Dikehidupan lalu dia membuat kesalahan yang berujung penyesalan. Kesempatan kedua didapatkan, dia kembali ke masa lalu untuk mengubah kisahnya yang tragis menjadi manis. Dia kembali dengan menyamar menjadi seorang peramal, untuk mendekati sang pujaan hati. Dapatkah Andrew mengubah kisah percintaannya yang berakhir tragis menjadi sebuah kisah cinta yang berakhir manis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Harus Menikah
Seorang pria sudah menunggu Amy, dia adalah utusan dari ayah Amy. Dia datang untuk membawa Amy kembali karena Amy sudah harus tahu akan perjodohannya yang akan terjadi sebentar lagi. Amy memang tidak tahu. Dia bahkan tidak pernah berpikir jika dia akan dijodohkan.
Amy bergegas menuju halte bus, dia tidak boleh terlambat ke kantor karena ada pekerjaan penting namun pria yang diutus oleh ayahnya mencegat langkahnya.
“Nona, tunggu!” permintaan itu membuat Amy menghentikan langkah.
“Siapa kau?” Amy melangkah mundur, dia tampak waspada.
“Aku diutus oleh ayahmu untuk membawamu pulang, Nona.”
“Untuk apa? Katakan padanya jika aku tidak mau pulang!” tolak Amy.
“Hanya sebentar saja, Tuan ingin membicarakan hal penting dengan Nona.”
“Aku harus pergi bekerja, katakan aku akan pulang nanti malam!” entah hal penting apa yang ingin ayahnya bicarakan, sesungguhnya dia enggan.
“Tuan besar ingin menemui Nona sekarang jadi dia meminta aku membawa Nona kembali.”
“Ayolah, apa tidak bisa nanti saja? Aku sedang buru-buru?”
“Nona ingin mengikutiku dengan cara baik-baik atau dengan cara paksaan, Nona hanya memiliki dua pilihan!”
“Sungguh menyebalkan. Untuk apa dia memaksa aku pulang?” meski kesal. mau tidak mau dia harus pulang ke rumah untuk bertemu dengan ayahnya. Amy menghubungi bosnya dan meminta izin. Beruntungnya bosnya sangat baik sehingga dia diizinkan untuk datang terlambat.
Semua anggota keluarga sudah menunggu. Ibu tirinya juga Kakak tirinya, sudah menunggu. Mereka memandangi Amy dengan tatapan tak menyenangkan karena mereka memang tidak suka dengan Amy namun penampilan Amy yang begitu berbeda tentu saja membuat Margaret dan ibunya cukup terkejut.
Penampilannya yang jelek dan tak terawat sudah tidak ada lagi. Biasanya Amy hanya mengikat rambutnya saja dan terlihat berantakan tapi kini, rambutnya justru sudah terlihat begitu indah dengan warna yang cocok dengan Amy.
Ayahnya pun sudah menanti kedatangannya. Selama Amy tinggal di luar, dia sudah memantau Amy dan dia rasa putrinya sudah cukup matang. Amy juga menunjukkan kemampuannya dalam bekerja. Terus terang saja, ayahnya cukup bangga dengan apa yang Amy lakukan jadi sudah saatnya menikahkan Amy dengan putra dari rekan bisnisnya.
“Aku tidak bisa lama jadi segera katakan padaku kenapa Daddy meminta aku kembali?”
“ Lihat penampilanmu itu, kenapa kau jadi seperti seorang wanita malam?” cibir Margareth.
“Benar. Apa kau mengubah penampilanmu itu untuk menjual dirimu pada pria hidung belang?” Ibu Margaret pun mencibir Amy. Mereka berdua akan menghasut ayah Amy supaya Amy diminta untuk mengubah penampilannya kembali.
“Jangan sembarangan berbicara. Aku bekerja di sebuah perusahaan bukan di tempat pelacuran. Memangnya apa yang salah dengan penampilanku ini? Jika hanya karena berdandan, kalian menganggap aku sebagai wanita malam lalu bagaimana dengan Margareth? Dia sudah melakukannya sebelum aku mengenal make up. Apa itu berarti dia telah menjajakan tubuhnya sekian lama pada para pria hidung belang yang dia temui di perusahaan?”
“Kurang ajar, beraninya kau menghina aku?!” Margaret beranjak, dia terlihat begitu marah.
“Kau dan ibumu yang memulai terlebih dahulu, Margareth. Aku tidak pernah mengganggu kehidupan kalian dan tidak pernah satu kali pun aku menghina kalian tapi kenapa kalian seperti yang begitu membenci aku dan melemparkan fitnah seperti ini. Sebenarnya apa masalah kalian terhadap diriku?” sekalian, ayahnya bisa melihat jika istri yang dia nikahi serta anak perempuannya adalah duri dalam daging yang seharusnya ayahnya singkirkan jauh-jauh.
“Kami hanya mengkhawatirkan dirimu saja, Amy. Sebentar lagi kau akan menikah, jangan sampai calon suamimu berpikiran buruk karena penampilanmu itu!”
“Apa maksudnya sebentar lagi aku akan menikah? Aku tidak memiliki kekasih dan aku tidak berniat menikah dalam waktu dekat lalu kenapa kalian berbicara seperti itu?” Amy memandangi ayahnya yang sedari tadi hanya dia mendengarkan perdebatan mereka.
“Kau harus menikah, Amy. Dua minggu lagi kau harus kembali untuk menemui calon suamimu,” ucap ayahnya.
“Apa? Jangan memutuskan seenaknya, Dad. Aku tidak mau menikah!” teriak Amy menolak .
“Daddy sudah memutuskan jadi kau tidak boleh menolak. Kau menunjukkan dirimu jika kau sudah pantas jadi kau tidak bisa menolak keputusan Daddy!”
“Tidak mau, aku tidak mau menikah. Kenapa tidak Margareth saja yang menikah?”
“Yang dia inginkan adalah dirimu, bukan aku!” teriak Margareth marah. Seandainya dia yang terpilih, dia akan sangat senang dan dia pun tidak perlu melakukan siasat untuk menyingkirkan Amy supaya dia yang terpilih untuk menggantikan Amy.
“Aku tidak peduli siapa yang terpilih. Yang pasti aku tidak menginginkan pernikahan ini. Jika kau memang bersedia menggantikan aku maka kau bisa menggantikan aku, Margaret!”
“Diam!” ayahnya berteriak. Amy adalah Putri kandungnya jadi dia ingin Amy yang menikah. Lagi pula Margareth tidak memiliki kemampuan dalam bidang berbisnis. Dia hanya akan mempermalukan dirinya jadi Amy adalah pilihan paling tepat untuk dijadikan pengantin dari Putra rekan bisnisnya.
“Kau tidak bisa menolak, Amy. Pertemuanmu dengan calon suamimu sudah ditentukan dua minggu lagi dan kau harus datang.”
“Aku tidak mau, Dad!” Amy masih berusaha menolak.
“Sudah Daddy katakan padamu, kau tidak bisa menolak. Datang baik-baik atau dengan cara paksa, pilih antara satu. Daddy tidak akan ragu untuk menyeretmu jika kau tidak mau datang.”
“Daddy selalu memaksakan kehendak Daddy. Aku ini putrimu, apa pantas kau memaksa putrimu untuk menikah dengan orang yang tidak disukai sama sekali?”
“Karena kau adalah putriku oleh karena itu aku ingin kau menikah agar kau memiliki masa depan yang cerah di kemudian hari. Pria yang akan kau nikahi juga bukan pria sembarangan, aku tidak mungkin memberikan dirimu pada seorang pecundang!” perkataan yang dilontarkan oleh ayah Amy membuat Margareth dan istrinya mengepalkan kedua tangan.
Bagaimanapun Amy adalah putri kandung jadi selalu dia yang terpilih sedangkan Margaret selalu menjadi bagian akhir. Itulah kenapa mereka benci dengan Amy dan ingin menyingkirkannya. Jika Amy tidak ada maka semuanya akan menjadi milik Margareth.
“Seharusnya aku tidak pulang agar aku tidak mendengar ini. Apa hanya ini saja yang hendak Daddy sampaikan? Jika sudah selesai, maka aku harus pergi!”
“Persiapkan dirimu dua minggu lagi, Amy. Jangan membuat aku malu dan jangan membuat aku menarikmu dengan paksa jadi persiapkanlah dirimu dengan baik untuk menemui calon suamimu.”
“Aku sungguh tidak mau!” Amy bergegas pergi tanpa berpamitan lagi.
Margareth dan ibunya saling pandang. Sepertinya mereka memiliki akal licik yang dapat mereka gunakan untuk menyingkirkan Amy agar dua minggu lagi dia tidak bisa datang untuk menemui calon suaminya.
Yang berada di posisi itu harus Margareth karena ketika Amy tidak hadir maka ayahnya yang putus asa akan meminta Margaret menggantikan Amy untuk menjadi calon pengantinnya.
Amy pergi sambil menahan amarah, entah siapa yang akan menjadi calon suaminya, dia tidak peduli. Jika bisa dua minggu lagi dia tidak akan datang karena dia tidak mau menikah dengan cara itu.
Amy tidak langsung pergi ke kantor, dia justru pergi mencari Andrew karena dia butuh tempat untuk berbagi tapi Andrew sudah tidak bisa dia temui lagi karena sekarang bukan dia lagi yang berperan melainkan Lucas.