pria itu mulai mendekatkan biebier nya ke biebier ranuem sang wanita.

Berawal dengan kecopan kini kedua sudah mulai saling melomat satu sama lain. Sama-sama masih baru hingga membuat kedua nya tampak masih saling belajar satu sama lain.

"Memang sudah selesai?". Dika bertanya dengan sangat lembut seraya mengusap wajah mulus yang semakin merona selepas mereka melepas tautan mereka.

Sebuah anggukan di berikan sang wanita yang masih tersipu malu, kala sang pria tak melepaskan pandangan nya dari memandang nya.

"Kita wudhu dulu, lanjut sholat baru mulai beribadah guna memulai hari baru".

Gadis cantik itu mencubit pelan pinggang polos Dika, hingga membuat tawa Dika pun pecah, sepecah raga sang wanita di saat sang pria mulai melesakkan senjata laras indo nya selepas mereka melaksanakan sholat sunnah sebelum memulai aktivitas panas pertama mereka.

Dika mengusap lembut butiran air mata Diva yang tengah meringis menahan sakit di bagian inti nya, karena baru saja Dika memasukkan senjata indo nya ke sarung senjata milik Diva untuk pertama kali.

Kamar yang biasa hanya memperdengarkan suara dengkuran Dika, kini sudah berubah. Suara merdu kedua nya saling bersahutan satu sama lain. Rasa sakit yang awal nya di rasakan Diva kini sudah berubah menjadi rasa yang baru pertama kali Diva rasakan.

Pun Dika yang awal nya merasa senjata nya sedikit nyeri saat pertama kali memasukkan senjata nya ke dalam sarung senjata milik Diva, kini sudah bisa bergerak lincah di atas tubuh Diva.

Tubuh polos kedua nya tertutup selimut saat kedua nya saling berlomba mengejar menuju garis finish kegiatan pertama mereka.

"Mas...". Diva mencengkram kedua pundak Dika dengan kedua telapak tangan mungil nya, saat akan merasakan suatu hal yang baru pertama kali di rasakan nya.

"Barengan, Sayang". Dika menghentakkan senjata nya dua kali sebelum akhirnya kedua saling bersautan melepaskan kenyamanan yang baru pertama kali mereka rasakan.

"Terima kasih, Sayang".

Dika mengecup kening Diva, lalu menarik senjata Indo nya keluar dari sarung milik Diva, membuat sang pemilik sarang meringis perlahan seiring terlepas senjata milik Diva.

Diva yang malu itu pun merebahkan kepala nya di dada bidang Dika, saat Dika merebahkan tubuh polos nya di samping Diva lalu memposisikan tubuh nya berhadapan dengan Diva.

Kedua saling berpelukan sepanjang tidur malam di hari baru mereka setelah seminggu akad di ucapkan Dika untuk Diva.

1
Nenden Zakiah Bahasuan
jangan jangan Wawan ini menikahi Dahlia karena pengen Dira,kaya predator
Lovely_88
Jangan2 ibunya dira sering disiksa ama tuh wawan pasti ntar ketahuan tuh belang nya 😤😤😤
Lovely_88
Mencurigakan bgt si bpk sambungnya jgn2 Dira mau diapa2'in tuh ama bpknya semoga Rassa bs nolongin dira n dibw ke kota aja deh dira'y 🤔
Zuny Achmad
lanjut kak
Zuny Achmad
lnjut kak
Dwi ratna
geng 5 kabooor yuh
Dwi ratna
satu kata dpart ini...,"wkwkwkkw"
Dwi ratna
eh bukannya td ngji sm cinta yh
Dwi ratna
Mas sm neng, ah menginginkan aq saat² pacaran sm bojoku 😂😂😂
Zuny Achmad
lanjut kak
Narimah Ahmad
mulai
Zuny Achmad
wkkwkw jadi gila.kan jadinya 😂😂
mery harwati
Kael Kael, selingkuh kok gak ngemodal🤣
Zuny Achmad
seru bnget sih kak....lnjut trus kak
Zuny Achmad
lanjut kak
Lovely_88
Dr dulu bikin huru hara mulu masa g dikasi pelajaran gt keluarga mrk sih kok masi tenang2 aja klo gw sih uda abs tu keluarga kael 😤😤😤😤
Zuny Achmad
lanjut kak
LISA
Aq mampir Kak
~AruN~
maaf, kok sepersusuan ya?🤔
Chris Antono
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!