Seorang laki-laki yang berhasil mendapatkan pujaan hatinya dengan kelicikan yang dia lakukan
Di baca aja ya, silahkaaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yasmin Namanya
Sejak semalam sampai pagi ini, Adrian irit bicara. Laki-laki itu tidak bersemangat karena kondisi Airin yang sedang datang bulan, membuat mereka harus menunda malam pertama yang sudah ia nanti-nantikan.
Meski Airin sudah memberi penjelasan, tampak suaminya itu masih murung dan menekuk bibirnya. Namun ia bisa apa, memang sudah waktunya datang bulan. Tidak ada lagi yang bisa mereka selain menunggu hingga waktunya tiba.
Airin sudah bersiap untuk berangkat kuliah. Namun Adrian, lelakinya itu masih meringkuk diatas sofa, seperti tidak berniat pergi karena ia baru memakai celana pendeknya. Adrian bermalas-malasan.
Airin menghela nafas panjang, ia hampiri Adrian dan menarik kedua tangannya sekuat tenaga,
"Ayo, Adrian..."
"Nanti telat."
"Males."
"Jangan gitu dong, ayo bangun..."
"Banguuun- Aaakh." Airin menjerit, Adrian berbalik menarik tangannya sampai ia jatuh diatas Adrian yang bertelan jang dada,
"Rin? Gue-"
"Adrian?..."
"Aku nggak ada waktu, pagi ini aku kelasnya Pak Brata, kalo telat bisa gawat."
Mendengar ucapan Airin, Adrian berdecak sebal, ia langsung mengangkat Airin dari atasnya dan segera bersiap tanpa mengatakan apa pun, raut wajahnya juga menunjukkan perbedaan.
"Kamu masih marah?." Tanya Airin sambil menghampiri Adrian, suaminya itu terdiam dan tetap melanjutkan kegiatannya,
"Adrian?." Airin mengikuti pergerakan Adrian yang terlihat sibuk,
"Hey." Akhirnya Airin berhasil menahan langkahnya, tangannya memegang erat kedua lengan Adrian memintanya untuk diam ditempat,
"Nanti telat, Rin."
"Sebentar, kamu masih marah soal semalem?."
"Biasa aja."
"Biasa aja gimana? Sampe sekarang kamu diam aja..."
"Aku kan udah bilang, cuma beberapa hari. Nggak sampe berminggu-minggu..."
"Aku minta kamu sabar, bisa kan?."
"Hm."
"Adriaaan?."
Adrian melenggang pergi begitu saja, meninggalkan Airin yang tercengang di posisinya, "Dia se-kecewa itu?."
Airin langsung menyusul, ia kejar Adrian yang hampir tiba di mobilnya, "Aku aja yang nyetir..."
"Kamu lagi bad mood." Airin merebut kunci mobil dari tangan Adrian dan segera memasukkan lelakinya itu pada kursi disamping kemudi,
"Kalo cemberut gantengnya ilang, lho." Airin berusaha menghibur Adrian, ia kecup pipinya tanpa permisi sebelum menutup pintunya.
"Gimana caranya bikin Adrian happy lagi?."
Beberapa menit sudah berlalu, Airin dan Adrian sudah tiba di kampus. Airin memarkir mobilnya di ujung, bersembunyi dari keramaian. Berjaga-jaga apa bila Vina atau orang lain melihatnya menyetir mobil Adrian, bisa di pastikan ia akan menjadi bahan perbincangan.
"Aku masih pengen berduaan sama kamu, tapi aku buru-buru..."
"Aku ke kelas, ya..."
"Jangan ngambek lagi." Airin mendekat, ia berikan lagi kecupan pada Adrian. Bukan di pipi, melainkan di bibir.
"I love you..."
"Bye." Airin pun turun dari mobilnya dan segera berlari menuju gedung fakultasnya.
"Dia bilang i love you?..."
"Pertama kalinya?."
Adrian bersandar, ia lemas seketika. Seakan salah tingkah, ia tidak sadar sebuah senyuman lebar menghiasi bibirnya.
Bahkan saking bahagianya, ia sampai tertawa. Akhirnya Airin mengatakan satu kalimat yang sangat ingin ia dengar. Dan sepertinya, tanpa di sengaja dan tanpa di sadari, Airin telah membuat Adrian kembali dengan mood terbaiknya.
Hari sudah semakin sore dan Adrian baru tiba di rumah setelah beberapa jam menghabiskan waktu di kampus. Ia duduk sejenak di ruang keluarga sebelum pergi ke bengkel mobilnya, ia harus menyelesaikan beberapa urusan disana.
Adrian memanggil Ana, memintanya untuk membuatnya segelas minuman. Sambil menunggu, ia membuka ponselnya dan membuka pesan singkat dari Airin yang masuk beberapa menit lalu.
"Kamu dirumah, gak? Kalo iya, aku minta tolong, kasih makan ikan aku, ya."
"Ya, gue dirumah. Boleh, tapi apa imbalannya?."
"Imbalan apa? Hm, kamu masih ngambek?."
"Ya udah, nanti aku cium."
"Cium aja?."
"Ciuman! Sepuasnya!."
"Laksanakan."
"Huh! Minta tolong sedikit aja imbalannya sepuasnya?!."
"Ok, ikan lo nggak gue kasih makan."
"Eh! Jangan gitu dong! Ya udah iya!."
"Pake tanda seru mulu? Gak ikhlas ngasih imbalannya?."
"IKHLAS!!!."
"Tuh, capslock segala, tanda serunya banyak lagi."
"Astaga, Adriaaan..."
"Ya, udah, maafin aku ya Sayangku, Suamiku 🥰😘💋
"Sekarang, tolong kasih makan ikannya 🐎."
"Itu kuda."
"SALAH PENCET!!!."
"Hahahaha." Adrian tertawa keras, ia bisa membayangkan raut wajah Airin yang bisa dipastikan sudah sangat kesal. Dan sebaliknya, berbalas pesan dengan Airin membuat suasana hatinya semakin baik. Ia merindukan istrinya itu.
"Makasih, Mbak." Ucap Adrian saat Ana menaruh gelasnya diatas meja,
"Sama-sama, Den..."
"Hm, Den Adrian, itu..." Ana menunjuk kearah pintu utama, sosok Yasmin datang tanpa permisi dan berjalan menghampiri ruang keluarga. Adrian mengernyit, ia masih ingat betul siapa Yasmin.
"Ini cewek jelek yang kemarin, kan? Ngapain kesini lagi?."
"Itu tamunya Mama, tolong panggilin Mama, Mbak." Ucap Adrian pada Ana
Adrian mengambil gelas minumannya dan hendak meninggalkan ruang keluarga. Namun Yasmin malah mendekatinya, ia bahkan berani menghadang langkahnya.
"Minggir."
"Kamu mau kemana? Kok pergi?."
"Gue bilang minggir."
"Jangan tinggalin tamu, dong. Nggak baik."
"Lo tunggu nyokap gue disitu."
"Aku bukan mau ketemu Tante Inez, tapi mau ketemu kamu."
"Apa?."
"Iya, mau ketemu kamu."
"Urusan?."
"Hm, gak ada urusan, sih? Cuma mau kenalan aja, nggak boleh, ya?."
"Nggak minat."
Adrian sudah malas menghadapi Yasmin, ia pun kembali berjalan menuju tangga. Namun, ia sempatkan untuk berbalik dan menatap Yasmin sejenak,
"Lain kali tau tempat, ini bukan diskotik." Ucap Adrian sebelum kembali melangkah,
Yasmin pun terperangah, ia langsung tatap dirinya yang memakai pakaian minim dan cukup terbuka. Ternyata Adrian menyadarinya dan itu cukup membuatnya senang. Tetapi, bukan ini yang ia inginkan, ia harus bisa mendekat Adrian, sesuai perintah Inez.
Ya, Inez. Sejak kemarin, Inez yang meminta Yasmin datang dan mendekati Adrian. Inez sedang menjalankan rencananya untuk memisahkan puteranya dengan sang istri, Airin. Perempuan yang tidak ia sukai.
Hendak membuka pintu kamar, Adrian menoleh, suara sepatu heels yang dipakai Yasmin menarik perhatiannya. Perempuan itu mengikutinya sampai atas. Dan itu membuat Adrian semakin tidak suka, ia layangkan tatapan tajam tanpa permisi,
"Lo ngapain?."
"Masa aku di tinggal? Aku kan tamu kamu, aku mau ketemu kamu."
"Gue nggak kenal sama lo."
"Ya, makanya kita kenalan? Aku Yasmin." Yasmin menunjukkan senyum terbaiknya sambil mengulurkan tangan. Namun Adrian malah menatapnya dengan tatapan hina,
"Siapa yang nyuruh lo kesini?."
"Ha? Maksud kamu?." Yasmin mulai takut, uluran tangannya yang tidak berbalas, membuatnya harus menurunkan tangannya itu,
"Maksudnya apa?."
"Lo dateng, pake baju kayak gini, ngikutin gue ke kamar..."
"Lo disuruh siapa?."
"Enggak, kok. Nggak di suruh siapa-siapa. Aku tulus mau kenalan sama kamu..."
"Kan kata Tante Inez, siapa tau kita cocok."
"Jadi nyokap gue yang nyuruh."
"Eh, enggak. Aduh."
"Lo mau pergi sendiri atau gue usir?."
"Jangan usir aku dong, aku udah dateng jauh-jauh, lho." Yasmin merajuk, ia memberanikan diri untuk meraih tangan Adrian,
"Aku nggak boleh masuk?." Yasmin bertanya sambil melirik kedalam kamar, "Istri kamu nggak ada, kan?."
"Ck." Adrian sudah kesal, ia menarik tangannya dari Yasmin,
"Cewek modelan kayak lo, emang pantesnya ke diskotik..."
"Godain Om, Om hidung belang, bukan suami orang."
"Adrian? Kok ngomongnya gitu, sih? Aku-"
"Satu lagi..."
"Kalo nggak punya harga diri, minimal masih punya malu..."
"Atau nggak punya dua-duanya?." Adrian tersenyum sengit, ia masuk kedalam kamar dan membanting pintu dengan kencang,
"Adrian!..."
"Aku nggak terima ya di rendahin sama kamu!." Yasmin berteriak dari luar, tangannya pun menggedor-gedor pintu
"Di rendahin? Padahal dia yang ngerendahin dirinya sendiri..."
"Cewek stress."
Adrian meneguk minumannya dan langsung melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda,
"Gara-gara cewek jelek itu dateng, gue jadi kelamaan..."
"Kalo ikannya sampe mati, gue juga mati dihabisin Airin."
Adrian bergegas, ia langsung memberi makan ikan-ikannya saat itu juga.
"Sip. Kasih laporan dulu ke Nyonya."
Adrian mengambil foto setelah menyelesaikan kegiatannya. Dan ia kirim foto itu kepada Airin,
"Done. Gue tunggu imbalannya."
"Lho, baru dikasih makan? Dari tadi ngapain aja?."
"Gue mules tadi."
"Alesan."
"Jangan lupa imbalannya."
"Diingetin mulu?".
"Takut lupa."
Adrian terkekeh, ia menaruh ponselnya dan beralih menatap ikan-ikan cantik yang ada di depannya,
"Kayaknya gue bisa manfaatin ikan ini biar Airin mau cium gue terus, haha..."
"Mulai sekarang kita kerja sama, oke?."
...••••...
Bersambung dulu yaaaa
kayak biasa... jangan lupa tinggalkan jejak biar aku semangat update
Nih dapet kiss dari Adrian buat para readers setia 💋💋💋💋💋
🧑 gak
👧aku cium y
🧑 ok
sumpah ini mereka knpa siihh 😭😭 mood bgt bacanya