"Kamu harus!" Perintah Mama Angel.
"Dengar, itu!" bentak Clara.
Plak!
Suara tamparan terdengar di kamar itu.
Ya, Papa Jordan menampar anak pertamanya, Sandra.
"Setuju atau tidak bukan pilihanmu, aku yang menentukan!" Suara keras Papa Jordan disana.
"Ganti bajumu, malam ini harus berjalan lancar," lanjutnya dengan suara yang masih tinggi.
Setelah kepergian semuanya dari kamarnya. Langsung mengunci dan tangis air matanya mengalir deras, sakit di wajahnya bukan seberapa. Tapi paksaan yang selalu di berikan oleh kedua orang tuanya. Inilah batasannya.
Apakah Sandra mampu bertahan? Kehidupannya akankan berakhir bahagia???
Simak kisahnya, jangan lupa tanda jempol kalian guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Sandra yang menunggu di dalam dalam ruangan Ken, tapi tidak di kamar pribadinya.
"Tuan," ucap Carli yang terburu buru lupa untuk mengetuk.
"Nona Sandra, maaf," lanjut Ken yang khawatir.
Sandra hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya saja.
"Sa, Sa," panggil Ken dari dalam.
"Iya," jawab Sandra yang langsung bangkit dari tempat duduknya di sofa itu. Menuju kamar Ken, lalu masuk ke dalam membiarkan Carli sendiri disana.
"Ada apa, Tuan?" Tanya Sandra.
"Bantu aku," jawab Ken.
Yang tangannya sudah menunjuk pada dasi.
"Oh, kemarikan," ucap Sandra.
Kemudian memakaikan padanya. Aroma tubuh Ken sangat harum dan mempunyai ciri khas. Tidak ada yang pernah ada rasa yang sama.
"Tuan, aku boleh bertanya sesuatu?" Tanya Sandra yang sangat penasaran.
"Iya, katakan," jawab Ken.
"Parfum yang di pakai Tuan?" Tanya Sandra.
"Kenapa?" Tanya Ken, yang sebenarnya sudah tahu.
"Baru kali ini setiap didekat Tuan, aromanya wangi tapi cool. Sangat cocok dengan Tuan," jawab Sandra.
"Nanti akan ku beritahu. Apa Carli sudah datang?" Tanya Ken mengalihkan pembicaraannya.
"Sudah, Tuan. Ada di sofa," jawab Sandra.
"Ayo, keluar," pinta Ken.
Benar saja, Carli yang menunggu di depan meja kebesaran Ken.
"Apa aku sebaiknya keruanganku, Tuan," ucap Sandra yang takut mengganggu mereka.
"Tidak, malah harusnya ada kamu disini. Jelaskan semuanya Carli, Sandra duduk di sofa dan dengarkan," perintah Ken.
"Nona Sandra, saat ini posisi anda sudah di alihkan menjadi asisten pribadi Tuan Ken, dan bekerja di dalam ruangan ini. Segala kebutuhan Tuan akan di lakukan oleh Nona, mengingat and juga istrinya. Pasti jauh lebih memudahkan, dan hanya di lakukan saat di kantor, bila di luar aku yang akan menemaninya. Segala hal sudah pasti meminta Nona menyesuaikan dengan cepat. Itu saja tugasnya, Nona Sandra. Apa ada yang di tanyakan atau di tambahkan oleh Tuan?" Jelas Carli.
"Cukup," ucap Ken.
"Baiklah, semoga aku bisa melakukannya," jawab Sandra. Yang notabennya asisten keuangan, walau sama namanya asisten tapi jauh berbeda jenis pekerjaaan yang akan di lakukannya itu.
"Apa boleh aku meminta mejaku di depan pintu saja, Tuan?" Tawar Sandra.
"Itu tergantung Tuan Ken, Nona," jawab Carli.
"Jangan libatkan aku dalam urusan kalian pasangan aneh," gumam dalam hati Carli.
"Tidak, aku lebih banyak membutuhkanmu," jawab Ken.
"Carli, sudah jam berapa?" lanjut Ken.
"Jam 8 lewat sepuluh, Tuan. Aku sudah siapkan semuanya di dalam mobil, apa kita akan pergi sekarang?" Tanya Carli.
"Tentu, Sa. Tunggu disini. Carli berilah sedikit kegiatan untuknya selagi aku pergi," ucap Ken.
"Baiklah, Tuan. Nona bisa kerjakan langsung bila ada yang tidak paham bisa chat atau telp aku," ucap Carli yang memberikan beberapa laporan yang harus di cek sebelum di tanda tangani Ken.
Ken memang menempatkan Sandra disini, untuk ujian selanjutnya yang sudah di rancang Ken dan Carli.
"Maafkan aku, Nona. Semoga kau lulus, aku harap begitu," gumam dalam hati Carli.
Tidak akan mudah menjadi istri Ken, untuk beberapa kasus Ken sudah tahu dan itu termasuk berhasil lolos dengan nilai hampir sempurna untuknya. Tanpa di ketahui oleh Sandra juga, banyak ujian di depan yang akan membuatnya bisa nyaman menyandang status Nyonya muda Edward.
Kasus yang menimpa Andrean juga tidak luput dari kekuasaan Ken untuk menutup sosok istrinya itu, dan juga kasus di mall dengan berdebatan Sandra dan artis itu juga. Dengan adanya Jessica sahabatnya juganya yang menjadi nilai plus untuknya, tanpa ada yang tahu jika orang tuanya adalah termasuk sahabat orang tua Ken. Sosok Jessica dulu masih kecil dan melupakan itu.
Kini hanya ujian ketelitian dan kepercayaan jika tidak ada nama mantannya di hidupnya lagi. Walau Ken sudah mengetahui jika mantan Sandra seorang pemain wanita.
Hari ini di lewati tanpa melihat Ken kembali ke kantor, jam empat Sandra keluar dan akan kembali ke apartementnya.
Dalam perjalan Sandra merasa ada yang mengikuti, tapi untuk memastikannya selalu di cek berkali kali, tetap saja kosong. Dengan cepat Sandra mencapkan gas mobilnya. Hingga telah sampai di parkiran bestmen.
Plak!
Suara pukulan yang di belakang leher Sandra, membuat Sandra langsung pusing. Karena masih tersadar langsung membalikkan badannya . Penasaran siapa yang berani melakukan itu padanya, padahal hunian ini termasuk ketat. Bagaimana bisa sampai kecolongan.
Terjadilah perkelahian disana saling menghantam lawan tapi Sandra harus kalah dari mereka yang menutup wajahnya dengan masker wajah. Hampir enam orang yang dilawan Sandra seorang diri, akhirnya kalah Sandra dan di bawa oleh mereka ke tempat yang sudah di atur.
"Ken, tolong," gumam dalm hati Sandra.
Setelah Sandra dibawa oleh mereka kawanan penculik. Pada saat yang sama Ken merasakan ada yang memanggil namanya, tapi siapa? Ken yang baru saja kembali lagi ke kantor, sedangkan Carli ke ruangannya sendiri.
Pensaran apa benar Sandra yang memanggilnya, melihat CCTV di hpnya, ternyata Sandra belum kembali kesana. Melihat CCTV kantor, yang di lihatnya Sandra keluar di jam empat tepat jam pulang kantor.
Ada rasa hawatir di hati Ken.
"Kenapa kamu, Sa?" gumam Ken.
Tapi tetap saja dengan egonya yang tinggi tidak mencari tahu akan dirinya yang khawatir. Membiarkannya hingga malam hari Ken tidak pulang memilih tidur di kantor. Karena banyak sekali pekerjaannya itu membuat Ken terlelap. Hingga esok hari, dan jam kerja telah di mulai, tapi sosok Sandra belum hadir diruangannya itu.
Ken kembali membuka hpnya mengecek berulang kali takut ada yang terlewat saat Sandra keluar dan masuk di sana. Tapi hasilnya terakhir di lihatnya hanya saat Sandra pergi di kemarin pagi.
"Kemana kau, Sa. Jangan buat khawatir," gumam Ken.
"Oh ya, Jessica," ucap Ken ingat nama sahabat istrinya.
Meminta no telp dari Carli lalu langsung menghubunginya sendiri secara langsung. Padahal tidak pernah terjadi sebelumnya hal ini.
"Hallo, siapa ini?" Tanya Jessica di sebrang telp.
"Aku, Ken," jawab Ken datar.
"Maaf, Tuan. Aku tidak tahu jika Tuan yang menghubungi," buru buru Jessica meminta maaf takut di anggap tidak sopan atau bisa bisa di pecat kantornya.
"Apa Sandra bersamamu?" Tanya Ken.
"Tidak, Tuan. Terakhir aku bertukar pesan dengannya, saat jam pulang kantor kemarin," jawab Jessica yang belum curiga dan hawatir.
"Biasanya pergi kemana, Sandra?" Tanya Ken.
"Bersamaku, Tuan. Tapi itu sebelum menikah dengan anda, Sandra pernah bilang padaku jika akan di rumah setelah menikah dengan anda, bila pergi dan butuh untuk di temani baru memintaku. Tapi maaf Tuan ada apa dengan Sandra?" baru menyadari Jessica sepertinya ada sesuatu pada Sandra.
"Tidak ada Sandra dimanapun," jawab Ken.
"Apa!" kaget Jessica.
"Kabari jika kamu mendapatkan informasi tentang Sandra," ucap Ken.
"Baik, Tuan," jawab Jessica yang khawatir.
Terputus sudah sambungan telpnya.
...****************...
Hi semuanya.
Tinggalkan jejak kalian ya, kasih votenya ya
