NovelToon NovelToon
Seharum Cinta Shanum

Seharum Cinta Shanum

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang / Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Shanum dan Wira Wiguna sudah menikah selama 6 tahun dan memiliki seorang anak bernama Mariska namun kebahagiaan mereka harus diuji saat Niar, mertua Shanum yang sangat benci padanya meminta Wira menikah lagi dengan Aura Sumargo, wanita pilihannya. Niar mau Wira menikah lagi karena ingin memiliki cucu laki-laki yang dapat meneruskan bisnis keluarga Wiguna. Saat itulah Shanum bertemu Rivat, pria yang membuatnya jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pindah Ke Desa

Di depan rumah kontrakan sederhana itu, Shanum masih terdiam, mencerna tawaran tulus Rivat untuk kembali ke desa. Namun, tiba-tiba, sebuah suara nyaring terdengar dari arah mobil yang terparkir di ujung gang. Suara itu adalah suara benturan kaca yang sangat pelan.

"Duk!"

Rivat, yang memiliki insting tajam, segera menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Ia melirik ke arah mobil itu, lalu kembali menatap Shanum. Ekspresi wajahnya berubah tegang. Tanpa pikir panjang, Rivat segera bertindak. Ia merangkul Shanum, menariknya ke dalam pelukan yang kuat, dan membalikkan tubuh mereka, membiarkan punggungnya sendiri yang menghadap ke arah mobil Niar.

Seketika, Shanum terkejut. "Mas Rivat... ada apa?" tanyanya, bingung dengan gerakan Rivat yang tiba-tiba.

Dari dalam mobilnya, Niar menggeram kesal. Bidikannya meleset. Genggamannya pada pistol mengerat, jari telunjuknya gemetar. Ia tidak bisa mendapatkan Shanum, karena Rivat dengan sigap menjadi perisai. Ia memaki dalam hati, mengutuk Rivat yang tiba-tiba muncul.

Shanum, yang masih berada dalam pelukan Rivat, akhirnya melihat ke arah mobil Niar. Dari celah jendela mobil, ia melihat Niar duduk di kursi pengemudi, wajahnya terlihat sangat murka. Matanya membelalak, menyadari apa yang baru saja terjadi. Niar tidak hanya mengancamnya dengan kata-kata, tapi juga dengan nyawanya. Shanum shock, tubuhnya gemetar ketakutan, air mata kembali mengalir deras. Ia tidak menyangka Niar bisa bertindak sebrutal ini.

Niar yang menyadari dirinya telah ketahuan, tidak mau ambil risiko. Ia tahu polisi akan segera datang jika ia menembak lagi. Dengan amarah yang meluap-luap, ia menggeram kesal menggebrak kemudi. "Sialan!" umpatnya, frustrasi. Rencananya gagal lagi.

Tanpa membuang waktu, Niar segera menyalakan mesin mobilnya. Dengan kasar, ia memutar kemudi dan melarikan diri dari lokasi kejadian, meninggalkan Shanum dan Rivat dalam keheningan yang mencekam. Namun, amarahnya belum padam. Di dalam mobil, saat melaju kencang membelah jalan, ia mengepalkan tangan, rahangnya mengeras. Ia tidak akan menyerah.

Niar bersumpah akan melenyapkan Shanum selama-lamanya. Ia tidak peduli lagi dengan cara apa pun. Jika Shanum terus hidup, Niar tidak akan pernah bisa tenang. Ia bertekad untuk menyingkirkan Shanum, sekali dan untuk selamanya, agar ia dan keluarganya bisa hidup bahagia tanpa kehadiran wanita itu. Ancaman Niar kini tidak hanya sebatas kata-kata, tapi sudah menjadi niat pembunuhan yang mengerikan. Shanum dan Rivat kini tahu, nyawa Shanum benar-benar dalam bahaya.

****

Di ruang keluarga mewah milik keluarga Wiguna, Wira duduk di sofa, tatapannya kosong. Kondisi fisiknya mulai pulih, namun ingatannya masih gelap. Ia tidak bisa mengingat apa pun, dan hal itu membuatnya merasa cemas. Tiba-tiba, Aura datang. Ia membawa sebuah keranjang buah-buahan segar, wajahnya dihiasi senyum ramah yang selalu ia tunjukkan di depan Wira.

"Selamat pagi, sayang. Aku membawakan buah kesukaanmu," kata Aura lembut, meletakkan keranjang itu di meja. Ia duduk di samping Wira, meraih tangan pria itu dan mengusapnya perlahan. "Kamu harus banyak makan buah agar cepat pulih."

Wira menatap buah-buahan itu, mencoba mengingat apakah ia benar-benar menyukainya. Tidak ada kilasan ingatan yang muncul. "Terima kasih, Aura."

"Aku senang melihatmu di rumah. Rasanya tidak lengkap tanpamu," Aura memulai lagi narasinya, ia terus mencekoki Wira dengan cerita bohongnya. "Ingat tidak, dulu kita sering menghabiskan waktu di sini, bermain catur, atau menonton film. Kamu selalu kalah dariku saat bermain catur."

Wira mengerutkan dahinya. Ia mencoba mencari-cari ingatan tentang catur, namun yang ada hanya kekosongan. "Aku... tidak ingat."

Aura tidak menyerah. Ia tahu amnesia Wira adalah kesempatan emasnya. "Tidak apa-apa, sayang. Perlahan-lahan pasti akan kembali. Yang penting, kamu ingat kan kalau kita akan segera menikah?"

Wira menatap Aura dengan bingung. "Menikah?"

"Iya," jawab Aura, suaranya dipenuhi keyakinan. "Kita sudah bertunangan. Aku bahkan sudah mulai merencanakan konsep pernikahan kita. Mama Niar juga setuju. Kita akan menikah setelah kamu benar-benar pulih."

Aura terus memanipulasi Wira dengan mengatakan bahwa mereka sudah bertunangan dan akan segera menikah. Ia membuat Wira merasa bahwa itulah takdirnya. Ia bahkan menunjukkan beberapa foto yang sudah ia edit, di mana mereka terlihat mesra. Semua itu dilakukan Aura agar Wira tidak pernah menaruh curiga pada dirinya, Niar, dan Sheila.

"Aku mencintaimu, Wira. Dan aku tahu kamu juga mencintaiku," bisik Aura, menatap Wira dengan sorot mata penuh kepalsuan. "Kita akan bahagia bersama. Selamanya."

Wira hanya bisa mengangguk, menerima setiap perkataan Aura sebagai kebenaran. Ia tidak punya pilihan lain. Ingatannya yang hilang membuat ia tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang palsu. Tanpa Shanum yang bisa membantunya, Wira terjebak dalam sangkar kebohongan yang dibuat oleh Aura, Niar, dan Sheila.

****

Shanum dan Rivat tiba di desa pada sore hari. Jalanan berkelok yang membelah ladang dan pepohonan rindang menyambut mereka, kontras sekali dengan hiruk pikuk kota yang penuh teror. Mariska, yang duduk di pangkuan Shanum selama perjalanan, terlihat lebih tenang, namun matanya masih memancarkan ketakutan. Kejadian di depan rumah kontrakan saat Niar mengancam dan membidik Shanum, telah meninggalkan trauma mendalam.

Setibanya di rumah, Pak Pamuji dan Bu Roro menyambut kedatangan mereka dengan tangan terbuka. Senyum hangat Bu Roro langsung mengembang saat melihat Shanum.

"Nak Shanum! Syukurlah kalian kembali," seru Bu Roro, segera memeluk Shanum. "Kami sudah khawatir sekali. Masuk, Nak. Kalian pasti lelah."

Mariska, yang masih sedikit cemas, langsung digendong oleh Pak Pamuji. "Wah, cucu kakek sudah datang," goda Pak Pamuji, membuat Mariska tersenyum malu.

Di dalam rumah, Shanum merasa lega sekaligus tak enak hati. Ia melihat sekeliling, merasakan kehangatan yang tulus. "Maaf, Pak, Bu. Kami kembali lagi. Saya... saya tidak punya tempat lain untuk pergi," ucap Shanum, suaranya dipenuhi rasa bersalah.

"Sstt, sudah. Jangan bicara begitu," Bu Roro mengusap punggung Shanum. "Kamu ini sudah seperti anak kami sendiri. Kami senang kalian kembali. Di sini, kalian akan aman."

Namun, di balik kehangatan itu, Shanum tahu ancaman Niar masih mengintai. Teror Niar makin brutal, dan membuat Mariska menjadi takut. Setiap kali Mariska melihat wanita berambut sebahu atau mobil mewah, ia akan meringkuk di balik Shanum, matanya penuh ketakutan. Bayangan Niar yang membidik Shanum dengan pistol, yang diceritakan Rivat padanya, terus menghantui Shanum. Ia tidak tahu apa yang Niar rencanakan selanjutnya.

Malam itu, setelah Mariska tidur pulas, Shanum duduk di teras bersama Rivat. "Saya berharap... di sini saya bisa memulai semuanya, Mas," ucap Shanum lirih, menatap langit malam yang bertabur bintang. "Saya ingin bisa hidup normal bersama Mariska. Tanpa harus takut."

"Pasti bisa, Shanum," Rivat menatapnya dengan yakin. "Di sini, tidak ada yang bisa menyentuh kalian. Kami akan melindungi kalian. Kamu bisa bekerja di ladang bersama kami. Mariska bisa bermain dengan anak-anak desa. Perlahan, semuanya akan kembali normal."

1
Rohmi Yatun
dari awal cerita kok wira sama Bpk nya tu gk pinter jdi laki2.. heran aja🤔
Hatus
Shanum yang sabar ya.. terkadang mendapat suami baik ada aja ujiannya, apalagi jika ujian itu dari mertua 🥹
Hatus
Padahal, senang itu di puji🤭
Hatus
Romantisnya 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!