NovelToon NovelToon
COLD WORDS

COLD WORDS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Kisah seorang pria yang tidak lagi mau mengenal cinta, karena bayang masa lalu yang terlalu menyakitinya. Begitu banyak cinta yang datang dan mencoba mengetuk.
akankah ada sosok perempuan yang mampu mengubah kehendaknya?
adakah perempuan yang akan mampu mencuri perhatiannya?
ikuti kisahnya dalam cerita author "COLD WORD"
kisah ini hanya berdasarkan imajinasi author saja. jika ada kesamaan nama tokoh, ataupun latar, merupakan suatu kebetulan yang dibetul-betulkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

COLD WORDS>>21

Ditempat yang berbeda, di situasi yang berbeda pula, Tama dan Tyas sedang merenung. Hanya bedanya, Tama duduk merenung di balik meja kerjanya, sedangkan Tyas berdiri merenung sambil mengoperasikan mesin penghancur kertas.

Keduanya menghela nafas sangat dalam, mengingat beberapa kenangan silam yang menyakitkan, namun juga membahagiakan. Kenangan manis juga kenangan pahit, kehadiran senyum dan canda seseorang yang kala itu sungguh mampu mengalihkan semua dunia, hanya pada satu tawa bersama sosok itu.

Baik Tama maupun Tyas, keduanya kini sama-sama merasakan kekosongan yang sangat dalam ketika kembali mengingat sosok masa lalu itu. Hanya perbedaan terbesarnya, Tyas tak begitu tersakiti terlalu dalam. Sedangkan Tama mendapatkan trauma yang luar biasa karena kehilangan seseorang yang sangat dihargainya.

Perbedaan mendasar dari nasib Tama dan Tyas, adalah campur tangan keluarga yang membuat Tama benar-benar sering kehabisan nafas setiap mengingat kenangan manis yang selalu tumpang tindih dengan kenangan buruk. Senyum ma is sosok wanita hangat itu, bercampur dengan tangis pilu wanita yang sangat dihargainya itu.

Ditempat dan situasi yang berbeda, Tama dan Tyas kembali menghela nafas, lalu secara ajaib, keduanya memiliki kebiasaan yang sama untuk mengembalikan kesadaran, yaitu menepuk-nepuk kedua pipi menggunakan kedua telapak tangannya sebanyak 15 kali, lalu memukul jidatnya sendiri dengan kepalan tangan kanan sebanyak tiga kali, sambil berucap, "Sadar woy!! Sadar!! Hidup harus tetap hidup!"

Selesai dengan ritual pemanggilan kesadaran, keduanya kembali fokus bekerja, melanjutkan hidup yang memang harus disyukuri, seperti apapun keadaannya. Baik Tama maupun Tyas tak ingin kembali ke masa dimana hanya bisa melihat kegelapan dan kesakitan. Semangat untuk menatap ke depan, demi keluarga yang selalu setia mendampingi di setiap moment. Sekeras apapun roda kehidupan, mereka harus bersiap untuk segala kemungkinan.

Kita melihat kehidupan kantor Tama hari ini....

"Pak Tama, tolong bantulah Siska, terima dia di tim pak Tama, aku sangat yakin kalian bisa bekerja sama. Aku sangat yakin Siska bisa memenuhi standar kerja tim pak Tama." pinta pak Putra tanpa memberikan kesempatan bagi Tama untuk memberi alasan.

Tama menghela nafas dalam, "Sebenarnya tim kami tidak begitu kerepotan, semua sudah pas sesuai porsi kemampuan masing-masing,tapi sepertinya pak Putra tidak akan menerima alasanku, jadi baiklah, silahkan bergabung dengan tim." jawab Tama begitu berat.

"Lulusan Harvard loh pak Tama, jangan disepelekan. Fresh graduate banget loh Siska ini. Masih muda, dan cekatan, ditambah look nya yang sangat woow pasti akan menjadi penyemangat tim juga." Pak putra benar-benar tak tertolong.

"Cck,,, kita lihat saja nanti, kami mencari tim yang bisa bekerja, bukan mencari pemandu sorak." jawaban menohok Tama membungkam opini Pak Putra juga Siska. "Jika sudah selesai, silahkan bergabung ke tim, dan menyesuaikan diri."

Tama beranjak meninggalkan ruangan Pak Tama, setelah berpamitan seperlunya. Kedua tangannya mengepal tanda disadarinya, membuat ujung-ujung kukunya hampir menembus dinding kulit telapak tangannya sendiri. Tama hampir saja kehilangan kesadaran lagi, rasanya ingin mengamuk pada takdir dan keadaan.

"Hanya cukup menganggap manusia itu sebagai batu. Dia hanya batu, batu yang dipoles. Tidak ada yang istimewa,dia hanya batu." gumam Tama sambil berjalan cepat menuju ke ruangannya.

Sampai di mejanya, Tama meneguk satu gelas penuh air putih, lalu kembali duduk dan fokus dengan pekerjaannya sambil terus mendoktrin diri dengan pikiran , "Batu,,,, batu,,,, batu,,,, batu."

"Permisi,,, pak Tama, bolehkah saya masuk?" seru salah satu timnya meminta ijin.

"Hmm,,,, silahkan Dewi." sahut Tama dari dalam.

Dewi membuka pintu, mengucap salam dan mengutarakan maksudnya. "Pak, itu diluar ada karyawan namanya Siska, katanya sudah wawancara langsung dengan Bapak.emang iya, kita butuh tambahan staf kah Pak?"

Tama mengatupkan kedua bibirnya, lalu menghela nafas sejenak. "Itu orangnya Pak Putra, pak putra yang memaksa kita menerimanya. Jadi tolong sambut, dan berusahalah rukun dengannya."

"Oh, baiklah ,Pak." jawab Dewi dengan kedua tangan sibuk menggulung ujung kemejanya. "Tapi Pak, pekerjaan apa yang sesuai untuknya? Penampilannya sangat,,,,"

"Apa bedanya dengan kalian? Dia bukan orang istimewa di tim kita, perlakukan seperti staf yang lain saja. Berikan pekerjaan selayaknya staf baru, biarkan dia beradaptasi dengan kinerja kita, jangan kita yang harus menyesuaikan diri padanya."

"Tapi Pak,,,,"

Tama menatap Dewi dengan tatapan heran sedikit kesal lalu kembali menghela nafas. "Sudah kubilang, di tim kita tidak ada perbedaan status sosial. Semua hanya rakyat jelata yang harus bekerja keras demi hidup yang,,,," Tama mengangkat kedua alis, memberi kesempatan Dewi untuk melanjutkan kalimatnya.

"Membosankan!" jawab Dewi singkat mengikuti motto yang selalu diucapkan Tama saat menyemangati tim nya.

"Nah, masih hafal dengan moto tim, buat apa masih bertanya?" ujar Tama disertai kedua mata yang membulat sempurna menatap ke arah Dewi.

"Baiklah Pak, saya undur diri," ucap Dewi. "Semangat hidup membosankan!"

"Semangat hidup membosankan!" sahut Tama dengan kepalan tangan, seperti yang dilakukan Dewi.

Memang motto kerja dan cara tim Tama saling memberi semangat agak berbeda dengan tim pada umumnya, Namun justru itulah yang membuat mereka tampak realistis dalam memandang kehidupan. Tim yang dipegang Tama ,memang tidak pernah ngoyo dalam melakukan semua pekerjaan, namun kerja sama solid dan saling mengisi, membuat mereka selalu bisa menyelesaikan tanggungjawab tepat pada waktunya.

Dewi menemui Siska, dan mengajaknya tour kantor, sekedar formalitas penyambutan untuk anggota tim baru. Selesai itu semua, Dewi memberikan meja kerja untuk Siska, dan memberinya tanggungjawab mulai dari hal yang paling mudah.

"Tolong bantu kami untuk membuat salinan kontrak kerja dengan klien, ini struktur dasarnya, lalu ini lembaran perjanjiannya, dan ini panduan mengenai logo, visi misi dan peraturan tertulis di perusahaan ini, tugas anda memastikan tidak ada ketikan yang salah, dan bahasa yang rancu." Dewi memberikan penjelasan detail pada Siska.

"Apa itu bahasa rancu? Maaf aku terlalu lama hidup di US jadi agak lupa sedikit bahasa Indonesia." kesalahan pertama Siska yang pasti akan membuatnya jadi bahan pergunjingan di percakapan grup WhatsApp tim.

.

.

^^^^^^Dewi: g*ila!!! Hari pertama sombong amat, ngaku anak US😱^^^^^^

^^^Parman: Tapi bodynya beeeuhhh☺️^^^

^^^Sisil : CV nya lulusan Harvard, pasti nggk doyan gado-gado.😑😑^^^

^^^Dion: Harvard itu makanan apa😅 ,dijamin ngeselin tim kayaknya. Pasti manja 😒^^^

^^^Dewi : 😅😅😅^^^

^^^Sisil : selera pak Tama kayaknya, bakal ada drama sayang-sayang sekantor ini🥱^^^

^^^Dewi : entah, 😅 kita lihat saja nanti.^^^

^^^Nana : nambah daftar saingan aja😒😒😒^^^

^^^Parman :😅😅😅 makanya jangan mimpi, selera pak Tama setinggi anak baru itu.^^^

.

.

Begitulah kira-kira pergunjingan awal pesan grup WhatsApp kantor yang mereka buat dibelakang ketua tim mereka.

"Hari ini siapa yang free?" suara Tama mengejutkan semua tim yang sibuk dengan pergunjingan.

"Ada yang bisa dibantu pak?" Sisil sigap menjawab.

"Aku butuh satu orang untuk membantuku di luar."

"Aku bisa, Pak!"

Secara bersamaan, ada tiga orang yang siap mengajukan diri, Parman, Nana dan Siska. Hal itu membuat Tama menghela nafas, berpikir sejenak untuk membawa siapa.

...****************...

To be continue...

1
HARTINMARLIN
semoga aja Tyas sama Tama berjodoh
Marlina Bachtiar
nah loh ketemu lg sama Tama,jodoh tuh 🤣
Marlina Bachtiar
apa itu adiknya Tyas🤔
Marlina Bachtiar
pasti Tama tuh yg lg jalan, ketahuan kl Siska bukan pacarnya 🤭
Marlina Bachtiar
waduh takut Tyas cemburu ya 🤣🤣
Marlina Bachtiar
jangan lihat luarnya yg penting rasanya 👍
Marlina Bachtiar
pasti ngarep di anterin Tama 🤣🤣
Marlina Bachtiar
ternyata bapak" jg baca ya 🤭
HARTINMARLIN
bagaimana jalan kehidupan mereka berdua?.... akankah mereka berdua kejenjang pacaran 🤔🤔
HARTINMARLIN
lanjut lagi
HARTINMARLIN
sepertinya Tama mulai ada rasa suka kepada Tyas
HARTINMARLIN
hati-hati
HARTINMARLIN: iya typo nya 🤭🤭
𝒀𝑶𝑺𝑯: 😁😁😁 typo bunda
total 2 replies
HARTINMARLIN
semoga aja Tama bilang pacarnya 🤭🤭
🍁𝕬𝙮ͨ𝙚ͥ𝙨ꙵ𝙝ⷮ𝙖ⷽ❤ͽ֟֯͜᷍ꮴ❣️🔵
terpesona kah kamu "tama
Marlina Bachtiar
jgn balikan lg deh 😣
Marlina Bachtiar
temenan aja,jgn minta lebih 🤭
Marlina Bachtiar
waduh 🤣
Marlina Bachtiar
mimpi 🤣
Marlina Bachtiar
pura" tidur aja Tyas 🤫
HARTINMARLIN
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!