Perjalanan cinta seorang wanita bernama Risna menikah dengan seorang pria tampan bernama Ferry.
Ferry yang menderita penyakit akibat ulahnya sendiri mengkhianati isterinya dalam pernikahan mereka.
Bisakah mereka terus bersatu?.
Bisakah mereka bertahan dengan masalahnya?.
Apa saja masalah yang dialaminya?.
Cerita yang menguras pikiran dan teka teki menemani perjalanan cinta mereka. Ayo segera membacanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chrisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Sorot matahari mulai panas menyengat kulit sedangkan di sebuah kamar Risna yang terletak di lantai dua kamar yang biasanya tenang menjadi ramai atas perdebatan ketiga orang didepan kamar kosnya disaksikan kedua orang yang hanya diam mendengar perdebatan mereka.
"Lalu bagaimana Pak masa hanya karena Risna menolong saya yang sedang sakit tidak ada kebijakan sedikitpun buat dia!" kata Ferry.
"Bukan begitu Pak ini sudah menjadi kebijakan dan peraturan disini neng Risna juga sudah mengerti dan paham," kata Pak Burhan.
"Saya sudah membayar sewa kamar kos bulan ini Pak, apa tidak sebaiknya saya menghabiskan sisa harinya!" kata Risna mencoba memberi pengertian kepada Pak Burhan.
"Maaf neng peraturan yang sudah disepakati tolong ditaati bukannya saya tidak mau menolong untuk memberi toleransi tapi kalau dibiarkan kejadian seperti ini bisa terulang dengan penghuni yang lain," kata Pak Burhan.
"Apa perlu saya tambahin uang sewanya Pak untuk bulan ini!" kata Ferry sambil menatap tajam Pak Burhan.
"Maaf Pak saya tidak bisa," kata Pak Burhan. sambil mengkupkan kedua tangan didepan dadanya.
"Oke, ayo Na kamu ikut denganku!" kata Ferry, sambil menggandeng tangan Risna.
"Soal barang-barangmu semuanya, nanti sore ada yang membereskan" kata Ferry, didepan yang punya kos.
Risna keberatan karena dia tidak mau meninggalkan kamar kos yang sudah lama dia tempati, juga harus meminta kebijaksanaan ke pemilik kamar kos juga .
"Mas tapi...?" kata Risna.
"Tidak usah, nanti suruhanku yang akan membereskan semua" bisik Ferry sambil melangkahkan kakinya menggandeng tangan Risna.
"Maaf Pak... " teriak Risna. Kepada lelaki yang punya kamar kosnya, saat tangannya ditarik Ferry turun ke lantai bawah menuju area parkiran mobil.
Tak lama sampailah mereka didepan mobil, seperti biasa Ferry membukakan pintu dan menyuruh Risna masuk diikuti dia yang masuk disamping Risna, kemudian mobil melaju keluar dari area tempat kos.
"Mas, kenapa jadi begini, siapa yang melaporkan aku, ya?" tanya Risna, sambil menatap kedepan mobil.
Berbagai pertanyaan ada dipikiran Risna namun siapa sangka Ferry malah tersenyum dengan tingkah laku Risna yang kebingungan dan cemas namun bagi Ferry itu hal yang menarik.
"Barangku gimana nanti, ponsel, dompet tertinggal lagi" keluh Risna sambil menggaruk kepalanya dan berbicara sendiri.
"Sekarang aku harus tinggal dimana?" gerutu Risna.
"Mas, kenapa tadi tidak membiarkan aku menjelaskan semua ini!" omel Risna, sambil menatap Ferry tapi Ferry bukannya merasa bersalah atau merespon malah terlihat senyum di bibirnya.
"Mas... ss" sewot Risna karena tidak mendapat tanggapan dari Ferry.
Mobil berbelok menuju arah sebuah Apartemen mewah, lewat pos security, dua orang berdiri lalu membuka portal secara otomatis lalu memberi hormat, mobil berhenti didepan lobby Apartemen, seperti biasa Ferry keluar dan membukakan pintu mobil buat Risna, lalu menggandeng tangan Risna memasuki lobby, sebelumnya menyerahkan kunci untuk diparkirkan oleh penjaga pintu.
Banyak mata menatap Risna, mungkin mereka heran melihatnya berpakaian biasa kaos dengan celana pendek juga rambut kusut yang diikat tanpa ada rapinya, Risna malu tapi mau bagaimana lagi semua serba mendadak terjadi.
"Mas aku malu!" kata Risna, saat berada didepan pintu lift.
"Cuekin aja, ya" jawab Ferry.
Tingg..
Pintu Lift terbuka didalam masih kosong, merekapun langsung masuk dan Ferry memencet no lantai no 6.
Tingg...
Pintu Lift menutup dan membuka, menandakan lantai yang dituju telah sampai.
"Yuk Na!" kata Ferry, Risna hanya menganggukkan kepala.
"Mas ini Apartemen siapa?" tanya Risna dengan wajah penuh keheranan melihat sekitar Apartemen.
"Apartemen saya" jawab Ferry.
"Kenapa kita kesini?" tanya Risna, Ferry hanya tersenyum.
Mereka berjalan menyusuri Apartemen demi Apartemen, dikejauhan terlihat ada seseorang berdiri didepan sebuah pintu Apartemen, sambil memainkan ponselnya, seketika langkah Ferry berhenti didepan pintu, terlihat seorang wanita cantik dan sexy yang pernah Risna temui.
"Kamu ngapain disini?" tanya Ferry, dengan keterkejutan wanita itu yang sedang memainkan ponselnya sambil bersandaran di pintu Apartemen.
"Ferry, kamu darimana saja aku menunggumu sayang!" kata Tia, ya wanita itu bernama Tia yang mengaku sebagai calon istri Ferry kepada Risna di sebuah Restoran di mall.
"Kamu ngapain disini?" tanya Tia sambil menatap wajah Risna penuh ketidaksukaan, dia beralih melihat genggaman tangan Risna yang digenggam Ferry terlihat jelas ada rasa cemburu terpancar diwajah cantik Tia.
"Kak aku...!" jawab Risna.
Risna kebingungan harus bilang apa dan berusaha melepaskan tangan Ferry, tapi genggaman tangan Ferry sangat erat.
"Itu bukan urusanmu" kata Ferry.
"Sayang ada apa denganmu?" kata Tia sambil mendekati Ferry.
Ferry menatap dengan tatapan tajamnya kearah Tia, itu membuat Risna semakin merasa bersalah kepada wanita itu dan juga takut akan Ferry.
Cekrek...
Pintu Apartemen terbuka, setelah kartu ditempelkan di alat yang tertempel dipintu.
"Ayo Na, kamu masuk duluan!" kata Ferry.
"Tapi mas.." kata Risna, Ferry menatapnya, akhirnya Risna terpaksa masuk.
"Kamu, silahkan kamu pergi dari Apartemen saya, jangan pernah datang lagi kesini mengganggu hidup saya" kata Ferry, dengan nada tingginya yang suaranya terdengar menggelegar.
"Tapi Ferry.. aku calon istrimu, kamu tidak bisa seperti ini" kata Tia, berusaha memasuki Apartemen, Ferry lalu menarik tubuh Tia agar menjauh dari pintu.
"Jangan sampai aku kasar, keluar kamu dari sini!" kata Ferry, sambil menutup pintu Apartemen dan mengunci pintunya dari dalam.
Dug.. dug.. dug..
Ting.. tong...
Pintu Apartemen terus menerus digedor oleh Tia dan membunyikan bel tidak berhenti-henti.
"Ferry buka" teriak Tia dari pintu luar Apartemen.
"Ferry sayang buka, aku kangen?" teriak Tia.
Ferry tidak menghiraukan teriakan Tia yang semakin menjadi-jadi lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang, sedangkan Risna terdiam merasa serba salah juga rasa kasihan kepada Tia atas kejadian barusan.
"Hallo...kalian urus wanita gila didepan Apartemen saya, cepat!" seru Ferry melalui ponselnya lalu mematikannya secara sepihak.
Bersambung.... jangan lupa baca kelanjutan ceritanya ya Terima kasih.