Tidak pernah terpikirkan dalam benak Aurora akan menjadi pelakor dalam hubungan rumah tangga seseorang notabene nya rumah tangga keluarga nya sendiri? bagaimana tidak dirinya pernah melakukan ' ONE NIGHT STAND ' dengan seorang pria bernama Arthur dan pria itu menjadi ayah tirinya.
Kaget dan tidak percaya itu yang Aurora Gabriella Vincci rasakan dan dia berpikir Arthur sudah melupakan kejadian satu tahun yang lalu itu namun semuanya salah.
Ternyata Arthur menikahi ibu Aurora karena memiliki tujuan tertentu bukan memikat hati Aurora. awalnya Arthur kaget ternyata sang anak tiri nya wanita yang selama ini dia cari-cari.
Karena tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman Aurora memutuskan untuk pergi ke Kota J berkarir disana agar terhindar dari jeratan Arthur yang semakin menggila padanya.
Tapi suatu hari Arthur menemukan keberadaan nya dan meminta Aurora untuk menjadi istrinya sebagai bentuk tanggung jawab dan kerja sama dalam mengungkapkan penyebab kematian Allard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laura Mengamuk
Australia, tempat tujuan Laura saat ini untuk bertemu dengan Jacob dan Fabio serta beberapa organisasi gelap yang menaungi dirinya.
Saat ini mereka tengah berbincang-bincang di sebuah kapal pesiar yang berlayar menuju sebuah pulau yang berada di tengah-tengah lautan lepas yang merupakan milik Fabio khusus untuk orang-orang bersangkutan seperti mereka yang bisa memasuki wilayah pribadi itu.
" Jadi bagaimana dengan rencana selanjutnya? " tanya Jacob menghisap cerutu nya.
" Aku sudah berencana secepatnya untuk meminta tanda tangan wanita itu. " jawab Laura kembali meminum wine nya.
" Kenapa kau tidak meminta tanda tangan nya sejak awal saja kenapa baru sekarang? " tanya Fabio membelai wajah wanita itu.
" Aku awalnya memberi saran seperti itu, tapi sepertinya ada pengganggu yang membuat Nona Laura tidak bisa melakukan nya. " bukan Laura yang menjawab melainkan Jacob.
" Ya, kau berhasil menebak jalan pikir ku rupanya Jacob . " ucap Laura.
" Siapa dia? bukannya dia tidak memiliki keluarga satu pun selain Allard yang sudah mati? . " ucap Fabio.
" Pembantu dalam rumah ku, Namanya Nina dia yang selalu menjadi Bakingan wanita muda itu selama hidupnya, dia selalu mencurigai ku jika aku berdekatan dengan Aurora. " jelas Laura kesal.
" Tapi dia tidak mengetahui seluk-beluk rumah tangga kalian selama ini kan. " tanya Fabio.
" Kau salah Fabio, dia memiliki peran penting dalam kehidupan keluarga Allard, dia mengetahuia semua kehidupan rumah tangga Allard hingga dengan ku. " ucap Laura.
"Apa kau tidak berniat menyingkirkan nya juga? " tanya Jacob merasa tertarik mendengarnya.
" Awalnya ya karena wanita tua itu sudah terlalu banyak mengetahui rahasia keluarga Allard dan rumah tangga kami, tapi setelah kupikir-pikir lagi tidak ada guna nya aku membunuh wanita bau tanah itu. " ucap Laura.
" Selagi wanita tua itu tidak pernah ikut campur urusan ku dan mengusik rencana ku, aku tidak masalah. " sambung Laura.
" Kapan kau akan meminta nya? mau sampai kapan kau menunda-nunda terus keinginan mu? bisa saja wanita muda itu mengetahui rencana mu lebih cepat. " ucap Jacob.
" Tenanglah rencana nya sehabis dari sini, aku akan menemuinya secepat mungkin. " jawab Laura.
" Jadi rencana apa yang akan kau suruh padaku hingga kau jauh-jauh menemuiku. " tanya Jacob.
" Hanya kecil saja, jika wanita muda itu lebih cepat menyadari nya kau bunuh saja dia untuk menyusul kedua wanita yang berada di alam baka sana. " ucap Laura menyerahkan beberapa surat dokumen.
Diantara nya surat dispensasi hasil rencana penghilang nyawa dan surat kuasa hukum dan surat warisan.
" Apa maksudmu semua ini? " tanya Jacob.
" Surat pertama itu, jika kau berhasil menyekap wanita itu dan menghabisinya kau dapat uang dispensasi 30 persen dari ku dan jika jasatnya berhasil kau buang sejauh mungkin intinya tidak tercium para polisi dan anggota FBI maka ku tambahkan sisanya 50 persen. " jelas Laura.
" Lalu surat kedua ini, apa untuk ku? jika suatu saat tercium jejak yang ku lakukan? " tebak Jacob menarik alisnya keatas sebelah.
" Ya, tapi kau tenang saja selagi aku masih mempunyai kekuasaan kau tidak perlu mencemaskan tentang pengadilan itu. " ucap Laura meyakinkan.
" Hm... " lelaki itu tertawa remeh sembari menghisap cerutu nya.
" Aku bukan organisasi sembarangan yang bisa dilacak para organisasi berseragam jadi kau tidak usah mempermasalahkan hal itu, orang-orang ku tersebar luas di berbagai tempat. "
" Apa kau ingat kejadian 14 tahun dan 15 tahun yang lalu bagaimana aku menghabisi mangsa sekali dua dalam dua tahun. " sambung Jacob.
" Ya, bagaimana bisa aku melupakan kejadian beberapa tahun silam, tahun dimana hari kebahagiaan ku tiba setelah kematian kedua orang pengganggu itu. " ucap Laura menghembuskan asap rokok dalam mulutnya.
" Kau tidak perlu meragukan ku lagi, buktinya sampai sekarang aku masih berada dihadapan mu tanpa cacat apapun kan. " ucap Jacob sombong.
" Kau benar, aku salah mewanti-wanti dirimu hahaha.... " ucap Laura tertawa diakhir kalimatnya.
" Jadi hanya itu rencana mu sekarang? " tanya Jacob lagi.
" Tidak, banyak rencana yang tersusun rapi dalam otak ku saat ini, hanya saja aku harus melakukan nya satu-satu bukan? agar orang-orang tidak mencurigai ku. " ucap Laura.
" Jadi kau menyingkirkan si pemegang kunci utama dulu baru kau akan menyingkirkan pria itu kan. " tanya Fabio.
" Ya, itu adalah ide yang selalu terbesit dalam benak ku setiap malam. " ucap Laura tertawa gila.
...✿ ✿ ✿ ✿...
MALAM HARI NYA.
Masih di tempat yang sama di Australia, Laura tengah menonton sebuah siara TV yang membuatnya terkikik kegelian setelah menghabiskan waktu setengah hari penuh di luar dan malam kali ini dirinya ingin menikmati hidangan makanan yang telah tertata rapi di atas meja ruang TV nya.
Dengan ditemani sebotol Wine yang ia pesan betapa bahagia nya hati Laura saat ini karena sebentar lagi rencana yang selama ini dirinya tunggu-tunggu akhirnya akan dia jalankan.
Laura sudah membayangkan hal-hal apa yang akan dia lakukan nanti saat semua surat dokumen milik Allard jatuh padanya dan berhasil mendepak kedua manusia bodoh itu ah lebih tepatnya untuk Aurora yang terlalu bodoh selama ini.
Laura yang baru sadar dirinya belum mengecek rekaman CCTV yang berada di kamar dan ruang kerja nya ia mengambil Laptop dan menghidupkan nya beberapa saat berlalu...
Laura memperhatikan dengan seksama selama beberapa jam Laura berpikir tidak akan ada yang bakal masuk kedalam kamar dan ruang kerja nya karena memang dirinya sudah memberi perintah dan peringatan pada orang rumah agar tidak menyentuh area kamarnya sedikit pun.
Namun Laura salah saat ia hendak mematikan Laptopnya tiba-tiba saja ada seseorang yang masuk kedalam kamarnya terdengar dari suara video itu.
Laura menelisik dari penampilan dan cara jalan orang itu tampak seperti Aurora dan benar saja saat wanita itu menolehkan kepalanya keatas dapat terlihat wajah Aurora dengan jelas.
Marah dan geram itu yang Laura lakukan saat ini ia menonton rekaman video CCTV itu hingga tiba dimana wanita muda itu dengan lancang memasuki ruangan kerja nya dan mengobrak-abrik semua isi lemari nya sama seperti yang ia lakukan dikamar nya.
" Berani sekali wanita itu! " umpat Laura semakin gelap mata saat wanita itu tidak sengaja menjatuhkan dokumen dan menemukan beberapa dokumen penting yang berisikan semua harta benda dan surat-surat pribadi dalam rumah itu.
Laura langsung menutup Laptopnya dia mengganti pakaian nya dan memasukan asal semua pakaian nya dalam koper, dia akan memberi perhitungan pada wanita kurang ajar itu yang berani mengambil semua dokumen milik Allard.
DRRT...
DRRT...
DRRT...
DRRT...
" Halo, kenapa kau menghubungi mu malam-malam? " tanya Jacob diseberang sana.
" Rencana berubah, malam ini temukan Aurora dan hubungi aku dimana wanita kurang ajar itu berada. " ucap Laura geram.
" Apa aku langsung membunuhnya saja atau bagaimana nantinya? " tanya Jacob santai.
" Kau siksa saja dia dan seret tubuhnya ke dalam markas mu, kita bertemu disana nanti. " ucap Laura matanya menggelap saat ini.
" Halo, ada apa kau menelepon ku sayang? " tanya Fabio diseberang sana.
" Fabio, malam ini kita terbang ke AS. " ucap Laura diseberang sana dengan mobil yang sudah melaju membelah jalanan yang tampak sepi.
" What! kenapa tiba-tiba sekali? apa terjadi sesuatu? " tanya Fabio yang tidak bisa menahan kagetnya.
" Ya, wanita kurang ajar itu telah berani mengobarkan api pada singa lapar. " ucap Laura.
" Baiklah, aku akan mempersiapkan pesawat Jet ku, tunggu di bandara 20 menit lagi kita akan penerbangan. " ucap Fabio tampak tegas dan mematikan sambungan telepon.
" Sial! seharusnya ku singkirkan saja dia sejak bapak nya mati! " umpat Laura memukul-mukul setir mobilnya tanpa henti melampiaskan amarah nya yang membuncah.
