NovelToon NovelToon
One Step Closer

One Step Closer

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mafia / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Gangster
Popularitas:60.5k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Dia wanita,,,
namun,,,, selalu di anggap pria,,,,

"Dia pria,,,,
namun,,, mereka yang menyebutnya pria terkejut setelah mengetahui bahwa dia adalah wanita.

Berpenampilan layaknya pria, menyembunyikan rambut panjang di balik topi yang selalu dia kenakan, sekaligus menjadi pemilik dari beberapa cafe yang tersebar di beberapa kota.

Pandai beladiri, namun juga pandai mambuat hidangan Dessert yang akan membuat setiap lidah yang mencobanya tidak akan pernah mengatakan 'Tidak'.

Hanya sebatas itu saja yang orang-orang ketahui dari sosoknya. Dia yang terlihat memiliki kehidupan damai ternyata menyimpan rahasia besar dan selalu di tutup rapat dari seseorang yang sangat dia sayangi.

Memainkan senjata, menantang maut, membunuh, bukan hal yang mengejutkan baginya. Dia hanya memiliki satu kalimat yang selalu ia simpan dalam benaknya 'Membunuh atau Dibunuh'

Dan ketika orang yang dia sayangi tahu kebenarannya? Apa yang akan terjadi?



Ikuti kisahnya,,,,,!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Masalah Tanpa Disengaja. OSC 21.

Suara dengan intonasi kesal menjawab lebih cepat sebelum Toby memiliki kesempatan untuk membuka suara serta berhasil menciptakan suasana tegang diantara mereka.

"Ish,,, Apa yang kamu lakukan?" tegur Cyrene mendaratkan pukulan di bahu suaminya.

"Tolong maafkan atas sikap kasarnya, dia tidak bermaksud begitu," ujar Cyrene membalikkan badannya menatap orang yang masih tetap duduk tenang di kursinya, mengangguk sopan sekaligus sebagai permintaan maaf.

"Saya mengucapkan terima kasih atas niat baik anda, akan tetapi anda tidak harus melakukan itu," imbuhnya.

"Saya hanya ingin memberikan menu dessert yang anda inginkan dan itu belum saya sentuh sama sekali, bukankah anda menginginkannya?" sambutnya balas bertanya.

"Memang benar saya menginginkannya, namun tidak dengan merebut pesanan milik anda," jawabnya.

Dia tergelak singkat sembari menggelengkan kepala sebelum kembali berbicara.

"Sayalah yang memberikan secara sukarela, jelas itu berbeda dengan kata yang anda sebut merebut," jawabnya.

"Dia sudah menolak, kanapa kau bersikeras sekali memberikan itu padanya?" sela Bernardo menatap kesal.

"Hei,,, hentikan!" Carlo angkat bicara.

"Saya tidak memiliki maksud lain selain hanya ingin memberikan menu itu pada Nona ini," sambutnya santai.

Dia bahkan tidak terpancing sedikitpun setelah mendengar jawaban dangan intonasi tidak menyenangkan yang di berikan Bernardo padanya.

"Apakah kau yakin tidak memiliki maksud ketika kau dengan terang-terangan memberikan menu yang telah kau pesan dan tidak akan kau dapatkan lagi sampai satu bulan kedepan?" sambut Bernardo.

"Bahkan disaat dia telah menolak," imbuhnya.

"Bernardo! Kendalikan dirimu!" lerai Carlo.

"Seharusnya kau sadar dimana dirimu saat ini," imbuhnya.

"Tapi dia_,,," Bernardo menjawab sembari menunjuk ke arah orang yang masih tetap duduk dengan tenang di kursinya.

"Cemburu karena Nona ini istri anda?" potongnya.

Bernardo menoleh cepat kearah orang yang masih tetap mempertahankan ekspresi santainya, seseorang yang tidak lain adalah Claira yang kembali menyembunyikan rambut panjangnya di balik topi.

Bukan hanya Bernardo yang memberikan reaksi terkejut, tiga orang yang tengah bersamanya pun memberikan reaksi serupa.

"Aku bisa mengerti dengan perasaan itu," ujar Claira lagi merubah bahasa formalnya.

"Alasan kenapa aku memberikan menu itu adalah karena aku tahu kalian berempat tidak berasal dari kota ini,"

"Dan kalian tidak berada di sini dalam waktu lama," imbuhnya.

"Bagaimana kau bisa tahu kami di sini tidak dalam waktu lama?" sambut Bernardo memberikan tatapan menyelidik.

Claira menaikan bahu dengan acuh.

"Hanya penalaran logika dasar disaat aku sudah berada di kota ini selama bertahun-tahun dan aku mengenal hampir semua pelanggan yang datang ke cafe ini," ujar Claira.

"Jika apa yang aku lakukan adalah sebuah kesalahan menurut penilaian kalian, aku minta maaf," imbuhnya.

"Maaf sebelumnya," ucap Carlo.

"Jika kamu memberikan menu yang telah kamu pesan yang bahkan menu itu tidak di buat lagi sampai satu bulan kedepan, apakah kamu tidak masalah dengan itu?" sambungnya bertanya.

"Kenapa aku harus mempermasalahkan hal sepele itu disaat aku bisa menikmati menu itu kapanpun aku menginginkannya?" sambut Claira.

"Pelayan cafe ini bahkan sudah mengatakan menu itu tidak di buat setiap hari," sanggah Carlo.

"Aduh,,, maaf saya menyela,," keluh Toby menengahi.

Toby memberikan tatapan memelas pada Claira, namun hanya mendapatkan jawaban dengan Claira yang menaikan bahu.

Disaat yang sama, Cyrene mengerutkan kening sembari menatap lekat kearah Claira.

'Dia,,,, rasanya aku pernah melihatnya,' batin Cyrene.

'Siapa wanita ini? Kenapa wajahnya sangat mirip dangannya?' batin Claira.

'Jika setelah ini aku memiliki kesempatan bertemu dengan dia lagi, kuharap aku bisa bertanya padanya,' imbuhnya.

"Lupakanlah," sahut Claira sembari mengangkat kedua tangan.

"Maaf sudah mengganggu waktu kalian," imbuhnya.

Claira kembali mengarahkan pandangan ke layar laptop yang berada di depannya, memilih mengakhiri perdebatan yang tidak berarti menurutnya.

"Jadi,,, Uhm,,, bagaimana?" Toby kembali bertanya, gugup.

"Kalau begitu, saya akan menerimanya," ucap Cyrene.

Jawaban Cyrene sukses membuat Claira kembali mengangkat wajahnya sejenak, menatap Cyrene yang tersenyum padanya, lalu menaikan bahu lagi dan kembali menatap layar laptop tanpa mengatakan apapun.

'Perampokan bank, tapi aku juga perlu pergi ke Casino malam ini, Felix juga sudah mengatur jadwalnya untuk membantu sekaligus bekerja,' batin Claira.

"Terima kasih," Cyrene berbicara lagi, namun hanya mendapatkan tanggapan dari Claira yang mengangkat satu tangannya tanda dirinya mendengar.

Sementara jari tanganya bergerak cepat diatas keyboard laptop dan terus memperhatikan tiap tulisan yang terus muncul di layar laptop miliknya. Hingga, suara seseorang kembali menganggu dirinya disaat cafe kedatangan beberapa pelanggan tetapnya.

'DOR,,,!'

Suara tembakan menggema setelah suara seorang pria berkata dengan keras.

"Tetap duduk di kursi kalian jika kalian ingin tetap hidup," ujarnya.

Cyrene berserta tiga orang yang bersamanya segera mengarahkan pandangan mereka kearah pria yang membawa senjata berasama lima orang di belakangnya. Namun, Cyrene justru mengerutkan kening saat melihat reaksi penggunjung lain tetap menikmati makanan dan minuman mereka seolah tidak terganggu sama sekali.

"Bagaimana bisa mereka tetap setenang ini?" ucap Dexter dengan suara pelan.

"Aku juga memikirkan hal yang sama," sambut Carlo.

"Padahal senjata itu asli, tapi mereka bisa tetap bersikap sesantai itu," Cyrene menimpali.

Mereka yang telah menjadi pelanggan tetap cafe itu justru mengabaikan enam pria yang salah satu dari mereka membawa senjata, seolah mereka tahu bahwa mereka akan tetap aman selama mereka berada di dalam cafe bersama si pemilik cafe.

Bahkan, beberapa pembeli berjalan melewati pria yang membawa senjata dengan santai. Hanya sedikit dari para pembeli yang merasa panik pada awalnya, namun di tenangkan dengan mudah oleh teman yang bersamanya.

"HEI,,,!!!'

"Aku bilang tetap di tempat duduk kalian," bentaknya.

"Akan lebih baik jika kamu pergi sebelum pemilik cafe ini marah karena kamu berisik," ujar salah satu pembeli.

"Atau kalian akan berakhir di rumah sakit dalam waktu lama," timpal pembeli lain.

"Oh,, kau menantangku?" ujarnya sembari menodongkan pistol ke arah pembeli yang baru saja berbicara.

"Kenapa mereka justru memancing amarah para perampok itu?" Carlo geram dan bersiap untuk berdiri.

Namun,,,,

'SYUUTTT,,,!

"Aarghh,,,,!!!"

Sebelum Carlo berhasil berdiri, sesuatu melesat cepat melewati dirinya dan mengenai tangan pria yang menodongkan senjata. Membuat Carlo bersama tiga temannya segera mengarahkan pandangan pada pria yang mengerang kesakitan sembari memegangi tangannya setelah menjatuhkan pistol yang sebelumnya ia gunakan untuk mengancam.

Pisau dessert yang menancap di telapak tangan pria itu berhasil membuat Carlo dan tiga orang yang bersamanya melebarkan kedua mata mereka, lalu berlaih ke arah dari mana datangnya pisau itu hanya untuk melihat Claira bangun dari duduknya.

"Kalian tidak akan selamat," salah satu pembeli kembali berbicara.

"Hahh,,,," Claira mendesah panjang sembari menurunkan hoodie di kepala.

"Aku paling tidak suka ketika para pelangganku di ganggu saat mereka menikmati waktu mereka," ujar Claira.

'Pelangganku,,,? Tunggu dulu,,, apakah itu artinya dia bukan pembeli di cafe ini?" batin Carlo.

'Astaga,,, kenapa aku baru ingat? Dia pria yang memukul bom menggunakan tongkat baseball,' batin Cyrene.

Cyrene meletakkan telapak tangan di mulut saat Claira melewati meja mereka. Sosok yang pernah ia lihat menutupi kepala menggunakan hoodie dan berhasil menyelamatkan nyawa banyak orang dengan melemparkan bom aktif ke udara menggunakan tongkat baseball.

'Dia mungkin memang bertubuh kecil, tapi aku merasa tidak bisa di bandingkan dengan pria ini. Dia terlihat jauh lebih kuat dariku,' batin Dexter.

"Breng*sek,,!" pria itu mengumpat dan segera menodongkan pistol di tangannya ke arah Claira.

"Kau yakin masih bisa menggunakan benda itu?" Claira mencibir dengan senyum mengejek.

"Apa kau pikir aku akan ragu untuk menembakmu?" geramnya dengan wajah meringis.

Pria itu menarik keluar pisau dari telapak tangannya, menahan rasa sakit yang ia rasakan tanpa melepaskan pandangan dari Claira.

"Oh,,,, aku sedikitpun tidak ragu kau bisa menembak kepalaku, tapi aku ragu apakah pistol di tanganmu masih berfungsi," jawab Claira.

"Heh,,, kau mencoba untuk menggertakku hanya untuk mengalihkan perhatianku, bukan?" sambutnya tertawa.

"Lalu, apa yang kau tunggu? Gunakanlah jika memang begitu menurutmu," Claira membalas sembari memasukan kedua tangan di saku jaket.

Pria itu kembali mengangkat pistol di tangannya tanpa ragu, bergerak cepat menodongkan pistol ke arah Claira sekaligus menarik pelatuknya.

'KLEK,,,,'

Suara dari pistol itu berhasil membuat para pria itu mengarahkan pandangan mereka ke arah pistol, tidak bisa mengerti bagiamana pistol yang sebelumnya bisa digunakan dengan mudah berubah tidak berfungsi.

"B-Bagaimana bisa,,," desisnya tak percaya.

"Kau menggunakan pistol tanpa tahu hal dasar? Menyedihkan sekali," cibir Claira.

"Berisik,,!!!"

Serentak keenam pria itu melangkah maju untuk menyerang, sementara Claira bergeming tanpa menurunkan fokus dan menunggu waktu untuk menyerang serta melumpuhkan mereka sekaligus. Namun, sebelum mereka bisa mendaratkan kepalan tangan mereka, gerakan mereka terhenti oleh sepasang tangan yang tiba-tiba menahan gerakan tangan mereka dari belakang Claira.

Carlo mendorong mereka dengan sentakan kuat, membuat mereka terhuyung sesaat kebelakang sebelum tubuh mereka tersungkur karena tidak bisa mempertahankan keseimbangan mereka.

"Bukankah tidak adil namanya jika enam orang melawan satu orang?" sindir Carlo.

Carlo menatap tajam pada mereka yang kembali berdiri, menoleh kesamping dimana Claira berdiri tepat ketika Claira juga melakukan hal yang sama hingga tatapan mereka bertemu.

Perbedaan tinggi mereka membuat Carlo menurunkan pandangan, sedangkan Claira mendongakkan kepala dengan kerutan tipis di dahinya seolah ingin mengingat sesuatu. Disaat yang sama, Carlo merasakan desiran halus yang tidak pernah ia rasakan di hatinya ketika tatapan mereka bertemu, dan segera memalingkan wajahnya.

Mereka menggeram kesal, bersiap untuk menyerang lagi bertepatan dengan pintu cafe yang di buka dari luar diikuti dengan seseorang yang melangkah masuk.

. . . .

. . . .

To be continued....

1
Zhu Yun💫
🌹🌹 dulu buat 3C 🥰
Zhu Yun💫
Jangan bilang Charles mau minta nikah 🤭
Zhu Yun💫
udah bagi aja jadi 2 biar adil 😆😆😆😆
Zhu Yun💫
Karena paman tua sangat spesial 🤭
Zhu Yun💫
Suami idaman banget ini sih si Carlo 😚
Zhu Yun💫
Mantan jadi musuh 🤭
Zhu Yun💫
Ya itu deritamu, Jeff 😆✌️
Qimti Sa
good
Ucy (ig. ucynovel)
3 🌹 dulu ya kak
F.T Zira: terima kasih banyak kaka🥰🥰
total 1 replies
Ucy (ig. ucynovel)
kena mental gak tuh
Ucy (ig. ucynovel)
kecantikannya selama ini gak di tunjukin makanya kamu pangling lix
Ucy (ig. ucynovel)
hati2 jgn smpai mati gr2 penasaran
Ucy (ig. ucynovel)
ternyata udh end,, kyknya aku hrs marathon biat sampai ke karya barumu thor
F.T Zira: baca santai aja kak🤭🤭
total 1 replies
Teteh Lia
terimakasih untuk karya luar biasanya 🙏😘
Zhu Yun💫
5 🌹 buat Carlo dan Claira yang sudah berhasil ngadon 👍👍👍
Zhu Yun💫: masama kakak 🥰
F.T Zira: terima kasih banyak kak Zhu🥰🥰
total 2 replies
Zhu Yun💫
Langsung aja 10 ronde bang 🤭🤣🤣✌️
F.T Zira: aduh... bahaya sih ini/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zhu Yun💫: Biar langsung jadi baby 🤣🤣
total 3 replies
Zhu Yun💫
Sakit-sakit enak 🤭
Zhu Yun💫
Oh no, mataku ternoda 🫣🫣🫣🫣🫣
F.T Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Waaahhh langsung nih ya bang 😁
Zhu Yun💫
Ngeces gak tuh Clai 🤣🤣🤣
F.T Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zhu Yun💫: Susunya dibawahnya 🤣🤣🤣
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!